Selamat Datang Di Kampus Ceria.. MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH KAYUTREJO " Mandiri Santun Cerdas " (Mimka MSc) Status Terakreditasi ~ Terimalah Salam Kami Asalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarokaatuh, Mimka Selalu ada yang baru. "Silaturrohmi Alumni, Menjalin Ukhuwah Dunia Akhirat; Mempersiapkan Siswa - Siswi Madrasah yang Mandiri, Santun dan Cerdas

Selasa, 30 Oktober 2012

Sejarah Singkat Sumpah Pemuda



Pada tanggal 27 Oktober 1928 dilangsungkan Kongres Pemuda II di Jakarta. Kongres ini diprakarsai oleh PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang didirikan di Jakarta pada tahun 1926, anggotanya kebanyakan mahasiswa sekolah hukum dan beberapa mahasiswa kedokteran di Batavia.1) Kongres ini dihadiri oleh 9 organisasi pemuda yang paling terkemuka, yaitu Jong Sumatranen Bond, Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Islamienten, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi dan PPPI.2)
Selain para pemuda, kongres juga dihadiri oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional dari partai politik, diantaranya Soekarno, Sartono, dan Sunaryo.3) Selain itu, hadir pula 2 orang utusan volksraad dan 2 orang wakil pemerintah Hindia Belanda, yaitu Dr. Pijper dan Van der Plas. Keduanya adalah tokoh Inlandsche Zaken.4)
Susunan panitia kongres adalah sebagai berikut: Ketua adalah Sugondo Djojopuspito dari PPPI, Wakil Ketua dari Jong Java (Djoko Marsiad), Sekretaris dari Jong Sumatranen Bond (Muh. Yamin), Bendahara dari Jong Bataks Bond (Amir Syarifuddin), Pembantu I dari Jong Islamienten Bond (Djohan Muh Tjai), Pembantu II dari Pemuda Indonesia (Kotjosungkono), Pembantu III dari Jong Celebes (Senduk), Pembantu IV dari Jong Ambon (J. Leimena), dan Pembantu V, Rohjani dari Pemuda Betawi.5)
Pokok persoalan yang dibahas dalam kongres tersebut adalah bagaimana cara mendapatkan bentuk persatuan di antara pemuda-pemuda Indonesia yang sudah lama dicita-citakan oleh para pemuda dan mahasiswa Indonesia, baik di Indonesia maupun di negeri Belanda.
Kongres Pemuda II berlangsung dalam rapat umum terbuka di tiga tempat yang berbeda, menampilkan tiga prasaran, yaitu “Persatuan dan Kebangsaan Indonesia” oleh Muh. Yamin, “Pendidikan” oleh Nn. Purnomowulan, Darwono dan S. Mangunsarkoro, “Kepanduan” oleh Ramelan, dan Mr. Suaryo.6)
Pada rapat umum yang ketiga yang juga merupakan sidang penutup kongres, bertepatan dengan hari Minggu malam Senin 28 Oktober 1928, dibacakan hasil keputusan kongres. Intinya berbunyi:
Pertama : Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.7)


Inilah yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda, dan dibacakan kembali pada setiap upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober setiap tahun.
Pada sidang penutupan itu pula diperdengarkan Lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya di depan umum, oleh paduan suara yang terdiri dari anggota-anggota PPPI, dipimpin oleh Bintang Sudibyo (Ibu Sud), diiringi gesekan biola oleh penciptanya sendiri, Wage Rudolp Supratman.
Pernyataan ikrar, satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa oleh peserta kongres, disusul dengan tekad dan keyakinan bahwa asas itu wajib dipakai oleh segala perkumpulan kebangsaan Indonesia.
Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda, pada dasarnya merupakan kelanjutan dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan 2 tahun sebelumnya. Kongres Pemuda I dilaksanakan oleh sebuha komite yang bernama Jong Indonesia Kongres Komite, di bawah pimpinan Tabrani. Anggota-anggotanya teridiri dari wakil-wakil organisasi pemuda yang ada waktu itu.
Tujuan Kongres Pemuda I adalah menanamkan semangat kerjasama antar perkumpulan pemuda di Indonesia untuk menjadi dasar bagi persatuan Indonesia, dalam arti yang lebih luas.8)Diharapkan kongres akan membentuk suatu badan perhimpunan massa pemuda Indonesia yang merupakan gabungan dari seluruh perkumpulan pemuda pada waktu itu. Kongres yang berlangsung dari tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 itu ternyata tidak mencapai tujuannya. Beberapa bulan setelah berlangsungnya Kongres Pemuda I, berdiri perkumpulan pemuda yang baru, bernama Jong Indonesia (31 Agustus 1926). Pada awal 1927 Algemene Studie Club di Bandung yang dipimpin oleh Soekarno, mendirikan pula organisasi pemuda yang juga diberi nama Jong Indonesia yang kemudian diganti menjadi Pemuda Indonesia.
Kenyataan semakin bertambahnya organisasi pemuda ini, mendorong pemuda yang tergabung dalam PPPI mengambil prakarsa untuk melaksanakan Kongres Pemuda II. Dengan demikian Kongres Pemuda II sesungguhnya merupakan kelanjutan dari Kongres Pemuda I.


Daftar Referensi:
1)  John Ingleson. 1983. Jalan ke Pengasingan Pergerakan Nasionalis Indonesia Tahun 
     1927-1934. Jakarta: LP3ES, hal. 72
2)  Koencoro Purbopranoto dan Nyoman Dekker. 1973. Sejarah Indonesia dalam Abad ke XX.
     FKIS-IKIP Malang, hal 47
3)  John Ingleson. Loc.cit.
4)  Koencoro Purbopranoto dan Nyoman Dekker. Op.cit.
5)  Ibid. hal. 36
6)  Ibid. hal. 37
7)  Ibid. hal. 47
8)  Sartono Kartodirdjo, et.al. 1983. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Depdikbud, hal. 196


Senin, 29 Oktober 2012

Planet Planet Dalam Tata Surya Kita



Pembagian planet ini dikemukakan oleh Copernicus. Planet Inferior adalah planet-planet yang memiliki orbit lebih kecil daripada orbit Bumi, yaitu: Merkurius, Mars, dan Venus. Planet Superior adalah planet yang memiliki orbit lebih besar daripada orbit Bumi, yaitu: Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Planet Teresterial dan Planet Raksasa disebabkan sifat fisik dari planet. Planet yang mengitari melalui matahari dikelompokkan atas empat Planet Teresterial dan empat Planet Raksasa. Pluto tidak diikutsertakan karena sifat fisiknya yang berbeda. Pluto merupakan planet terluar yang terdiri atas campuran es dan batuan. Dinamai Planet Teresterial karena sifat planet itu hampir sama dengan bumi (terra = bumi; bahasa Latin). Planet-planet ini memiliki gunung, lembah, dan kawah. Planet Teresterial adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Dinamai Planet Raksasa (Planet Jovian) karena sifat planet ini hampir sama dengan Jupiter (Jove = Jupiter; bahasa Romawi). Material keempat planet ini sebagian besar berupa cairan dengar. Planet-planet raksasa adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Batas antara Planet Teresterial dan Planet Raksasa terdapat Asteroid yang jumlahnya ribuan. 

Susunan Tata Surya Planet 
a. Merkurius 
Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling kecil di antara semua planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu rotasinya juga selama 88,8 hari. Jarak Merkurius dengan matahari adalah 57.910.000 km. 
b. Venus 
Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km. 

c. Bumi dan Bulan 
Bumi merupakan planet ketiga dalam Tata Surya. Dari sembilan planet yang dikenal manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup. Planet Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak mengandung unsur-unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak bumi dengan matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi atau sama dengan 159.000 kilometer (IS·A = 159.000.000 km). Bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik, tetapi atas dasar kesepakatan ahli astronomi mengacu pada periode antara pertemuan matahari dengan bintang Aries, yaitu 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik atau sama dengan Satu Tahun Tropik. Bumi berputar pada porosnya membutuhkan waktu 23 jam 56 menit atau sama dengan Satu Hari Bintang. Bumi selalu diikuti Bulan sebagai satelit bumi selama mengelilingi matahari. Bulan berotasi dan juga melakukan revolusi mengelilingi Bumi selama 27 1/3 hari sampai 29 1/3 hari. Peredaran Bulan mengelilingi Bumi dan sekaligus juga mengelilingi matahari. 

d. Mars 
 Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 hari dengan rotasi selama 24 jam 37 menit. Planet Mars mempunyai sejumlah air dan oksigen demikian juga pergantian musim, bahkan di sana juga terdapat polar icecaps, yaitu tudung es kutub yang luasnya tidak selalu tetap. Hal ini menimbulkan dugaan adanya pergantian musim di sana. Warnanya hijau mendekati kecokelatan sehingga menunjukkan adanya flora dan daerah gurun. Planet Planet Dalam Tata sUrya mars Mars mempunyai dua satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan Phobos (satelit dalam). Kedua satelit ini ditemukan oleh Hall pada tahun 1877. Jarak Mars dengan Matahari adalah 227.940.000 km. 

e. Yupiter 
Yupiter adalah planet terbesar dalam sistem Tata Surya kita. Diameternya lebih dari 130.000 kilometer, massanya lebih kurang 2/3 massa seluruh anggota Tata Surya yang di luar matahari. Rotasi Yupiter terhadap matahari paling cepat, yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini mempunyai keistimewaan, yaitu adanya unsur kimia yang terkandung di dalam sangat rendah, atmosfernya hampir tidak berotasi (sangat lambat). Planet Planet Dalam Tata sUrya yupiter Sekalipun berukuran sangat besar kepadatan planet ini sangat rendah karena sebagian besar terdiri atas unsur-unsur ringan, antara lain 85% Hidrogen dan 15% Helium. Campuran yang lain sedikit sekali berupa CH4, NH3, dan lainnya. Yupiter mempunyai banyak satelit, yaitu 14 buah. Penemuan terakhir menunjukkan satelitnya lebih banyak lagi. Empat dari satelit itu adalah Io, Europa, Ganymade (satelit terbesar hampir sebesar bumi), dan Calistio. Jarak Yupiter dengan Matahari adalah 778.300.000 kilometer. 

f. Saturnus 
Planet Saturnus ditemukan pada abad ke-18 setelah planet Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 29–30 tahun, sekali berotasi memerlukan waktu 387 hari. Saturnus mempunyai atmosfer yang hampir sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur amonia. Saturnus mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan planet lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri atas tiga bagian yang konsentris, yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas (dusky ring), dan bagian luar. Cassini gelang yang paling terang adalah gelang bagian dalam, dan planet ini memiliki 9 buah satelit. Planet Planet Dalam Tata sUrya saturnus Tebal cincin Saturnus kurang lebih antara 10 sampai 100 meter saja, unsur-unsurnya mengandung butiran es dan sangat halus. Lebar cincin sekitar 275.000 kilometer. Planet ini nomor 3 paling terang di antara ke sembilan planet. Saturnus mempunyai 10 satelit yang mengelilinginya. Jarak antara Saturnus dan Matahari adalah 1.427.000.000 kilometer. 

g. Uranus 
Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh William Herschel di Inggris yang semula disangka komet. Mulanya planet ini dinamakan Gregorium Titus (sebagai penghargaan kepada Raja Georgia III). Akan tetapi, para astronom menyebutnya Planet Herschel, kemudian oleh Boscho disebut dengan Uranus. Planet Planet Dalam Tata sUrya uranus Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 84 tahun dengan waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit. Garis tengah planet ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan bahwa sumbunya terletak sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari adalah 2.863.840.000 kilometer. 

h. Neptunus 
Planet Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis. Jika dilihat dari bentuknya Neptunus merupakan saudara kembar Uranus, terutama besarnya. Radiusnya sekitar 4 kali radius bumi. Garis tengahnya kurang lebih 53.000 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya terdiri atas metana. Planet ini mempunyai lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua satelit besar yang diberi nama Triton dan Nereid. 

i. Status Pluto dan Sedna 
Pluto bukan lagi merupakan salah satu planet di sistem tata surya kita. Voting yang dilakukan sekira 424 ahli astronomi dari seluruh dunia menghasilkan keputusan dramatis sekaligus bersejarah, mencopot status Pluto sebagai planet. Akibatnya, Pluto yang selama ini dikenal sebagai planet terkecil dan menempati urutan kesembilan-harus “terpental” dari daftar planet anggota tata surya. Dengan demikian, berdasarkan resolusi ke-26 IAU, jumlah planet anggota Tata Surya tidak lagi sembilan, melainkan hanya delapan. Tapi pertanyaanya apakah memang layak pluto dilepaskan dari tata surya kita...? ataukah salah dalm mencitrakan pluto? Planet Planet Dalam Tata sUrya pluto Keputusan ini juga sekaligus mematahkan usulan penambahan tiga anggota baru Tata Surya, yakni Ceres, Charon, dan 2003 UB313. Ceres adalah asteroid terbesar dalam sistem Tata Surya, Charon adalah satelit (bulan) mayor Pluto, dan 2003 UB313 adalah objek yang berada di luar wilayah Tata Surya dan disebut sebagai Kuiper Belt (Sabuk Kuiper). Bersama tiga calon anggota Tata Surya yang tereliminasi inilah Pluto akan “menjalani” status barunya sebagai dwarf planet alias planet kerdil. 

