Selamat Datang Di Kampus Ceria.. MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH KAYUTREJO " Mandiri Santun Cerdas " (Mimka MSc) Status Terakreditasi ~ Terimalah Salam Kami Asalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarokaatuh, Mimka Selalu ada yang baru. "Silaturrohmi Alumni, Menjalin Ukhuwah Dunia Akhirat; Mempersiapkan Siswa - Siswi Madrasah yang Mandiri, Santun dan Cerdas

Senin, 30 April 2012

Akibat Perbuatan Manusia




"Telah nyata kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Ar-Ruum: 41).
Di tengah hiruk pikuknya pembangunan dunia sekarang ini, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa pembangunan secara langsung maupun tidak, mengharuskan timbulnya kehancuran di sisi lain. Tuntutan yang besar dari pembangunan terhadap ketersediaan bahan baku dan sumber daya alam telah mendorong banyak anak manusia untuk melakukan pengrusakan di belahan lain dari bumi ini demi mengambil keuntungan sesaat dari pembangunan itu. Lihatlah bagaimana hutan-hutan ditebangi pohon-pohonnya untuk sekedar mendapatkan kayu yang indah dan kuat untuk memenuhi selera pembangunan, tanpa menghiraukan akibat yang akan menimpa lingkungan. Bahkan, sudah banyak yang merasakan akibatnya, mulai dari tanah longsor, banjir dan sebagainya. Juga ada pembakaran hutan sebagai cara murah untuk membuka lahan tanpa mempedulikan kehidupan orang lain yang terganggu oleh asap yang tebal, baik kesehatan masyarakat, kegiatan perekonomian, dan kepentigan umum lainnya.
Pembangunan itu penting, namun melindungi diri dari ketamakan pembangunan itu lebih penting. Pembangunan harus dilanjutkan dengan tetap menjaga alam dan lingkungan dari pengrusakan. Logikanya adalah bahwa membangun sambil merusak sama dengan nol.
Banyak lagi kehancuran yang ditimbulkan oleh ulah manusia yang rakus dan bodoh. Banjir yang melanda kita beberapa saat yang lalu juga merupakan akibat perbuatan kita yang suka menjadikan got-got dan saluran pembuangan air sebagai tempat sampah. Juga akibat perbuatan kita yang tak peduli dengan kelestarian sungai sebagai saluran utama bagi air hujan. Kehancuran-kehancuran yang ditimbulkan kerusuhan dan demo-demo juga tidak sedikit. Sementara di lautan, ketamakan manusia juga menimbulkan kerusakan yang tak sedikit, mulai dari penghancuran terumbu karang, penggalian pasir laut, tumpahan minyak, perburuan dan penangkapan ikan-ikan yang tak mengenal batas telah menimbulkan kesengsaraan pada sebagian ummat manusia, serta kerusakan alam.
Udara juga tak ketinggalan terkena kerusakan, bolongnya ozon sedikit demi sedikit telah menimbulkan berbagai efek yang tak pernah ada sebelumnya, yang ditimbulkan oleh radiasi sinar matahari yang tak lagi disaring oleh ozon. Lalu timbullah ketakutan pada sebagian bangsa akan habisnya riwayat bumi ini, lalu mereka mulai memikirkan dan membuat stasiun-stasiun angkasa sebagai tempat mengungsi manusia jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Kerusakan dan kehancuran dalam kehidupan manusia dengan segala aspeknya juga lebih dahsyat. Pembunuhan massal mau pun tidak, dekadensi moral, ketamakan, iri dan dengki telah mengantarkan manusia menuju derajat yang lebih rendah dari binatang ternak sekalipun.
Lembaran ini tak akan cukup untuk mengungkapkan semua kehancuran yang diakibatkan oleh perbuatan manusia di muka bumi ini, baik laut mau pun darat. Untuk menanggulangi hal ini kita selalu meminta kesadaran dari semua orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, sayangnya kita tak pernah menyadari bahwa ketamakan dan kerakusan kita merupakan biang semua itu, dan lagi pula kita tidak tahu bagaimana membentuk generasi yang sadar. Setiap hari generasi kita hanya dicekoki dengan segala keindahan dan kesenangan dunia, sehingga membuat mereka lalai akan kewajiban mereka. Mereka hanya sibuk berpesta dengan segala kesenangan semunya.
Seharusnyalah kita menyisihkan waktu untuk merenungi segala perbuatan kita setiap harinya. Dengan begitu kita dapat melakukan evaluasi dini pada segala perbuatan yang akan merugikan dan merusak. Semoga Allah menunjuki kita jalan yang lebih baik. 

