Selamat Datang Di Kampus Ceria.. MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH KAYUTREJO " Mandiri Santun Cerdas " (Mimka MSc) Status Terakreditasi ~ Terimalah Salam Kami Asalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarokaatuh, Mimka Selalu ada yang baru. "Silaturrohmi Alumni, Menjalin Ukhuwah Dunia Akhirat; Mempersiapkan Siswa - Siswi Madrasah yang Mandiri, Santun dan Cerdas

Sabtu, 29 Oktober 2011

Sejarah Soempah Poemoeda


Pemuda memang  selalu menjadi ujung tombak bagi perubahan diindonesia sejak zaman penjajahan sampai sekarang dan insysAlloh sampai masa yang akan dating selagi para pemuda itu solid, kreatif inovatif dan bersatu seperti yang telah ditunjukkan para pemuda sekitar 83 tahun yang lalu sehingga lahirlah Sumpah Pemuda.
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.
Rapat Pertama, Gedung  Jongenlingen Bond
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat Kedua, Gedung Oost-Java Bioscoop
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Rapat Ketiga, Gedung Indonesisch Huis Kramat
Pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :
PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.
KEDOEA
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA

Jumat, 28 Oktober 2011

Si Pahit Lidah


Apakah anda Pernah membaca cerita rakyat yang berjudul si pahit lidah ….. okey simaklah  cerita berikut
 Yaaah…… Layaknya daerah lain, seperti Kisah Gunung Tangkuban Perahu, Candi Borobudur, dll. Danau Ranau memiliki Legenda tersendiri yaitu SI PAHIT LIDAH dan SI MATA EMPAT.
Konon kabarnya hidup seorang yang sangat sakti yaitu Si Pahit Lidah, karena saking lidahnya pahit dapat mengkutuk orang, binatang, atau benda apapun menjadi batu. Hal ini dipercaya karena adanya situs peninggalan zaman dahulu kala yaitu BATU KEBAYAN (candi sepasang pengantin) yang puing-puingnya masih tersisa di dekat Desa Jepara, kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan. Dan konon dipercaya banyaknya situs (arca atau patung) di daerah Ranau seperti: Batu Lesung, di Subik dan sebagainya adalah akibat sumpah dari Si Pahit Lidah.
Beberapa ahli dari Belanda sempat melakukan penelitian terhadap situs-situs tersebut mereka menyatakan bahwa situs-situs tersebut adalah peninggalan kebudayaan Budha dan Hindu yang sempat ada sebelum Islam masuk ke Ranau. Jika ditilik dari sejarah memang dari cerita Pangeran Singa Juru (Raja pertama Ranau) yang berguru sampai ke Majapahit, tentulah hal itu masih ada relevansinya.
Kembali ke cerita Si Pahit Lidah, konon kabarnya pula, ada seorang yang sangat sakti dari daerah lain yaitu Si Mata Empat, yang ingin menguji kesaktian Si Pahit Lidah.
Lalu terjadilah uji kesaktian dengan ending kalahnya Si Pahit Lidah. Karena serakah Si Mata Empat menjilat lidah Si Pahit Lidah dengan tujuan untuk mengambil kesaktiannya. Namun ternyata Si Mata Empat langsung keracunan dan mati oleh racun dari lidah Si Pahit Lidah.
Cerita diatas tentu saja sebatas mitos, namun bagi masyarakat Ranau, termasuk saya pribadi cerita tersebut adalah cerita turun temurun yang merupakan ciri khas dan kebanggaan masyarakat Ranau.
Bahkan ketika saya lagi SD, cerita ini pernah diangkat ke layar lebar dengan bintangi oleh aktor senior Advent Bangun (bintang laga terkenal diera 80 s.d 90-an). Dan semua anak-anak sekolah SD, SMP, dan SMU diwajibkan menonton film yang menceritakan legenda tersebut. Cukup lucu memang. Tapi sisi positifnya adalah bangkitnya rasa kebanggaan terhadap tanah kelahiran yaitu Ranau.
Dan anehnya cerita Si Pahit Lidah ada juga di daerah kabupaten lain di Sumsel seperti di Pasemah Lahat, konon ada batu / patung gajah juga kutukan Si Pahit Lidah.
Bagi saya pribadi dengan adanya legenda adalah sebuah warisan kebudayaan yang harus terus diceritakan ke generasi penerus. Untuk bercerita bahwa kita punya asal usul.
Dan kita harus bangga dengan bangsa kita yang kaya dengan warisan budaya.

Sekilas tentang Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat,
ditulis oleh
Rama
sanak Jepara,
umpu alm.Hasbini Ramli,

Rabu, 19 Oktober 2011

foto kegiatan


OLGA... ( Olahraga Gembira) 
eh.. sayang da yang ga berseragam Olahraga

Senin, 17 Oktober 2011

Profil Madrasah

MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH KAYUTREJO

Alamat 
Dusun Pojok Desa Kayutrejo 
Kecamatan Widodaren kabupaten Ngawi

Nomor Statistik Madrasah (NSM) 
1112.35.21.0076


NPSN
20539301

Kepala Madrasah 
Drs. Abdul Aziz zarkasi

Dewan Guru
          Muh Fajar Hudi Aprianto, S.Ag

Nila Puspitasari, S.Pd.Si 

                                      Aning Nurul Khoiriyah, SE


                                                                                Kustiyah, A. Ma


                                 Khoirul Wakidah, S. Pd.


                                  Supriyanto, S. Pd.I

          Nur Muhlisin, A. Ma.

Komite Madrasah:

Suwarto, S. Pd.