Para ahli astronomi menyepakati definisi planet. Menurut kesepakatan itu, benda angkasa disebut planet jika memiliki ukuran cukup besar dan berada tetap di garis orbitnya selama mengitari matahari, serta tidak tumpang tindih dengan planet lain. Menurut para ahli, garis orbit Pluto tumpang tindih dengan orbit Neptunus, sehingga secara otomatis (karena ukurannya lebih kecil) Pluto terdiskualifikasi dari klasifikasi planet. BERDASARKAN ALQURAN MASIH ADA PLANET SATU LAGI DI ATAS PLUTO YANG KATANYA TELAH DITEMUKAN NASA SEBAGAI PLANET KE-10 YANG LEBIH BESAR DARI YUPITER.

Budak yang Cerdik Dua



Tanpa terasa, sudah satu tahun Abu Al-Aina' tinggal di Baghdad. Ia menikah dengan adik sepupunya sendiri. Waktu senggang ia mengajak jalan-jalan budaknya keliling kota baghdad. Disuatu tempat ia berkenalan dengan seorang wanita cukup cantik. Karena merasa tertarik, ia ingin menikahinya.

"Apa pendapatmu tentang wanita itu?" tanya Abu Al-Aina' kepada budaknya.
"Cukup menarik," jawab si budak.
"Bagaimana kalau aku menikah dengannya?"
Si budak menjawab, "Aku dukung."
Tak ayal, Abu Al-Aina' pun menikahi wanita itu dengan diam-diam sehingga tidak diketahui isterinya yang pertama.
Untuk sekedar merayakan pernikahan tersebut, Abu Al-Aina' menyuruh budaknya untuk membeli seekor ikan besar kesukaannya. Tidak lama kemudian, budak itu datang dengan membawa seekor ikan jenis lain.
"Tadi aku tidak menyuruhmu membeli jenis ikan seperti ini!" kata Abul Al-Aina' dengan kesal.
"Benar, Tuan. Tetapi, menurut dokter, ikan kesukaan Tuan itu kurang baik untuk kesehatan. Maka aku belikan jenis ikan yang penuh protein ini."
"Aku tak peduli dengan omongan dokter itu!" bentak Abul Al-Aina' marah.
Ia lalu bangkit mengambil cambuk, dan memukul budaknya sepuluh kali. Selesai memukul, budak itu merebut cambuk dan memukul Abul Al-Aina' tujuh kali seraya berkata, "Tuan, menurut agama, Tuan hanya diperbolehkan memukul tiga kali. Jadi kelebihan tujuh kali. Dari pada kelak Tuan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah, lebih baik aku balas sekarang: kasihan Tuan nanti."
Abul Al-Aina' marah mendengar itu. Karena kesal, ia banting budak itu sampai terluka. Sambil menahan rasa sakit, budak itu pulang menemui isteri pertama tuannya.
"Tuan puteri, sesungguhnya agama itu merupakan nasehat, dan Nabi SAW pernah bersabda, "Siapa menipu kami, ia bukan termasuk golongan kami." Aku beritahu Tuan Puteri, terus terang, suami Tuan Puteri telah menikah lagi dengan wanita lain. Aku diminta merahasiakannya, Tuan Puteri. Ketika aku bermaksud menceritakan ini kepada Tuan Puteri, ia malah menghajarku sampai terluka seperti ini."
Tak lama kemudian Abul Al-Aina' muncul. Istri-istrinya mendamprat habis-habisan, dan melarangnya masuk rumah. Terpaksa selama beberapa hari ia tinggal tak menentu. Demi kebaikan bersama, ia lalu menceraikan isterinya yang baru, kendati dengan berat hati.
Setelah hidup rukun kembali dengan isterinya, Abul Al-Aina' memutuskan untuk membebaskan budak itu agar ia hidup tenang dan tidak terganggu lagi. Namun setelah bebas, budak itu menemui Abul Al-Aina' untuk menuntut hak-haknya. Ia ingin menunaikan ibadah haji. Akhirnya Abul Al-Aina' membiayai semua keperluannya.
Dua puluh hari kemudian si budak muncul lagi.
"Kenapa kamu kembali?" tanya Abul Al-Aina'."
Di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba aku teringat firman Allah, "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah, sedang aku merasa tidak mampu. Aku lalu berfikir Tuanlah yang lebih berkewajiban. Itulah sebabnya aku kembali lagi," jawab budak itu.
Sebagai gantinya si budak ikut berperang. Abul Al-Aina' lagi-lagi menyiapkan segala perlengkapan dan bekalnya. Begitu budak itu pergi, ia langsung menjual semua harta miliknya, termasuk yang ada di Bashrah, lalu segera meninggalkan Baghdad karena takut si budak akan kembali lagi.
Sumber: Al-Muntazham fi Tarikh Al-Muluk wa Al-Umam, Ibnu Al-Jauzi

Selasa, 23 Oktober 2012

Nama-Nama lain al-Qur'an

Allah Ta'ala memberikan beberapa nama yang agung dan layak terhadap al-Qur'an, yaitu nama yang sesuai dengan kedudukan al-Qur'an itu sendiri yang mengesankan akan keagungannya.

Nama-nama tersebut berisi kandungan al-Qur'an, yaitu berupa rahasia-rahasia yang indah, tujuan yang mulia dan Maqâshid yang agung, hikmah-hikmah yang bijak, kisah-kisah yang mengagumkan serta hukum-hukum yang valid.

Nama-nama yang indah tersebut menunjukkan secara gamblang akan kemuliaan dan kedudukannya yang tinggi, nama-nama yang mengandung hujjah dan dalil bahwa ia adalah kitab Samâwiy, tidak ada dan tidak akan ada yang pernah dapat menyainginya.

Nama-nama yang demikian menarik dan berisi semua yang enak dan baik untuk dinikmati.
Allah Ta'ala memberikan nama-nama yang bervariasi tersebut berbeda sama sekali dan tidak seperti nama yang biasa diberikan dan didengar oleh orang-orang Arab dalam pembicaraan mereka, baik secara global maupun terperinci. Secara global ia dinamai Kitab atau Qur'an. Dan secara terperinci dan terpisah juga dinamai dengan surat, ayat dan Kalimât.

Imam as-Suyuthiy sebagai yang dinukilnya dari al-Jâhizh berkata, "Allah Ta'ala memberikan sebutan bagi Kitab-Nya berbeda dengan sebutan yang biasa digunakan oleh orang-orang Arab dalam pembicaraan-pembicaraan mereka baik secara global maupun terperinci. Dia menyebutnya secara global sebagai Qur'an seperti makna Dîwân (koleksi yang memuat sya'ir-red.,) dan sebagiannya sebagai Surat seperti makna Qashîdah (bagian dari sya'ir-red.,), sebagian dari Surat tersebut sebagai Ayat seperti makna Bait dan akhir ayat sebagai Fâshilah seperti makna Qâfiah…"
Yang dimaksud oleh Imam As-Suyuthiy adalah bahwa kata al-Qur'an, Surat, Ayat dan Fâshilah tidak dikenal oleh orang-orang Arab sebelumnya, demikian juga penggunaannya. Orang-orang Arab hanya mengenal kata Dîwân yang sepadan dengan makna al-Qur'an;Qashîdah sepadan dengan kataSurat ; Bait sepadan dengan kata Ayat dan Fâshilah sepadan dengan kata Qâfiah.

Nama-Nama al-Qur'an

Diantara nama-nama al-Qur'an tersebut adalah:
1. Tanzîl

Allah menamainya dengan Tanzîl dan Munzal karena maknanya adalah yang diturunkan . Jadi, Dia-lah yang menurunkannya kepada Muhammad Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam melalui perantaraan Jibril, karenanya pula ia bukan sihir, olah pertenungan ataupun dongeng-dongeng orang-orang terdahulu.
Penamaan dengan Tanzîl dan Munzal ini terdapat dalam 142 tempat di dalam al-Qur'an, dan penamaannya dengan Tanzîl adalah termasuk yang paling masyhur.
Diantaranya, dapat dilihat pada Q.,s. Luqman:21 ; Muhammad: 2, 26 ; Saba`:6 ; Fushshilat:42 ; al-Hâqqah:43 ; al-Mâ`idah:44.

2. Ayât

Ayat-ayat Allah terdiri dari dua jenis; ayat-ayat yang dibaca dan didengar, yaitu al-Qur'an dan ayat-ayat yang disaksikan, yaitu makhluk-makhluk Allah.
Allah menamai kitab-Nya dengan Ayât dalam 130 tempat di dalam al-Qur'an. Tentunya, tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur'an al-'Aziz adalah Ayât (tanda-tanda) yang jelas dan amat gamblang petunjuknya, membawa bukti yang jelas, yang tidak ada kesamaran di dalamnya. Ayat-ayat yang agung dan lugas, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum.
Penamaan al-Qur'an dengan Ayât juga termasuk diantara nama-nama yang paling masyhur.
Diantaranya dapat dilihat pada Q.,s.al-'Ankabût:23 ; ar-Rûm:53 ; al-Hadîd:9 ; al-Jâtsiyah:6,8,9 ; al-Ahqâf:7.

3. Kitâb

Penamaan al-Qur'an dengan Kitâb terdapat dalam 74 tempat di dalam al-Qur'an. Secara bahasa makna al-Kitâb adalah al-Jam'u (kumpulan; himpunan; koleksi). Allah menamai wahyu yang diturunkan kepada Rasul-Nya sebagai Kitâb karena ia mencakup surat-surat, ayat-ayat, huruf-huruf dan kalimat-kalimat. Juga karena ia menghimpun/mengoleksi berbagai ilmu, berita dan hukum.
Diantaranya dapat dilihat pada Q.,s. al-'Ankabût:47,48, 51 ; al-Baqarah:2 ; Fâthir:29 ; az-Zumar:1; Fushshilat:3 .

4. Qur`ân

Ini merupakan nama yang paling masyhur dan penamaannya terdapat dalam 73 tempat di dalam al-Qur'an.
Dari sisi bahasa makna kata Qur`ân adalah yang dibaca, karena ia dibaca dan makna yang lebih khusus lagi adalah suatu nama (sebutan) bagi Kalam yang mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam .
Penamaan seperti ini, diantaranya dapat dilihat pada Q.,s. an-Nisâ`:82 ; al-Isrâ`: 9, 41, 82, 88 ; Yûnûs;37 ; Yûsuf:3 .

5. Haqq

Allah menamai al-Qur'an dengan al-Haqq dalam 61 ayat di dalam al-Qur'an. Al-Haqq artinya secara bahasa al-'Adl wal Inshâf (keadilan dan sikap menengah). Dalam ucapan orang Arab, kata al-Haqq adalah antonim dari kata al-Bâthil (kebatilan).
Allah adalah Haqq, Rasul-Nya adalah Haqq, al-Qur'an adalah Haqq sementara yang haq itu berhak untuk diikuti.
Penamaan seperti ini, diantaranya dapat dilihat pada Q.,s.Yûnus: 84, 108 ; an-Nisâ`:170 ; al-Mâ`idah: 83, 84 ; al-An'âm: 5 ; Hûd: 17 .