Kamis, 26 April 2012

Orang Munafik VS Orang Beriman




"Orang-orang munafik, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka dengan sebagian lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan mencegah berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah pun melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka; dan Allah melaknat mereka; dan bagi mereka azab yang kekal." (At-Taubah: 67 -- 68).
"Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu pasti diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menjanjikan bagi orang-orang beriman laki-laki dan perempuan surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan tempat-tempat tinggal yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah kemenangan yang besar." (At-Taubah: 71 -- 72).
Mengingat betapa bahayanya keberadaan orang-orang munafik dalam tubuh umat Islam, kita perlu lebih mengenal dan mengetahui karakter mereka yang sebenarnya, juga karakter orang-orang beriman yang hakiki. Dengan begitu kita dapat membedakan antara kawan dan lawan sesungguhnya.
Adapun beberapa karakter orang-orang munafik itu adalah:

  1. Mereka menyeru dan mengajak pada perbuatan mungkar dengan segala cara yang bisa mengajak orang berbuat mungkar. Mereka lebih senang berbuat mungkar dan melihat orang-orang berbuat mungkar seperti yang mereka perbuat. Pada umumya mausia lebih cepat memenuhi ajakan kemungkaran itu daripada ajakan kebaikan. Banyak yang termakan tipu daya dalam melakukan suatu kejahatan dan kekejian. Awalnya dibilang tidak apa-apa, sekadar coba-coba bolehlah, demikian rayuan setan pada pelaku dosa. Akibatnya setelah itu menjadi kebiasaan. Begitu kita mengajak seseorang untuk berbuat kebaikan, ternyata hal itu lebih sulit. Bahkan, ada yang marah jika diajak pada kebaikan.
  2. Mereka senang mencegah orang berbuat kebaikan, tentunya juga dengan menempuh segala cara yang dapat menghalangi orang dari kebaikan. Seperti ucapan yang sering kita dengar, "Sok alim", dan "Sok dermawan", dan lain sebagainya. Orang-orang seperti ini umumnya menghalangi orang dari kebaikan karena iri dan dengki. Mereka tidak ingin orang lebih baik dari mereka. Mereka ingin orang lebih rendah dari mereka. Mereka punya kesombongan tinggi hingga merasa merekalah yang terbaik dan paling pintar.
  3. Kikir. Ini juga salah satu karakter yang menonjol pada orang munafik. Mereka amat kikir untuk mengeluarkan hartanya di jalan Allah. Mereka amat sangat mencintai hartanya, dan senang menumpuk-numpuk harta demi suatu kebanggaan semu. Dan amatlah sulit untuk membuat mereka mau mengeluarkan hartanya walau sedikit. Kecuali ada tujuan tertentu, saat itu mereka akan mengeluarkannya dengan harapan mereka mendapatkan suatu keuntungan tertentu di balik semua itu.
  4. Mereka melupakan Allah, mereka tidak pernah mengingat Allah dengan sebenarnya. Mereka hanyalah berpura-pura. Karena itu Allah pun melupakan dan mengabaikan mereka dari rahmat dan kasih sayang-Nya. Dan Allah mengancam mereka dengan neraka Jahannam, dan bahwa mereka akan kekal di dalamnya. Mereka juga dilaknat dan mendapat azab yang kekal di dalam neraka itu. Mereka adalah orang-orang yang fasik. Namun, orang munafik yang tidak mau bertaubat tidak akan pernah merasa takut akan azab Allah. Dia merasa bisa menipu Allah dan kaum muslimin, padahal ia sendirilah yang tertipu oleh kebodohannya.