6. Tadzkirah dan Dzikrâ

Penamaan dengan Tadzkirah dan Dzikrâ terdapat dalam 55 tempat di dalam al-Qur'an, atau bisa lebih dari itu.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur'an al-'Aziz merupakan Dzikr dan Tadzkîr , yaitu ia merupakan Dzikr itu sendiri bahkan termasuk Dzikr yang paling afdlal (utama). Membaca al-Qur'an merupakan seutama-utama hal yang dapat mengingatkan (menyadarkan) orang-orang yang berdzikir kepada Allah.
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s. al-Hijr:6,9; Fushshilat:41 ; al-Anbiyâ`:50 ; Shâd: 8, 29 ; Thâhâ: 3 .

7. Wahyu

Penamaan dengan nama ini terdapat dalam 45 ayat di dalam al-Qur'an. Tentunya, tidak diragukan lagi bahwa al-Qur'an adalah wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Ta'ala. Ia adalah wahyu dimana Allah berbicara dengan sebenarnya, ia bukan sihir, olah pertenungan, bukan ucapan yang didustakan dan bukan pula dongeng-dongeng orang-orang terdahulu sebagaimana yang dituduhkan oleh orang-orang kafir Quraisy, ia bukan pula makhluq seperti yang dikatakan oleh golongan Jahmiyyah dan Mu'tazilah. Ia bukan hikayat dari Kalam Allah sebagaimana yang diklaim oleh golongan al-Kullâbiyyah.
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s.an-Najm: 4, 10 ; Yûnus:2 ; az-Zukhruf:43 ; al-Ahzâb: 2 ; al-Anbiyâ`: 108 .

8. Huda

Maknanya adalah petunjuk dan terdapat dalam 47 tempat. Kata al-Huda secara bahasa adalah al-Bayân (penjelasan) atau at-Tawfîq.
Tentunya tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur'an adalah Huda (penjelasan, petunjuk) dari kesesatan dan kebutaan. Ia adalah petunjuk secara hakikat dan makna, ia adalah petunjuk dari kekufuran dan kemunafikan, dari kezhaliman dan tindakan melampaui batas, dari kebingungan dan ketakutan serta petunjuk dari segala hal yang menyimpang dan dapat menjerumuskan.
Memang al-Qur'an adalah petunjuk dan realitas mendukung hal itu. Buktinya, banyak sekali manusia - mencapai juta-an - mendapatkan petunjuknya dengan penuh sukarela, tanpa unsur paksaan karena keistimewaan Islam itu sendiri.
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s. an-Nahl:89 ; al-Qashash:85 ; at-Tawbah:33 ; al-Kahfi: 55; al-Baqarah:97 ; al-Fath:28 ; Ali'Imrân:138 .

9. Shirâth Mustaqîm

Penamaan dengan ini terdapat dalam 33 tempat di dalam al-Qur'an. Kata ash-Shirâth artinya jalan yang dapat mengantarkan kepada tujuan yang diinginkan, sedangkan kata al-Mustaqîm artinya yang tidak ada kepincangan sedikitpun.
I bn Jarir berkata, "Umat dari kalangan Ahli Tafsir sepakat bahwa makna ash-Shirât al-Mustaqîm adalah jalan yang jelas yang tidak ada kepincangan sedikitpun. Dan makna ini digunakan dalam percakapan Bangsa Arab."
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s. al-Fâtihah: 6 ; al-An'âm:153 ; al-An'âm:126 ; Yûnus:25 ; Ali'Imran:101 ; al-Mâ`idah:16 ; al-Hajj:54 .

10. Tibyân dan Bayyinât

Al-Qur'an juga dinamakan dengan Tibyân, Mubîn dan Bayyinât dan penamaan ini terdapat dalam 30 tempat di dalam al-Qur'an. Jumlah ini bisa jadi lebih dari itu.
Al-Qur'an adalah petunjuk dan obat, yang di dalamnya terdapat Bayân (penjelasan) yang amat jelas sekali ; jelas maknanya dan kokoh tata-bahasanya, tidak ada kesamaran atau pun ketidakjelasan padanya.
Di dalam al-Qur'an terdapat penjelasan bagi setiap hajat seluruh manusia di dalam kehidupan sosial mereka dengan ungkapan yang amat menawan dan gaya bahasa yang indah.
Penamaan ini diantaranya dapat dilihat pada Q.,s. ash-Shaff:6; al-Baqarah: 159 ; an-Nûr: 34, 46 ; al-Ahqâf:7 ; al-Hijr:1 ; Ghâfir: 66.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Abu Nawas dan Terompah Ajaib

 
Seketika itu juga Abu Nawas menyadari apa yang terjadi. Ia lalu menjelaskan kejadian yang sebenarnya dari awal hingga akhir. Orang-orang pun percaya pada penuturan Abu Nawas. Sebab, selama ini Abu Nawas dikenal sebagai orang yang jujur dan berbudi pekerti baik.
Setelah orang kampung meninggalkan rumahnya, Abu Nawas pun bermaksud untuk mengembalikan terompah ajaib itu kepada pedagangnya di pasar. Setelah berpamitan pada istrinya, ia segera pergi ke pasar untuk menemui si pedagang terompah tersebut. Tak lama kemudian, sampailah ia di pasar dan menemukan pedagang tersebut.
"Assalamu'alaikum!, ucap Abu Nawas memberi salam.
"Wa'alaikumussalam," jawab si pedagang, "Ternyata Engkau Tuan, bagaimana kabar Anda?"
"Kabar jelek. Aku selalu ditimpa kemalangan," jawab Abu Nawas.
"Ditimpa kemalangan bagaimana?" tanya pedagang itu penasaran.
"Gara-gara terompah ini, aku terus-menerus ditimpa kemalangan. Padahal, dulu Engkau mengatakan bahwa terompah ini bisa mendatangkan keberuntungan. Aku bisa menjadi orang terkenal dan kaya, tetapi mana buktinya? Malah aku sering kena marah orang kampung karena terompah ini."
Kemudian ia menceritakan beberapa kejadian yang menimpanya.
"Seingat saya, saya tidak pernah mengatakan seperti itu tuan?" sergah si pedagang tua itu. "Saya mengatakan bahwa bila Tuan mulanya orang yang tidak punya, maka dengan membelinya, Tuan akan menjadi orang yang punya. Buktinya sekarang Tuan telah mempunyai terompah ini dan dikenal oleh orang banyak karena memilikinya."
Mendengar penuturan pedagang itu, Abu Nawas hanya bisa diam saja. Ia menyadari bahwa dirinya telah salah tafsir. "Tapi?tapi?mengapa terompah ini Engkau katakan terompah ajaib?" tanya Abu Nawas kemudian.
"Oh, itu?" pedagang tersebut menjawab, "Sebab merek terompah itu adalah Ajaib, sebagaimana dinamakan oleh pembuatnya. Jadi, pantaslah bila saya menyebutnya terompah ajaib, sebagaimana kita menyebut ikan ikan mas. Sebab ikan itu berwarna keemasan."
Sekali lagi Abu Nawas tidak bisa berkata apa-apa mendengar penuturan pedagang itu. Lantas ia mohon diri begitu saja. "Tapi, tunggu tuan!" cegah pedagang itu ketika melihat Abu Nawas bergegas akan pergi.
"Saya ingin mengatakan sesuatu kepada tuan."Tuan ada sedikit pun rasa percaya bahwa sesuatu selain Allah itu bisa mendatangkan kekayaan atau keberuntungan atau yang lainnya. Sebab, percaya pada sesuatu selain Allah itu bisa membuat kita syirik dan mendapatkan kesusahan baik di dunia maupun di akhirat kelak, buktinya sebagaiman tuan alami. Oleh karena itu, segeralah bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sebelum semuanya terlambat. Sebab, bagaimana pun juga syirik seperti ini jarang sekali bisa kita sadari, kecuali hanya hamba-hamba Allah yang selalu berserah diri kepada-Nya."
Mendengar penuturan seperti itu, Abu Nawas baru menyadari kesalahannya. Ternyata banyak sekali hal-hal yang bisa membawa kepada perbuatan yang dimurkai Allah. Mulai saat itulah ia sangat berhati-hati kepada hal-hal yang (kadang-kadang tanpa disadari) akan menjerumuskan kita pada perbuatan syirik terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kamis, 18 Oktober 2012

Matematika Sedekah

Siapa yang ingin usaha maju mendapat keuntungan yang berlipat-lipat? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin penyakit segera sembuh? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin cepet dapet jodoh? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin urusannya dimudahkan? Ayo Berinfaq!
Siapa yang ingin ujiannya lulus? Ayo Berinfaq!
Berapakah seharusnya saya berinfaq?

Inilah rumus matematika sedekah.
Siapa yang menginkan 10, infaqkan saja 1
Siapa menginfaqkan 1, ia akan dapat 10
Jika anda punya uang 1 juta dan ingin mendapatkan uang dua juta, cukup anda infaqkan 200 ribu, namun jika anda menginginkan yang 10 juta, infaqkan saja semuanya yang satu juta.

Jika perusahaan menginginkan keuntungan hingga seratus maka anda mesti menginfaqkan sebesar sepuluh juta, atau jika perusahaan anda keuntungannya bersih 1 milyar menginginkan penambahan keuntungan hingga 2 milyar, perusahaan anda mesti keluarkan infaq 200 juta.

Jika anda sakit, dan sang dokter memberikan rincian biaya yang mesti dikeluarkan selama 1 bulan perawatan adalah 100 juta, maka untuk mempercepat kesembuhan infaqkan saja 10 juta
Read more at blog tetangga http://pembinaanpribadi.blogspot.com/2012/10/7-hikmah-dan-keutamaan-qurban-idul-adha.html#3GRwkPO0vr50U0Lr.99 

Senin, 15 Oktober 2012

Islam, Iman, dan Ihsan

Dari Umar rodhiyallohu’anhu juga, beliau berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di dekat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Pada dirinya tidak tampak bekas dari perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Kemudian ia duduk di hadapan Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, lalu mendempetkan kedua lututnya ke lutut Nabi, dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya, kemudian berkata: ”Wahai Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang Islam.” Kemudian Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam menjawab: ”Islam yaitu: hendaklah engkau bersaksi tiada sesembahan yang haq disembah kecuali Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Alloh. Hendaklah engkau mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Romadhon, dan mengerjakan haji ke rumah Alloh jika engkau mampu mengerjakannya.” Orang itu berkata: ”Engkau benar.” Kami menjadi heran, karena dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkannya. Orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang iman”. (Rosululloh) menjawab: ”Hendaklah engkau beriman kepada Alloh, beriman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada taqdir yang baik dan yang buruk.”Orang tadi berkata: ”Engkau benar.” Lalu orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang ihsan.” (Beliau) menjawab: “Hendaklah engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.” Orang itu berkata lagi: ”Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat.” (Beliau) mejawab: “Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.” Orang itu selanjutnya berkata: ”Beritahukanlah kepadaku tanda-tandanya.” (Beliau) menjawab: ”Apabila budak melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang-orang Badui yang bertelanjang kaki, yang miskin lagi penggembala domba berlomba-lomba dalam mendirikan bangunan.” Kemudian orang itu pergi, sedangkan aku tetap tinggal beberapa saat lamanya. Lalu Nabi shollallohu ’alaihi wasallam bersabda: ”Wahai Umar, tahukah engkau siapa orang yang bertanya itu ?”. Aku menjawab: ”Alloh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui.” Lalu beliau bersabda: ”Dia itu adalah malaikat Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.”(HR. Muslim).


Islam, Iman, dan Ihsan
Dienul Islam mencakup tiga hal, yaitu: Islam, Iman dan Ihsan. Islam berbicara masalah lahir, iman berbicara masalah batin, dan ihsan mencakup keduanya.
Ihsan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari iman, dan iman memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Islam. Tidaklah ke-Islam-an dianggap sah kecuali jika terdapat padanya iman, karena konsekuensi dari syahadat mencakup lahir dan batin. Demikian juga iman tidak sah kecuali ada Islam (dalam batas yang minimal), karena iman adalah meliputi lahir dan batin.


Iman Bertambah dan Berkurang
Ahlussunnah menetapkan kaidah bahwa jika istilah Islam dan Iman disebutkan secara bersamaan, maka masing-masing memiliki pegerttian sendiri-sendiri, namun jika disebutkan salah satunya saja, maka mencakup yang lainnya. Iman dikatakan dapat bertambah dan berkurang, namun tidaklah dikatakan bahwa Islam bertambah dan berkurang, padahal hakikat keduanya adalah sama. Hal ini disebabkan karena adanya tujuan untuk membedakan antara Ahlussunnah dengan Murjiáh. Murjiáh mengakui bahwa Islam (amalan lahir) bisa bertambah dan berkurang, namun mereka tidak mengakui bisa bertambah dan berkurangnya iman (amalan batin). Sementara Ahlussunnah meyakini bahwa keduanya bisa bertambah dan berkurang.

Istilah Rukun Islam dan Rukun Iman
Istilah “Rukun” pada dasarnya merupakan hasil ijtihad para ulama untuk memudahkan memahami dien. Rukun berarti bagian sesuatu yang menjadi syarat terjadinya sesuatu tersebut, jika rukun tidak ada maka sesuatu tersebut tidak terjadi.Istilah rukun seperti ini bisa diterapkan untuk Rukun Iman, artinya jika salah satu dari Rukun Iman tidak ada, maka imanpun tidak ada. Adapun pada Rukun Islam maka istilah rukun ini tidak berlaku secara mutlak, artinya meskipun salah satu Rukun Islam tidak ada, masih memungkinkan Islam masih tetap ada.
Demikianlah semestinya kita memahami dien ini dengan istilah-istilah yang dibuat oleh para ulama, namun istilah-istilah tersebut tidak boleh sebagai hakim karena tetap harus merujuk kepada ketentuan dien, sehingga jika ada ketidaksesuaian antara istilah buatan ulama dengan ketentuan dien, ketentuan dien lah yang dimenangkan.
Batasan Minimal Sahnya Keimanan
1. Iman kepada Allah.
Iman kepada Allah sah jika beriman kepada Rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, dan asma’ dan sifat-Nya.
2. Iman kepada Malaikat.
Iman kepada Malaikat sah jika beriman bahwa Allah menciptakan makhluk bernama malaikat sebagai hamba yang senantiasa taat dan diantara mereka ada yang diperintah untuk mengantar wahyu.
3. Iman kepada Kitab-kitab.
Iman kepada kitab-kitab sah jika beriman bahwa Allah telah menurunkan kitab yang merupakan kalam-Nya kepada sebagian hambanya yang berkedudukan sebagai rasul. Diantara kitab Allah adalah Al-Qurán.
4. Iman kepada Para Rasul.
Iman kepada para rasul sah jika beriman bahwa Allah mengutus kepada manusia sebagian hambanya mereka mendapatkan wahyu untuk disampaikan kepada manusia, dan pengutusan rasul telah ditutup dengan diutusnya Muhammad shallallaahu álaihi wa sallam.
5. Iman kepada Hari Akhir.
Iman kepada Hari Akhir sah jika beriman bahwa Allah membuat sebuah masa sebagai tempat untuk menghisab manusia, mereka dibangkitkan dari kubur dan dikembalikan kepada-Nya untuk mendapatkan balasan kebaikan atas kebaikannya dan balasan kejelekan atas kejelekannya, yang baik (mukmin) masuk surga dan yang buruk (kafir) masuk neraka. Ini terjadi di hari akhir tersebut.
6. Iman kepada Taqdir.
Iman kepada taqdir sah jika beriman bahwa Allah telah mengilmui segala sesuatu sebelum terjadinya kemudian Dia menentukan dengan kehendaknya semua yang akan terjadi setelah itu Allah menciptakan segala sesuatu yang telah ditentukan sebelumnya.
Demikianlah syarat keimanan yang sah, sehingga dengan itu semua seorang berhak untuk dikatakan mukmin. Adapun selebihnya maka tingkat keimanan seseorang berbeda-beda sesuai dengan banyak dan sedikitnya kewajiban yang dia tunaikan terkait dengan hatinya, lesannya, dan anggota badannya.
Taqdir Buruk
Buruknya taqdir ditinjau dari sisi makhluk. Adapun ditinjau dari pencipta taqdir, maka semuanya baik.
Makna Ihsan
Sebuah amal dikatakan hasan cukup jika diniati ikhlas karena Allah, adapun selebihnya adalah kesempurnaan ihsan. Kesempurnaan ihsan meliputi 2 keadaan:
1. Maqom Muraqobah yaitu senantiasa merasa diawasi dan diperhatikan oleh Allah dalam setiap aktifitasnya, kedudukan yang lebih tinggi lagi.
2. Maqom Musyahadah yaitu senantiasa memperhatikan sifat-sifat Allah dan mengaitkan seluruh aktifitasnya dengan sifat-sifat tersebut.

Beriman dan Istiqomah


Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah rodhiallohu ‘anhu, aku berkata: wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain selain engkau, (maka) Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ucapkanlah: “aku beriman kepada Allah”, kemudian beristiqomahlah dalam ucapan itu” (HR. Muslim, no. hadits: 38)

Beberapa Masalah Penting yang Terkandung Dalam Hadits Ini
Pertama:
Besarnya semangat para Sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam menanyakan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka, dan tujuan mereka dalam menanyakan hal-hal tersebut adalah benar-benar untuk mengilmui (mengetahui) dan mengamalkannya, bukan hanya semata-mata untuk pengetahuan, karena ilmu yang tidak dibarengi amal adalah seperti pohon yang tidak memiliki buah, Allah ‘azza wa jalla berfirman tentang hamba-hambaNya yang bertakwa:
“Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambahkan petunjuk kepada mereka dan menganugerahkan kepada mereka ketakwaannya” (QS Muhammad:17)
Imam Al Khatib Al Baghdadi berkata: Seorang penuntut ilmu hendaknya menjadikan urusan-urusan kehidupannya berbeda dengan kebiasaan orang-orang awam, dengan selalu berusaha mengamalkan hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (dalam setiap urusannya) semaksimal mungkin dan menerapkan sunnah-sunnah Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam dirinya, karena sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” (QS. Al Ahzaab: 21)
Kemudian Al Khatib Al Baghdadi menyebutkan kisahnya Abu ‘Ishmah ‘Ashim bin ‘Isham, dia berkata: Suatu malam aku menginap di rumah Imam Ahmad bin Hambal, beliau membawakan air (untuk aku gunakan ketika berwudhu) dan beliau meletakkan air itu (di dekatku), maka besok paginya dia melihat air itu (dan mendapatinya tetap) seperti semula (tidak aku pakai untuk berwudhu), maka beliau pun berkata: Subhanallah, seorang penuntut ilmu tidak punya wirid (zikir/bacaan Al Quran yang terus dilakukan oleh seseorang) pada malam hari? Al Jami’ Liakhlaqirraawi wa Adabissaami’ (1/215), lihat Ad Durarus Saniyyah (hal. 85)
Kedua:
Iman kepada Allah ‘azza wa jalla mencakup semua hal yang wajib diyakini dalam landasan dan pokok-pokok keimanan dari apa-apa yang Allah ‘azza wa jalla beritakan tentang diri-Nya, malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasul-Nya, hari akhir dan takdir yang baik maupun yang buruk,yang disertai dengan amalan-amalan dalam hati, ketaatan dan ketundukan yang sepenuhnya lahir dan batin kepada Allah ‘azza wa jalla.
Ketiga:
Keharusan untuk tetap istiqomah dalam keimanan sampai di akhir hayat, dan makna istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling darinya ke kiri maupun ke kanan, dan ini semua mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah ‘azza wa jalla) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya Jami’ul ‘Ulum wal Hikam (hal. 510). Dan perintah untuk beristiqomah disebutkan dalam banyak ayat Al Quran, di antaranya firman Allah ‘azza wa jalla:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami ialah Allah” kemudian mereka beristiqomah (meneguhkan pendirian mereka), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS. Fushshilat: 30), dan firman-Nya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan (di dunia)” (QS. Al Ahqaaf: 13-14)
Akan tetapi, bagaimana pun juga seorang hamba tidak mungkin dapat terus-menerus sempurna dalam istiqomah, karena bagaimana pun manusia tidak akan luput dari kesalahan dan kelalaian yang menyebabkan berkurangnya nilai keistiqomahannya, oleh karena itu Allah ‘azza wa jalla memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang bertakwa untuk mengatasi keadaan ini dan memperbaiki kekurangan tersebut, yaitu dengan beristigfar (meminta ampun kepada Allah ‘azza wa jalla) dari semua dosa dan kesalahan, Allah berfirman:
“Maka beristiqomahlah (tetaplah) pada jalan yang lurus menuju kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya” (QS. Fushshilat: 6), dan istigfar di sini mengandung pengertian bertaubat dan kembali kepada keistiqamahan. Dan ayat ini semakna dengan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: kepada Mu’adz bin Jabal radhiallohu ‘anhu: “Bertakwalah kepada Alloh di mana pun kamu berada, ikutilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan baik, maka perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk tersebut, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik” (Hadits hasan riwayat Imam Ahmad 5/153, dan At Tirmidzi no. hadits 1987) Ibid.
Keempat
Dalam Al Quran dan hadits-hadits yang shahih Allah ‘azza wa jalla dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan sebab-sebab untuk tetap teguh dan istiqomah dalam keimanan, dan kami akan sebutkan dalam makalah ini beberapa sebab penting di antara sebab-sebab tersebut sebagai berikut:
1. Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar
Allah ‘azza wa jalla berfirman:
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat,dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim: 27)
Makna ‘ucapan yang teguh’ dalam ayat ini adalah dua kalimat syahadat yang dipahami dan diamalkan dengan benar, sebagaimana yang ditafsirkan sendiri oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya (jilid 4, hal. 1735):
Dari Baro’ bin ‘Azib rodhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “seorang muslim ketika dia ditanya (diuji) di dalam kuburnya (oleh malaikat Munkar dan Nakir) maka dia akan bersaksi bahwa ‘tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah’ (لا إله إلا الله) dan ‘Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan Allah’ (محمد رسول الله), itulah makna Firman-Nya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.
2. Membaca Al Quran dengan menghayati dan merenungkannya
Al Quran adalah sumber peneguh iman yang paling utama bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana firman Alloh:
“Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Robb-mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS. An Nahl: 102)
Allah ‘azza wa jalla telah menjelaskan dalam Al Quran bahwa tujuan diturunkannya Al Quran secara berangsur angsur adalah untuk menguatkan dan meneguhkan hati Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam , Allah ‘azza wa jalla berfirman:
“Berkatalah orang-orang yang kafir: mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)” (QS. Al Furqon: 32)
3. Berkumpul dan bergaul bersama orang-orang yang bisa membantu meneguhkan iman.
Allah menyatakan dalam Al Quran bahwa salah satu di antara sebab utama yang membantu menguatkan iman para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah keberadaan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka. Allah ‘azza wa jalla berfirman:
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rosul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus” (QS. Ali ‘Imran: 101)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur)” (QS. At Taubah: 119)
Dalam sebuah hadist yang hasan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya di antara manusia ada orang-orang yang keberadaan mereka sebagai pembuka (pintu) kebaikan dan penutup (pintu) kejelekan” (Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dalam kitab “Sunan” (jilid 1, hal. 86) dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman” (jilid 1, hal. 455) dan Imam-imam lainnya, dan dihasankan oleh Syekh Al Albani)
4. Berdoa kepada Alloh
Dalam Al Quran Allah ‘azza wa jalla memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdoa kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah ‘azza wa jalla berfirman :
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan: ‘Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir’. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (Ali ‘Imran: 146-148)
Dalam ayat lain Allah ‘azza wa jalla berfirman:
“Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir” (QS. Al Baqoroh: 250)
5. Membaca kisah-kisah para Nabi dan Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam serta orang-orang shalih yang terdahulu untuk mengambil suri teladan.
Dalam Al Quran banyak diceritakan kisah-kisah para Nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu, yang Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tsb ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah ‘azza wa jalla berfirman:
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Surat 11. HUD - Ayat 120)