Sedangkan karakter orang-orang beriman itu antara lain adalah:

  1. Mereka saling mencintai dan tolong menolong sesama mereka. Mereka menjadikan cinta karena Allah dan benci karena Allah, suatu pedoman yang menuntun mereka dalam mencintai dan membenci.
  2. Berbuat dan menyeru pada kebaikan, serta mencegah kemungkaran. Mereka tidak hanya mencintai kebaikan ada pada mereka, tetapi mereka juga ingin agar kebaikan itu ada pada orang lain. Sebagaimana mereka membenci keburukan jika ada pada diri mereka, seperti itu jugalah mereka membenci keburukan agar tidak ada pada orang lain. Mereka tidak ingin baik sendiri, dan tidak ingin seorang pun berbuat keburukan.
  3. Menjauhi dan melarang dari kemungkaran. Mereka menyadari bahwa kemungkaran memiliki bahaya dan efek buruk terhadap pribadi, masyarakat dan keutuhan kebersamaan, serta efek-efek negatif lainnya. Kejahatan dan keburukan akan menutup hati seseorang dari cahaya iman dan kebaikan. Sehingga, jika seseorang sudah berkubang dosa, ia akan sulit kembali, walaupun jalan masih terbuka. Orang-orang beriman tidak ingin kemungkaran merajalela, karena itu akan menghancurkan tatanan kehidupan ini.
  4. Mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, dan taat pada Allah dan Rasul-Nya. Artinya, tidak hanya salat dan zakat, tetapi semua perintah Allah dan Rasul-Nya mereka taati, dan seluruh larangan Allah dan Rasul-Nya mereka jauhi. Dengan ketaatan ini mereka tidak dapat diperbudak oleh siapa pun dan apa pun. Dengan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya mereka menjadi orang yang merdeka dalam artian sesungguhnya.

Sebagai balasan dan karunia dari Allah, maka Allah limpahkan rahmat-Nya kepada mereka, baik laki-laki maupun perempuan. Bagi mereka telah Allah siapkan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kemudian mereka kekal di dalamnya, juga tempat-tempat tinggal yang indah di surga 'Adn. Dan yang lebih besar dari itu semua adalah ridha Allah terhadap mereka. Itulah kemenangan besar yang akan diraih oleh orang-orang beriman dan beramal saleh.  