Senin, 08 Oktober 2012

Skenario Evolusi Manusia (Keruntuhan Teori Evolusi )

Dalam bab-bab sebelumnya, kita melihat bahwa di alam tidak ada mekanisme yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi. Makhluk hidup muncul bukan akibat proses evolusi, malainkan secara tiba-tiba dalam bentuk yang sempurna. Mereka diciptakan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, jelaslah bahwa "evolusi manusia" juga merupakan sebuah kisah yang tidak pernah terjadi. Lalu, apa yang digunakan evolusionis sebagai pijakan untuk dongeng ini? Dasarnya adalah keberadaan fosil yang berlimpah sehingga evolusionis dapat membangun penafsiran imajinatif.
Sepanjang sejarah telah hidup lebih dari 6.000 spesies kera dan kebanyakan dari mereka telah punah. Kini hanya 120 spesies kera yang masih hidup di bumi. Mayoritas dari sekitar 6.000 spesies kera ini telah punah, menjadi sumber yang kaya bagi evolusionis. Evolusionis menulis skenario evolusi manusia dengan menyusun sejumlah tengkorak yang cocok dengan tujuan mereka, berurutan dari yang terkecil hingga yang terbesar, lalu menempatkan di antara mereka tengkorak beberapa ras manusia yang telah punah. Menurut skenario ini, manusia dan kera modern memiliki nenek moyang yang sama. Nenek moyang ini berevolusi sejalan dengan waktu. Sebagian mereka menjadi kera modern, sedangkan kelompok lain berevolusi melalui jalur yang berbeda, menjadi manusia masa kini. Akan tetapi, semua temuan paleontologi, anatomi, dan biologi menunjukkan bahwa pernyataan evolusi ini fiktif dan tidak sahih seperti semua pernyataan evolusi lainnya. Tidak ada bukti-bukti kuat dan nyata untuk menunjukkan kekerabatan antara manusia dan kera. Yang ada hanyalah pemalsuan, penyimpangan gambar-gambar, serta komentar-komentar menyesatkan.
Catatan fosil mengisyaratkan kepada kita bahwa sepanjang sejarah, manusia tetap manusia; dan kera tetap kera. Sebagian fosil yang dinyatakan evolusionis sebagai nenek moyang manusia berasal dari ras manusia yang hidup hingga akhir-akhir ini sekitar 10.000 tahun lalu dan kemudian menghilang. Selain itu, banyak orang masa kini memiliki penampilan dan karakteristik fisik yang sama dengan ras-ras manusia. Semua ini adalah bukti nyata bahwa manusia tidak pernah mengalami proses evolusi sepanjang sejarah.
Bukti terpenting adalah perbedaan anatomis yang besar antara kera dan manusia, dan tidak satu pun di antara perbedaan tersebut muncul melalui proses evolusi. "Bipedalitas" (kemampuan berjalan dengan dua kaki) adalah salah satu diantaranya. Seperti yang akan diuraikan lebih lanjut, bipedalitas hanya terdapat pada manusia dan merupakan salah satu sifat terpenting yang membedakan manusia dengan hewan.
Silsilah Imajiner Manusia
Darwinis menyatakan bahwa manusia modern saat ini berevolusi dari makhluk kera. Menurut mereka, selama proses evolusi yang diperkirakan berawal 4 -- 5 juta tahun yang lalu, terdapat beberapa "bentuk transisi" antara manusia modern dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang penuh rekaan ini terdapat empat "kategori" dasar:

  1. Australopithecus
  2. Homo habilis
  3. Homo erectus
  4. Homo sapiens

Evolusionis menyebut nenek moyang pertama manusia dan kera sebagai Australopithecus, yang berarti "Kera Afrika Selatan". Australopithecus hanyalah spesies kera kuno yang telah punah, dan memiliki beragam tipe: sebagian berperawakan tegap, dan sebagian lain bertubuh kecil dan ramping.
Evolusionis menggolongkan tahapan evolusi manusia berikutnya sebagai "homo", yang berarti manusia. Menurut pernyataan evolusionis, makhluk hidup dalam kelompok homo lebih berkembang daripada Australopithecus, dan tidak terlalu berbeda dengan manusia modern. Manusia modern di zaman kita, Homo sapiens, dikatakan terbentuk pada tahapan terakhir evolusi spesies ini.Fosil-fosil seperti "Manusia Jawa", "Manusia Peking", dan "Lucy", yang senantiasa muncul di media massa, jurnal dan buku-buku kuliah evolusionis, termasuk dalam salah satu dari keempat spesies di atas. Spesies-spesies ini juga diasumsikan bercabang menjadi subspesies.
Sejumlah kandidat bentuk transisi dari masa lampau, seperti Ramapithecus, harus dikeluarkan dari silsilah imajiner evolusi manusia setelah diketahui mereka adalah kera biasa.
Dengan menyusun rantai hubungan sebagai Australopithecus > Homo habilis > Homo erectus > Homo sapiens, evolusionis menyatakan bahwa masing-masing spesies ini adalah nenek moyang spesies lainnya. Akan tetapi, temuan ahli-ahli paleontologi baru-baru ini mengungkapkan bahwa Australopithecus, Homo habilis, dan Homo erectus hidup di belahan bumi berbeda pada masa yang sama. Selain itu, suatu segmen manusia tertentu yang digolongkan sebagai Homo erectus ternyata hidup hingga zaman modern. Homo sapiens neandartalensis dan Homo sapiens sapiens (manusia modern) pernah hidup bersama di wilayah yang sama. Situasi ini jelas menunjukkan ketidakabsahan pernyataan bahwa mereka adalah nenek moyang bagi yang lain.
Pada hakikatnya, semua temuan dan penelitian ilmiah telah mengungkapkan bahwa catatan fosil tidak mengisyaratkan proses evolusi seperti yang dikemukakan evolusionis. Fosil-fosil tersebut, yang mereka katakan sebagai nenek moyang manusia, ternyata milik suatu ras manusia atau milik spesies kera.
Lalu, yang manakah fosil manusia dan yang manakah fosil kera? Mungkinkah salah satu dari keduanya bisa dianggap sebagai bentuk transisi? Untuk mendapatkan jawabannya, mari kita amati masing-masing kategori.
Australopithecus: Spesies Kera
Australopithecus, kategori pertama, berarti "kera dari selatan". Makhluk ini di duga pertama kali muncul di Afrika sekitar 4 juta tahun lalu dan hidup hingga 1 juta tahun lalu. Evolusionis berasumsi bahwa spesies Australopithecus tertua adalah A. afarensis. Setelah itu muncul A. africanus, yang memiliki kerangka lebih ramping, dan kemudian A. robustus, yang memiliki kerangka relatif lebih besar. Sedangkan untuk A. boisei, sejumlah peneliti menganggapnya spesies yang berbeda dan sebagian lagi menggolongkannya dalam subspesies dari A. robustus.
Semua spesies Australopthecus adalah kera yang sudah punah dan menyerupai kera masa kini. Ukuran tengkorak mereka sama atau lebih kecil dari simpanse yang hidup di masa sekarang. Terdapat bagian yang menonjol pada tangan dan kaki mereka yang digunakan untuk memanjat pohon seperti simpanse zaman sekarang, dan kaki mereka memiliki kemampuan memanjat dahan. Mereka bertubuh pendek (maksimum 130 cm) dan seperti simpanse masa kini, Australopithecus jantan lebih besar dari Australopithecus betina. Sekian banyak karakteristik seperti detail pada tengkorak, kedekatan kedua mata, gigi geraham yang tajam, struktur rahang, lengan yang panjang, kaki yang pendek, merupakan bukti bahwa makhluk hidup ini tidak berbeda dengan kera zaman sekarang. Evolusionis menyatakan bahwa meskipun Australopithecus memiliki anatolmi kera, mereka berjalan dengan tegak seperti manusia dan bukan seperti kera.
Pernyataan "berjalan tegak" ini ternyata telah dipertahankan selama puluhan tahun oleh sejumlah ahli paleontologi seperti Richard Leakey dan Donald C. Johanson. Namun, banyak ilmuwan telah melakukan penelitian pada struktur kerangka Australopithecus dan membuktikan ketidakabsahan argumentasi tersebut. Penelitian menyeluruh pada spesimen Australopithecus oleh dua ahli anatomi kelas dunia dari Inggris dan Amerika Serikat, Lord Solly Zuckerman dan Prof. Charles Oxnard, menunjukkan bahwa makhluk ini tidak bipedal dan bergerak seperti kera masa kini. Setelah mempelajari fosil-fosil ini selama 15 tahun dengan segala perlengkapan yang diberikan pemerintah Inggris, Lord Zuckerman dan timnya yang beranggotakan 5 orang spesialis sampai pada kesimpulan bahwa Australopithecus hanya spesies kera biasa dan pasti tidak bipedal. Zuckerman sendiri adalah seorang evolusinis. Begitu pula Charles E. Oxnard, evolusionis yang terkenal dengan penelitiannya pada subjek tersebut, menyamakan struktur kerangka Australopithecus dengan milik orang utan modern. Akhirnya, pada tahun 1994, sebuah tim dari Universitas Liverpool Inggris melakukan riset menyeluruh untuk mencapai suatu kesimpulan yang pasti. Mereka berkesimpulan bahwa "Australopithecus adalah kuadripedal". Singkatnya, Australopithecus tidak memiliki kekerabatan dengan manusia dan mereka hanyalah spesies kera yang telah punah.
Homo Habilis: Kera yang Dinyatakan sebagai Manusia
Kemiripan struktur kerangka dan tengkorak Australopithecus dengan simpanse, dan penolakan terhadap pernyataan bahwa makhluk ini berjalan tegak telah sangat menyulitkan ahli paleontologi pro evolusi. Karena, menurut skema evolusi rekaan mereka, Homo erectus muncul setelah Australopihecus. Karena awalan kata "homo" berarti "manusia", Homo erectus tergolong kelas manusia berkerangka tegak. Ukuran tengkoraknya dua kali lebih besar dari Australopithecus. Peralihan langsung dari Australopithecus, yakni seekor kera mirip simpanse, ke Homo erectus yang berkerangka sama dengan manusia modern, adalah mustahil bahkan menurut teori mereka sendiri. Jadi, diperlukan "mata rantai", yakni "bentuk transisi". Dan, konsep Homo habilis muncul untuk memenuhi kebutuhan ini.
Pengelompokan Homo habilis diajukan pada tahun 1960-an oleh Keluarga Leakey, sebuah keluarga "pemburu fosil". Menurut Leakey, spesies baru yang mereka kelompokkan sebagai Homo habilis memiliki kapasitas tengkorak relatif besar, kemampuan berjalan tegak dan menggunakan peralatan dari batu dan kayu. Karena itu, mungkin saja ia adalah nenek moyang manusia.
Fosil-fosil baru dari spesies yang sama ditemukan pada akhir tahun 1980-an, dan mengubah total pandangan ini. Sejumlah peneliti seperti Bernard Wood dan C. Loring Brace, berdasarkan fosil-fosil baru tersebut, mangatakan bahwa Homo habilis, yang berarti "manusia yang mampu menggunkan alat" seharusnya digolongkan sebagai Australopithecus habilis yang berarti "kera Afrika Selatan yang mampu menggunakan alat", karena Homo habilis memiliki banyak kesamaan ciri dengan kera australopithecus. Ia memiliki lengan yang panjang, kaki yang pendek, dan struktur kerangka mirip kera seperti Australopithecus. Jari tangan dan jari kakinya cocok untuk memanjat. Struktur tulang rahangnya sangat mirip dengan rahang kera masa sekarang. Rata-rata kapasitas tengkoraknya yang 600 cc juga mengindikasi fakta bahwa Homo habilis adalah kera. Singkatnya, Homo habilis, yang diklaim sebagai spesies berbeda oleh sejumlah evolusionis, ternyata merupakan spesies kera seperti semua Australopithecus yang lain.
Penelitian yang dilakukan pada tahun-tahun berikutnya benar-benar menunjukkan bahwa Homo habilis tidak berbeda dengan Australopithecus. Fosil tengkorak dan kerangka OH26 yang ditemukan Tim White menunjukkan bahwa spesies ini memiliki kapasitas tengkorak kecil, lengan panjang serta kaki pendek yang memungkinkannya memanjat pohon, tidak berbeda dengan kera modern. Analisis terperinci yang dilakukan ahli antropologi Amerika, Holly Smith, pada tahun 1994 menunjukkan bahwa Homo habilis bukan "homo", atau "manusia", melainkan "kera".
Mengenai analisis yang dilakukannya terhadap gigi-gigi Australopithecus, Homo habilis, Homo erectus, dan Homo neandertalensis, Smith mengatakan, "Dengan membatasi analisis hanya pada spesimen-spesimen yang memenuhi kriteria ini, pola perkembangan gigi Australopithecus dan Homo habilis menunjukkan bahwa mereka sekelompok dengan kera Afrika. Sedangkan Homo erectus dan Neandertal diklasifikasikan dengan manusia."
Tahun itu juga, tiga spesialis anatoi, Fred Spoor, Bernard Wood, dan Frans Zonneveld, menarik kesimpulan serupa melalui metode yang sama sekali berbeda. Metode ini berdasarkan analisis perbandingan saluran setengah lingkaran pada telinga bagian dalam milik manusia dan kera yang berfungsi menjaga keseimbangan. Saluran ini berbeda jauh antara manusia yang berjalan tegak, dengan kera yang berjalan membungkuk. Saluran telinga bagian dalam pada semua Australopithecus serta spesimen Homo habilis yang diteliti oleh Spoor, Wood, dan Zonneveld, sama seperti pada kera modern. Saluran telinga bagian dalam pada Homo erectus sama dengan pada manusia modern. Temuan ini membuahkan dua hasil penting:

  1. Fosil-fosil yang dikatakan sebagai Homo habilis sebenarnya tidak termasuk kelas "homo" atau manusia, tetapi kelas Australopithecus atau kera.
  2. Baik Homo habilis maupun Australopithecus adalah makhluk hidup yang berjalan membungkuk, dan karenanya memiliki kerangka kera. Mereka tidak memiliki hubungan apa pun dengan manusia.
Homo Rudolfensis: Susunan Wajah yang Salah
Homo rudolfensis adalah nama yang diberikan kepada beberapa bagian fosil yang ditemukan pada tahun 1972. Kelompok yang diwakili fosil ini juga dinamai Homo rudolfensis karena ditemukan di dekat Sungai Rudolf di Kenya. Mayoritas ahli paleoantropologi menyetujui bahwa fosil-fosil ini tidak berasal dari spesies yang berbeda, melainkan termasuk Homo habilis.
Richard Leakey, penemu fosil tersebut, memperkenalkan tengkorak yang dinamai "KNM-ER 1470" dan dinyatakan berusia 2,8 juta tahun itu sebagai penemuan terbesar dalam sejarah antropologi dan berpengaruh luas. Menurut Leakey, makhluk berukuran tengkorak kecil seperti Australopithecus namun berwajah manusia tersebut adalah mata rantai yang hilang antara Australopithecus dan manusia. Akan tetapi, tidak berapa lama kemudian diketahui bahwa wajah mirip manusia dari tengkorak KNM-ER 1470 yang sering tampil pada sampul depan majalah-majalah ilmiah adalah hasil penggabungan fragmen-fragmen tengkorak secara keliru--yang mungkin dilakukan dengan sengaja. Prof. Tim Bromage, pengkaji anatomi wajah manusia, menjelaskan kenyataan yang diungkapkannya dengan bantuan simulasi komputer ini pada tahun 1992, "Ketika KNM-ER 1470 pertama kali direkonstruksi, wajahnya dilekatkan pada tengkorak dalam posisi hampir vertikal, sangat menyerupai wajah datar manusia modern. Akan tetapi, penelitian baru-baru ini mengenai hubungan-hubungan anatomis menunjukkan bahwa pada masa hidupnya wajah itu seharusnya sangat menonjol, memunculkan aspek mirip kera, agak mirip dengan wajah Australopithecus."
Mengenai kasus ini, seorang ahli paleoantropologi evolusionis, J. E. Cronin, menyatakan, "... wajahnya yang dikonstruksi kelihatan kokoh, naso-alveolar clivus yang agak datar (mengarah wajah cembung Australopithecus), lebar maksimum tengkorak yang rendah (pada bagian temporal), gigi taring yang kuat dan geraham yang besar (seperti yang ditunjukkan oleh sisa akarnya), seluruhnya merupakan sifat-sifat yang relatif primitif, yang menghubungkan spesimen tersebut dengan kelompok A. africanus.
C. Loring Brace dari Universitas Michigan berkesimpulan sama setelah ia menganalisis struktur rahang dan gigi tengkorak 1479. Menurutnya, ukuran rahang dan bagian yang ditumbuhi gigi geraham menunjukkan bahwa ER 1470 memiliki wajah dan gigi Australopithecus.
Prof. Alan Walker, ahli paleoantropologi dari Universitas John Hopkins telah melakukan banyak penelitian pada KNM-ER 1470 seperti halnya Leakey, dan bersikeras bahwa makhluk hidup ini seharusnya tidak dikelompokkan sebagai "homo" atau spesies manusia seperti Homo habilis atau Homo rudolfensis, tetapi harus dimasukkan ke dalam spesies Australopithecus. Jadi, pengelompokkan seperti Homo habilis atau Homo rudolfensis yang dikatakan sebagai bentuk transisi antara Australopithecus dengan Homo erectus sepenuhnya hanyalah rekaan. Sebagaimana dikuatkan oleh banyak peneliti masa kini, makhluk-makhluk hidup ini adalah anggota Australopithecus. Seluruh ciri anatolis memperlihatkan bahwa mereka adalah spesies kera. Setelah makhluk-makhluk ini, yang ternyata semuanya spesies kera, kemudian muncul fosil-fosil "homo" yang merupakan fosil-fosil manusia.
Homo Erectus dan Setelahnya: Manusia
Menurut skema rekaan evolusionis, evolusi internal spesies homo adalah sebagai berikut: pertama, Homo erectus, kemudian Homo sapiens purba dan manusia Neandertal, lalu Manusia Cro-Magnon, dan terakhir manusia modern. Akan tetapi, semua klasifikasi ini ternyata hanya ras-ras asli manusia purba. Perbedaan di antara mereka tidak lebih dari perbedaan antara orang inuit (Eskimo) dengan negro atau orang Pigmi dengan orang Eropa.
Mari kita terlebih dahulu mengakaji Homo erectus, yang dikatakan sebagai spesies manusia paling primitif. Kata "erect" berarti "tegak", maka Homo erectus berarti "manusia yang berjalan tegak". Evolusionis harus memisahkan manusia-manusia ini dari yang sebelumnya dengan menambahkan ciri "tegak", sebab semua fosil Homo erectus bertubuh tegak, tidak seperti spesimen Australopithecus atau Homo habilis. Jadi, tidak terdapat perbedaan antara kerangka manusia modern dan Homo erectus. Alasan utama evolusionis mendefinisikan Homo erectus sebagai "primitif" adalah ukuran tengkoraknya (900-1100 cc) yang lebih kecil dari rata-rata manusia modern, dan tonjolan alisnya yang lebih tebal. Namun, banyak manusia yang hidup di dunia sekarang memiliki volume tengkorak sama dengan Homo erectus (misalnya suku Pigmi) dan ada beberapa ras yang memiliki alis menonjol (seperti suku Aborogin Australia).
Sudah menjadi fakta yang disepakasti bersama bahwa perbedaan ukuran tengkorak tidak selalu menunjukkan perbedaan kecerdasan atau kemampuan. Kecerdasan bergantung pada organisasi internal otak, dan bukan pada volumenya.
Fosil yang telah menjadikan Homo erectus terkenal di dunia adalah fosil Manusia Peking dan Manusia Jawa yang ditemukan di Asia. Akan tetapi, akhirnya diketahui bahwa dua fosil ini tidak bisa diandalkan. Manusia Peking terdiri dari beberapa bagian yang terbuat dari plester untuk menggantikan bagian asli yang hilang. Sedangkan Manusia Jawa "tersusun" dari fragmen-fragmen tengkorak, ditambah dengan tulang panggul yang ditemukan beberapa meter darinya, tanpa indikasi bahwa tulang-tulang tersebut berasal dari satu makhluk hidup yang sama. Itu sebabnya fosil Homo erectus yang ditemukan di Afrika menjadi lebih penting. (Perlu diketahui pula bahwa sejumlah fosil yang dikatakan sebagi Homo erectus, oleh sebagian evolusionis dimasukkan ke dalam kelompok kedua yang diberi nama Homo ergaster. Ada perbedaan pendapat di antara mereka tentang masalah ini. Kita menganggap semua fosil ini termasuk kelompok Homo erectus).
Spesimen Homo erectus paling terkenal dari Afrika adalah fosil Narikotome Homo erectus atau "Anak Lelaki Turkana", yang ditemukan dekat Danau Turkana, Kenya. Dipastikan bahwa fosil tersebut milik seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, yang mungkin akan mencapai tinggi dewasa 1,83 meter. Struktur kerangka yang tegak dari fosil tidak berbeda dengan manusia modern. Mengenai ini, seorang ahli paleoantropologi Amerika, alan Walker, meragukan kemampuan ahli patologi kebanyakan untuk membedakan kerangka fosil tersebut dengan kerangka manusia modern. Tentang tengkorak tersebut, Walker mengatakan, "Tengkorak itu tampak sangat mirip dengan Neandertal." Seperti yang akan kita temukan pada bab berikutnya, Neandertal adalah ras manusia modern. Jadi, Homo erctus adalah ras manusia modern juga. Bahkan, evolusionis Richard Leakey menyatakan bahwa perbedaan antara Homo erectus dan manusia modern tidak lebih dari variasi ras: perbedaan bentuk tengkorak, tingkat tonjolan wajah, kekokohan dahi, dan sebaginya akan terlihat. Perbedaan-perbedaan ini mungkin seperti yang kita saksikan saat ini pada ras-ras manusia modern yang terpisah secara geografis. Variasi biologis semacam ini muncul ketika populasi-populasi saling terpisah secara geografis untuk kurun waktu yang lama.
Prof. William Laughlin dari Universitas Collection melakukan pengujian anatomi menyeluruh terhadap orang-orang Inuit dan orang-orang yang hidup di kepulauan Aleut. Ia mendapati mereka sangat mirip dengan Homo erectus. Laughlin berkesimpulan bahwa semua ras ini ternyata ras-ras yang bervariasi dari Homo sapiens (manusia modern).
Jika kita mempertimbangkan perbedaan besar antara kelompok-kelompok yang berjauhan seperti Eskimo dan Bushman, yang diketahui berasal dari satu spesies Homo sapiens, dapat disimpulkan bahwa Sinanthropus (spesimen eerectus-ALC) termasuk dalam spesies yang sama.
Di lain pihak, terdapat jurang pemisah yang lebar antara Homo erectus, suatu ras manusia, dan kera yang mendahului Homo erectus dalam skenario "evolusi manusia" (Australopithecus, Homo habilis, Homo rudolfensis). Ini berarti bahwa manusia pertama muncul secara tiba-tiba dalam catatan fosil dan tanpa sejarah evolusi apa pun. Hal ini sudah cukup jelas mengindikasikan bahwa mereka diciptakan.
Akan tetapi, pengakuan atas fakta ini akan sangat bertentangan dengan filsafat dogmatis dan ideologi evolusionis. Karenanya, mereka mencoba menggambarkan Homo erectus, ras manusia sesungguhnya, sebagai makhluk separo kera. Pada rekostruksi Homo erectus, evolusionis berkeras menggambarkan ciri-ciri kera. Sebaliknya, dengan metode penggambaran yang sama, mereka memanusiakan kera seperti Australopithecus atau Homo habilis. Dengan cara ini, mereka berupaya "mendekatkan" kera dan manusia, dan menutup celah antara dua kelompok makhluk hidup yang berbeda ini.
Neandertal
Neandertal adalah manusia yang tiba-tiba muncul 100 ribu tahun lalu di Eropa dan kemudian menghilang atau terasimilasi melalui pembauuran dengan ras-ras lain secara diam-diam namun cepat, 35 ribu tahun lalu. Perbedaan antara mereka dengan manusia modern hanyalah kerangka tubuh yang lebih kekar dan kapasitas tengkorak mereka sedikit lebih besar.
Neandertal adalah ras manusia, dan kenyataan ini sekarang diakui oleh hampir semua orang. Evolusionis telah berusaha keras menampilkan mereka sebagai "spesies primitif", namun semua temuan menunjukkan bahwa Neandertal tidak berbeda dengan orang berperawakan "kekar" yang lewat di jalan saat ini. Seorang pakar dalam hal ini, Erik Trinkaus, ahli paleoantropologi dari Universitas New Mexico menulis, "Perbandingan anatomis terperinci antara sisa-sisa kerangka Neandertal dengan kerangka manusia modern tidak menunjukkan dengan pasti bahwa kemampuan lokomotif, manipulatif, intelektual, atau bahasa Neandertal lebih rendah dari manusia modern."
Banyak peneliti modern menggolongkan manusia Neandertal sebagai suatu subspesies dari manusia modern dan menamakannya Homo sapiens neandertslensisi. Temuan-temuan membuktikan bahwa Neandertal mengubur mayat kerabat mereka, membuat alat musik, dan memiliki hubungan kebudayaan dengan Homo sapiens yang hidup seperiode. Tegasnya, Neandertal adalah ras manusia bertubuh "kekar" yang menghilang seiring perjalanan masa.
Homo Sapiens Kuno, Homo Heilderbergensis dan Manusia Cro-Magnon
Dalam skema evolusi rekaan, Homo sapiens kuno adalah tahapan terakhir sebelum manusia modern. Pada kenyataannya, evolusionis tidak dapat berkata banyak tentang manusia ini karena hanya ada sedikit perbedaan antara mereka dengan manusia modern. Sejumlah peneliti bahkan mengatakan bahwa representasi ras ini masih hidup hingga sekarang, dan merujuk kepada orang Aborigin di Australia sebagai contoh. Seperti Homo sapiens, orang Aborigin juga memiliki alis tebal yang menonjol, struktur rahang miring ke dalam dan kapasitas tengkorak sedikit lebih kecil. Di samping itu, sejumlah penemuan penting mengisyaratkan bahwa manusia semacam itu pernah hidup di Hongaria dan di beberapa desa di Italia hingga beberapa waktu lalu.
Kelompok yang disebut sebagai Homo heilderbergensis dalam literatur evolusionis ternyata sama dengan Homo sapiens kuno. Dua istilah berbeda ini digunakan unutk mendefinisikan ras manusia yang sama, karena perbedaan konsep di kalangan evolusionis. Semua fosil yang termasuk dalam golongan Homo heilderbergensis menunjukkan bahwa kelompok manusia yang secara anatomis sangat mirip dengan orang Eropa modern telah hidup 500 ribu dan bahkan 700 ribu tahun sebelumnya, pertama di Inggris dan kemudian Spanyol.
Diperkirakan manusia Cro-Magnon hidup 30.000 tahun lalu. Manusia ini memiliki tengkorak berbentuk kubah dan dahi yang lebar. Kapasitas tengkoraknya 1.600 cc, di atas rata-rata untuk manusia modern. Tengkoraknya memiliki tonjolan alis yang tebal dan tonjolan tulang di bagian belakang yang merupakan ciri manusia Neandertal dan Homo erectus.
Kendati Cro-Magnon dianggap suatu ras Eropa, struktur dan voleme tengkoraknya tampak lebih mirip tengkorak ras-ras yang hidup di Afrika dan daerah tropis saat ini. Berdasarkan ini, Cro-Magnon diperkirakan sebagai suatu ras Afrika kuno. Sejumlah temuan paleoantropologi telah menunjukkan bahwa ras Cro-Magnon dan Neandertal saling membaur, kemudian mengawali ras-ras dewasa ini. Sekarang sudah diakui bahwa representasi dari ras Cro-Magnon masih hidup di beberapa wilayah di benua Afrika, dan di daerah Salute dan Dordogne di Prancis. Kelompok manusia berkarakteristik sama juga hidup di Polandia dan Hongaria.
Hidup Sezaman dengan Nenek Moyang
Kajian kita sejauh ini membentuk sebah gambaran jelas: skenario "evolusi manusia" hanyalah fiksi. Agar silsilah seperti itu ada, evolusi bertahap dari kera hingga menusia seharusnya sudah terjadi dan catatan fosil dari proses ini seharusnya telah ditemukan. Akan tetapi, ada jarak pemisah sangat lebar antara kera dan manusia. Struktur kerangka, kapasitas tempurung kepala, dan kriteria lain, seperti berjalan tegak atau sangat membungkuk, membedakan manusia dari kera. (Dari hasil riset tahun 1994 tentang saluran keseimbangan pada telinga bagian tengah, Australopithecus dan Homo habilis dikelompokkan sebagai kera, sedangkan Homo erectus dikelompokkan sebagai manusia).
Satu lagi temuan penting yang membuktikan bahwa tidak mungkin ada silsilah keluarga di antara spesies yang berbeda-beda ini adalah spesies yang ditampilkan sebagai nenek moyang dan penerusnya ternyata hidup bersamaan. Jika anggapan evolusionis benar bahwa Australopithecus berubah menjadi Homo habilis dan kemudian berubah menjadi Homo erectus, maka seharusnya mereka hidup pada era yang berurutan. Akan tetapi, tidak ada urutan kronologis seperti itu.
Menurut perkiraan evolusionis, Australopithecus hidup dari 4 juta tahun lalu, sedangkan makhluk hidup yang digolongkan Homo habilis diduga hidup hingga 1,9 -- 1,7 juta tahun lalu. Homo rudolfensis, yang dianggap lebih "maju" daripada Homo habilis, diketahui berusia sekitar 2,8 -- 2,5 juta tahun! Dengan kata lain, Homo rudolfensis hampir 1 juta tahun lebih tua dari Homo habilis, sang "nenek moyang". Di lain pihak, periode Homo erectus adalah sekitar 1,8 -- 1,6 juta tahun lalu. Artinya, spesies Homo erectus muncul di bumi pada selang waktu sama dengan Homo habilis, yang disebut sebagai nenek moyangnya.
Alan Walker memperkuat fakta ini dengan menyatakan, "Terdapat bukti dari Afrika Timur tentang sejumlah kecil Australopithecus yang bertahan hidup sezaman dengan H. habilis, lalu dengan H. erectus." Louis Leakey pun telah menemukan fosil-fosil Australopithecus, Homo habilis, dan Homo erectus yang berdekatan satu sama lain di wilayah celah Olduvai, lapisan Bed II. Jadi, pastilah tidak ada silsilah kekerabatan seperti itu. Ahli paleontologi dari Universitas Harvard, Stephen Jay Gould, menjelaskan jalan buntu bagi evolusi ini meskipun ia sendiri seorang evolusionis: "Apa jadinya dengan urutan yang kita susun, jika ada tiga keturunan hominid hidup bersama (A. africanus, A. robustus, dan H. habilis), dan tidak satu pun dari mereka menjadi keturunan dari yang lain? Di samping itu, tidak satu pun dari ketiganya memperlihatkan kecenderungan evolusi semasa mereka hidup di bumi.
Jika kita beralih dari Homo erectus ke Homo sapiens, kita kembali melihat bahwa tidak ada silsilah untuk dibicarakan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa Homo erectus dan Homo sapiens kuno hidup hingga 27.000 tahun dan bahkan 10.000 tahun sebelum masa kita. Dalam rawa Kow di Australia, tengkirak Homo erectus berusia sekitar 13.000 tahun telah ditemukan. Di pulau Jawa, sebuah tengkorak Homo erectus yang ditemukan berumur sekitar 27.000 tahun.
Sejarah Rahasia Homo Sapiens
Fakta paling menarik dan penting yang menggugurkan landasan utama silsilah imajiner teori evolusi ini adalah sejarah manusia modern, yang ternyata cukup tua. Data paleoantropologi mengungkapkan bahwa orang-orang Homo sapiens yang persis sama dengan kita telah hidup pada satu juta tahun lalu.
Orang yang menemukan bukti pertama dalam hal ini adalah Louis Leakey, seorang ahli paleoantropologi evolusionis. Pada tahun 1932, di daerah Kanjera sekitar Danau Victoria di Kenya, Leakey menemukan beberapa fosil yang berasal dari zaman Pleistosin Tengah. Fosil itu ternyata tidak berbeda dengan manusia modern. Akan tetapi, zaman Pleistosin Tengah berarti satu juta tahun lalu. Karena penemuan ini membalikkan silsilah keturunan evolusi, sejumlah ahli paleoantropologi evolusionis tidak mau mengakuinya. Namun, Leakey selalu bertahan bahwa perkiraannya benar.
Ketika kontroversi ini hampir terlupakan, sebuah fosil ditemukan di Spanyol pada tahun 1995 dan dengan sangat gamblang menunjukkan bahwa sejarah Homo sapiens ternyata jauh lebih tua dari yang diperkirakan. Fosil tersebut ditemukan di sebuah gua bernama Gran Dolina di wilayah Atapuerca dan Spanyol oleh tiga orang ahli paleoantropologi Spanyol dari Universitas Madrid. Fosil tersebut adalah wajah anak laki-laki berusia 11 tahun yang sepenuhnya tampak seperti manusia modern. Padahal, fosil tersebut telah berusia 800.000 tahun sejak ia meninggal. Majalah Discover memuat rincian kisah ini pada Desember 1997. Fosil tersebut bahkan menggoyahkan keyakinan Ferreras, yang memimpin penggalian Gran Dolina. Ia berujar, "Kami mengaharapkan sesuatu yang signifikan, sesuatu yang besar, sesuatu yang bombastis?, sesuatu yang 'primitif'. Harapan kami terhadap seorang anak berusia 800.000 tahun adalah sesuatu seperti Anak Lelaki Turkana. Dan apa yang kami temukan adalah wajah yang sama sekali modern.... Bagi saya, hal ini sangat spektakuler? sesuatu yang mengguncangkan. Menemukan sesuatu yang sama sekali tidak diharapkan seperti itu... Bukan tentang masalah menemukan fosil; menemukan fosil bisa juga mengejutkan, dan tidak jadi masalah. Namun, hal yang paling spektakuler adalah menemukan sesuatu yang Anda kira berasal dari zaman sekarang, di masa lampau. Sama halnya dengan menemukan sesuatu seperti... seperti tape recorder di Gran Dolina. Itu akan sangat mengejutkan. Kami tidak mengharapkan ada kaset dan tape recorder pada zaman Pleistosin awal. Menemukan wajah modern begitu pula. Kami sangat terkejut melihatnya."
Fosil tersebut menegaskan fakta bahwa sejarah Homo sapiens harus ditarik ke belakang hingga 800 ribu tahun lalu. Setelah pulih dari keterkejutannya, evolusionis yang menemukan fosil tersebut memutuskan bahwa fosil ini berasal dari spesies yang berbeda, sebab menurut silsilah keturunan evolusi, tidak ada Homo sapiens yang pernah hidup 800 ribu tahun lalu. Jadi, mereka mengarang sebuah spesies baru bernama Homo antecessor dan memasukkan tengkorak Atapuerca ke dalam kelompok ini.
Sebuah pondok temuan ynag menunjukkan bahwa usia Homo sapiens bahkan lebih awal dari 800 ribu tahun. Satu di antaranya adalah penemuan Louis Leakey di awal tahun 1970-an di celah Olduvai. Di tempat ini, di lapisan Bed II, Leakey menemukan bahwa spesies Australopithecus, Homo habilis dan Homo erectus hidup pada masa yang sama. Bahkan, yang lebih menarik lagi adalah sebuah bangunan yang juga ditemukan Leakey pada lapisan Bed II. Di sini, Leakey menemukan sisa-sisa pondok batu. Yang tidak biasa dari peristiwa ini adalah bahwa kostruksi ini, yang masih digunakan di sejumlah daerah di Afrika, hanya dapat dibangun oleh Homo sapiens! Jadi, menurut temuan Leakey, Australopithecus, Homo habilis, Homo erectus, dan manusia modern tentu hidup pada masa yang sama sekitar 1,7 juta tahun lalu. Penemuan ini dengan pasti menggugurkan teori evolusi yang menyatakan bahwa manusia modern berevolusi dari spesies mirip kera seperti Australiopithecus.
Jejak Kaki Manusia Modern, Berusia 3,6 Juta Tahun!
Sejumlah penemuan lain menurut asal-usul manusia modern hingga 1,7 juta tahun lalu. Salah satu dari temuan penting ini adalah jejak-jejak kaki yang ditemukan di Laetoli, Tanzania oleh Mary Leakey pada tahun 1977. Jejak-jejak kaki ini ditemukan pada lapesan yang menurut perhitungan berusia 3,6 juta tahun. Yang lebih penting lagi, jejak-jejak kaki ini tidak berbeda dari jejak kaki menusia modern.
Jejak-jejak kaki yang ditemukan Mary Leakey kemudian dipelajari sejumlah ahli paleoantropologi seperti Don Johanson dan Tim White. Hasilnya sama. White menulis: "Tidak disangsikan lagi? jejak-jejak itu serupa dengan jejak kaki manusia modern. Jika jejak itu ditinggalkan di pasir Pantai California sekarang, dan seorang anak berusia empat tahun ditanya tentangnya, ia akan langsung menjawab bahwa seseorang telah berjalan di sana. Ia tidak akan dapat membedakannya dengan seratus jejak kaki lain di pantai, begitu pula anda."
Setelah meneliti jejak tersebut, Louis Robbins dari Universitas North California berkomentar, "Lengkungannya agak tinggi--manusia yang lebih kecil memiliki lengkungan lebih tinggi daripada yang saya miliki--dan jempol kakinya besar dan sejajar dengan jari kaki sebelahnya.... Jari-jari kaki menekan tanah seperti jari-jari kaki manusia. Anda tidak akan mendapati ini pada hewan."
Pengujian-pengujian morfologis tetap menunjukkan bahwa jejak-jejak kaki tersebut harus diakui berasal dari manusia, lebih jauh lagi, manusia modern (Homo sapiens). Russel Tuttle yang mempelajari ini menulis, "Jejak-jejak ini mungkin berasal dari seorang Homo sapiens kecil yang bertelanjang kaki? Dari semua ciri morfologi yang teramati, kaki individu yang membuat jejak tersebut tidak berbeda dengan kaki manusia modern."
Penelitian yang jujur tentang jejak-jejak kaki tersbut mengungkapkan pemilik sebenarnya. Pada kenyataan, jejak-jejak kaki ini terdiri dari 20 jejak dari seorang manusia modern berusia 10 tahun yang membatu dan 27 jejak kaki dari seorang yang lebih muda. Mereka benar-benar manusia modern seperti kita.
Situasi ini menjadikan jejak kaki Laetolo sebagai topik diskusi selama bertahun-tahun. Para pakar paleoantropologi evolusionis berupaya keras memikirkan sebuah penjelasan karena sulit bagi mereka menerima kenyataan bahwa manusia modern telah berjalan di muka bumi 3,6 juta tahun lalu. Pada tahun 1990-an "penjelasan" ini mulai terbentuk. Evolusionis memutuskan bahwa jejak kaki ini tentunya ditinggalkan oleh Australopithecus, sebab menurut teori mereka, mustahil spesies homo ada 3,6 juta tahun lalu. Dalam artikelnya pada tahun 1990, Russell H. Tuttle menulis sebagai berikut, "Singkatnya, jejak kaki berusia 3,5 juta tahun di situs G Laetoli menyerupai jejak manusia modern yang biasa bertelanjang kaki. Tidak ada ciri-ciri yang menunjukkan bahwa hominid Laetolo memiliki kemampuan bipedal yang lebih rendah dari kita. Kalau saja jejak pada situs G ini tidak diketahui setua itu, kami akan langsung menyimpulkan bahwa jejak tersebut dibuat oleh anggota genus Homo.... Dalam hal ini, kita harus mengesampingkan asumsi lemah bahwa jejak laetolo telah dibuat oleh jenis Lucy, yaitu Australopithecus aferensis.
Dengan kata lain, jejak-jejak berumur 3,6 juta tahun ini tidak mungkin milik Australopithecus. Satu-satunya alasan mengapa jejak-jejak ini dianggap berasal darinya adalah karena jejak tersebut berada pada lapisan vulkanik berumur 3,6 juta tahun. Jejak tersebut dianggap milik Australopithecus dengan asumsi bahwa manusia tidak mungkin telah hidup pada zaman seawal itu. Penafsiran jejak Laetoli menunjukkan kepada kita suatu realita yang sangat penting. Evolusionis mendukung teorinya tidak dengan mempertimbangkan temuan ilmiah, tetapi justru mengabaikannya. Di sini kita mendapati sebuah teori yang dibela secara membabi buta, dan semua temuan yang bertentangan dengan teori tersebut diabaikan atau diselewengkan demi tujuan mereka. Singkatnya, teori evolusi bukan ilmu pengetahuan, tetapi dogma yang dijaga agar tetap hidup dengan mengabaikan ilmu pengetahuan.
Kebuntuan Bipedalisme bagi Evolusi
Terlepas dari catatan fosil yang kita diskusikan, lebarnya jarak perbedaan anatomis antara manusia dan kera juga menggugurkan cerita rekaan evolusi manusia. Salah satu perbedaan ini berhubungan dengan cara berjalan. Manusia berjalan tegak dengan kedua kakinya. Suatu cara bergerak yang sangat unik dan tidak didapati pada spesies-spesies lain. Sebagian hewan memang memiliki kemampuan terbatas untuk bergerak sembari berdiri dengan kedua kaki belakangnya. Hewan seperti beruang dan monyet terkadang bergerak seperti ini ketika hendak menggapai makanan, dan hanya selama beberapa saat. Normalnya, kerangka mereka condong ke depan dan mereka berjalan dengan empat kaki.
Lalu kemudian, apakah bipedalisme merupakan hasil evolusi dari cara berjalan monyet yang kuadripedal seperti yang diklaim evolusionis?
Tentu saja tidak. Penelitian telah menunjukkan bahwa evolusi bipedalisme tidak pernah dan tidak mungkin terjadi. Pertama, cara berjalan bipedal bukan suatu keuntungan. Cara monyet bergerak lebih mudah, lebih cepat dan lebih efisien daripada cara berjalan bipedal manusia. Manusia tidak dapat meloncat dari satu pohon ke pohon lain tanpa menyentuh tanah seperi simpanse, atau berlari dengan kecepatan 125 km/jam seperti cheetah. Sebaliknya, karena menusia berjalan dengan kedua kakinya, ia bergerak jauh lebih lambat di atas tanah. Untuk alasan yang sama, manusia adalah salah satu spesies yang paling tidak terlindung di alam, jika ditinjau dari gerakan dan pertahanan. Menurut logika evolusi, monyet seharusnya tidak berevolusi mengambil cara berjalan bipedal. Sebaliknya, manusialah yang seharusnya berevolusi menjadi kuadripedal.
Kebutuhan lain dari klaim evolusi adalah bahwa cara berjalan bipedal tidak sesuai dengan model "perkembangan bertahap" Darwinisme. Model ini, yang menjadi dasar evolusi, mengharuskan adanya suatu cara berjalan "gabungan" antara cara berjalan bipedal dan kuadripedal. Tetapi, penelitian komputer yang dilakukan Robin Crompton, seorang ahli paleoantropologi Inggris pada tahun 1966 menunjukkan bahwa "gabungan" ini mustahil terjadi. Crmpton mencapai kesimpulan berikut ini: "Makhluk hidup hanya dapat berjalan tegak, atau dengan keempat kakinya. Cara berjalan setengah-setengah antara bipedal dan kuadripedal sangat menguras energi. Itu sebabnya tidak mungkin ada makhluk setengah bipedal."
Jarak yang terlalu jauh antara manusia dan kera tidak hanya meliputi bipedalisme. Masih banyak hal lain yang tidak dapat diterangkan seperti kapasitas tengkorak, kemampuan berbicara, dan sebaginya. Elaine Morgan, seorang ahli paleoatropologi evolusionis, mengakuinya: "Empat mistri yang paling membingungkan tentang manusia adalah:

  1. Mengapa mereka berjalan dengan dua kaki?
  2. Mengapa mereka kehilangan seluruh bulu?
  3. Mengapa mereka mengembangkan otak yang besar?
  4. Mengapa mereka belajar berbicara?
Jawaban ortodoks untuk pertanyaan-pertanyaan ini adalah: (1) kita belum tahu; (2) kita belum tahu; (3) kita belum tahu;(4) kita belum tahu. Daftar pertanyaan bisa bertambah panjang tanpa mengubah kemonotonan jawaban.
Evolusi: Kepercayaan yang Tidak Ilmiah
Lord Solly Zuckerman adalah salah seorang peneliti terkemuka dan terhormat di Inggris. Bertahun-tahun ia meneliti catatan fosil dan melakukan banyak penyelidikan secara terperinci. Ia dianugerahi gelar kebangsawanan "Lord" untuk kontribusinya bagi ilmu pengetahuan. Zuckerman adalah seorang evolusionis. Jadi, komentarnya mengenai evolusi tidak dapat dianggap sebagai pernyataan untuk menentang teori evolusi. Setelah bertahun-tahun meneliti fosil yang digunakan dalam skenario evolusi manusia, ia berkesimpulan bahwa silsilah seperti itu tidak ada.
Zuckerman juga menyusun sebuah "spektrum ilmu pengetahuan" yang menarik. Ia membentuk spektrum ilmu pengetahuan dari yang dianggapnya ilmiah hingga tidak ilmiah. Menurut spektrum Zuckerman, yang paling "ilmiah" tergantung pada data konkret--adalah bidang kimia dan fisika. Setelah itu biologi, kemudian diikuti ilmu-ilmu sosial. Pada ujung berlawanan, yang dianggap paling tidak "ilmiah", terdapat "extra sensory perception (ESP)" konsep seperti telepati dan indra keenam, dan terakhir adalah "evolusi manusia". Zuckerman menjelaskan alasannya: "Kita kemudian bergerak dari kebenaran objektif langsung ke bidang-bidang yang dianggap sebagai ilmu biologi, seperti extra sensory perception atau interprestasi sejarah fosil manusia. Dalam bidang-bidang ini, segala sesuatu mungkin terjadi bagi yang percaya, dan orang yang sangat percaya kadang-kadang mampu meyakini sekaligus beberapa hal yang saling kontradiktif.
Lalu, alasan apa yang membuat banyak ilmuwan berkeras mempertahankan dogma ini? Mengapa mereka berusaha begitu keras mempertahankan teori ini agar tetap hidup, walaupun harus mengalami berbagai konflik dan membuang bukti-bukti yang mereka temukan sendiri?
Satu-satunya jawaban adalah ketakutan mereka akan fakta yang harus mereka hadapi jika teori ini ditinggalkan. Fakta bahwa manusia diciptakan oleh Allah. Akan tetapi, mengingat praduga dan filsafat materialistis mereka, penciptaan adalah konsep yang tidak dapat diterima evolusionis.
Untuk alasan ini, mereka menipu diri sendiri serta semua orang di dunia, melalui kerja sama dengan media massa. Jika mereka tidak dapat menemukan fosil yang dibutuhkan, mereka akan "membuatnya" baik dalam bentuk gambar rekaan atau model-model khayalan, dan mencoba memberikan kesan bahwa fosil-fosil yang membuktikan teori evolusi benar-benar ada. Sebagian media massa yang menganut pandangan materialistis juga mencoba menipu masyarakat dan menanamkan kisah evolusi ke alam bawah sadar manusia. Sekeras apa pun mereka mencoba, kebenaran tetap jelas: manusia muncul bukan melalui proses evolusi, tetapi karena telah diciptakan Allah. Karena itu, manusia bertanggung jawab kepada-Nya betapa pun ia tidak ingin menerima tanggung jawab ini.