Hikmah di Balik Beriman kepada Takdir




"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tiada (pula suatu bencana) menimpa dirimu kecuali telah tertulis di dalam kitab (al-Lauh al-Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput darimu, dan supaya kamu tidak merasa bangga dengan apa yang telah diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Al-Hadiid: 22--23).
Beriman kepada qadar baik dan buruk adalah salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap mukmin. Itu merupakan awal dari tawakal kepada Allah dalam segala usaha yang dilakukannya. Dengan iman pada qadar setiap mukmin akan optimis dan selalu optimis dalam segala tindak tanduk dan perbuatan serta usahanya. Karena setelah ia mencurahkan segala kemampuan yang ada padanya, ia akan bertawakkal kepada Allah semata dalam hasil yang akan dicapainya.
Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui. Dia tidak melakukan dan menetapkan sesuatu pada hamba-Nya kecuali ada hikmahnya. Lagi pula Dialah yang mengetahui apa yang baik dan buruk bagi hamba-Nya. Dengan modal iman akan qadar baik dan buruk, dan bahwa semua itu telah ditulis di al-Lauh al-Mahfuzh, seorang mu'min akan siap jiwa raga menerima apa pun hasil yang diraih, apa pun yang menimpanya. Jika buruk yang dicapai, atau musibah yang menimpa, itu tidak akan membuatnya sedih dan larut dalam kesedihan dan duka lara. Jika ia tidak mencapai apa yang diinginkannya walau pun sudah mengerahkan segala daya upaya, ia tidak akan berkecil hati karenanya. Ia tahu bahwa apa yang disukainya belum tentu baik baginya, dan apa yang dibencinya belum tentu buruk baginya.
Sebaliknya, jika kesuksesan dan keberhasilan serta untung yang diraihnya, ia tidak serta merta merasa bahwa itu semua merupakan hasil jerih payahnya semata. Ia sadar bahwa semua itu adalah karunia Allah semata. Ia tidak akan menyombongkan dirinya dengan segala keberhasilan itu. Tentunya dengan menyadari ini semua ia tidak akan kikir atau pelit dalam berbagi dengan sesama sebagian dari keberhasilan dan keuntungan yang diraihnya.
Jika iman akan qadar baik dan buruknya kurang mantap, hal itu akan membawa dampak negatif pada seseorang dalam menyikapi segala yang terjadi dalam kehidupan dunia ini. Apabila buruk yang diraih dan menimpanya ia akan larut dalam kesedihan dan kepesimisan. Bahkan akan mudah tumbuh subur di hatinya rasa dengki dan iri terhadap orang lain yang berhasil. Namun jika keberhasilan dan kesuksesan yang diraihnya, secara perlahan akan tumbuh rasa bangga dan sombong dalam jiwanya, karena merasa bahwa apa yang diraihnya adalah hasil usahanya semata. Akibatnya ia akan membanggakan diri pada orang lain, kikir dan pelit untuk berbagi, kecuali ada tujuan tertentu. Itulah sifat si Qarun, yang dulunya miskin, kemudian menjadi kaya raya setelah Allah mengabulkan doa nabi Musa 'Alaihissalaam untuk si Qarun. Kekayaannya melimpah ruah, sampai-sampai kunci gudang-gudang penyimpanan hartanya tidak mampu diangkat oleh beberapa orang yang kuat. Tetapi, rupanya dia tidak tahu diri dan tidak mau bersyukur. Dia malah membanggakan dirinya bahwa apa yang dimilikinya adalah karena kepintarannya. Dia lupa bagaimana dia dulu merengek-rengek kepada nabi Musa 'Alaihissalaam agar didoakan supaya Allah memberinya kekayaan. Dia kikir dan pelit luar biasa, karena baginya ia tidak perlu berbagi dengan orang-orang miskin yang bodoh menurutnya. Akhirnya, Allah menenggelamkan si Qarun dan seluruh harta kekayaannya ke dalam perut bumi tanpa ada yang tersisa.
Itulah salah satu contoh orang congkak akan segala nikmat yang diraihnya. Ia tidak menyadari bahwa baik dan buruk merupakan qadar yang sudah Allah tetapkan di al-Lauh al-Mahfuzh, dan bahwa semua itu adalah ujian baginya. Kalaulah seseorang menyadari hal yang demikian, ia akan sadar bahwa ia tidak punya alasan untuk menyombongkan diri atas orang lain, apalagi di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Wallahu a'lam.

Makna Akidah & Urgensinya Sebagai Landasan Agama




Arti akidah secara etimologi adalah sebagai berikut. Akidah berasal dari kata ’aqd yang berarti pengikatan. A'taqattu kadza artinya “saya beritikad begini”. Maksudnya, saya mengikat hati terhadap hal tersebut. Akidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan, “Dia mempunyai akidah yang benar,” berarti akidahnya bebas dari keraguan.

Akidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu.

Adapun makna akidah secara syara adalah sebagai berikut. Yaitu, iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan kepada hari akhir, serta kepada qadar yang baik maupun yang buruk. Hal ini disebut juga sebagai rukun iman.

Syariat terbagi menjadi dua: itiqadiyah dan amaliyah. I’tiqadiyah adalah hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara amal, seperti i’tiqad (kepercayaan) terhadap rububiyah Allah dan kewajiban beribadah kepada-Nya, juga beritikad terhadap rukun-rukun iman yang lain. Hal ini disebut ashliyah. Benar dan rusaknya amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya i’tiqadiyah.

Maka, akidah yang benar adalah fundamen bagi bangunan agama serta merupakan syarat sahnya amal. Hal itu sebagaimana firman Allah SWT (yang artinya), "Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh, dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (Al-Kahfi: 110).

"Dan, sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan keada (nabi-nabi) yang sebelummu: ‘Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk or-or yang merugi’." (Az-Zumar: 65).

"Maka, sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik)." (Az-Zumar: 2--3).

Ayat-ayat di atas dan yang senada, yang jumlahnya banyak, menunjukkan bahwa segala amal tidak diterima jika tidak bersih dari syirik. Karena itulah, perhatian Nabi saw. yang pertama kali adalah pelurusan akidah. Dan, hal pertama yang didakwahkan para rasul kepada umatnya adalah menyembah Allah semata dan meninggalkan segala yang dituhankan selain Dia. Allah SWT berfirman, "Dan, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu,’ …." (An-Nahl: 36).

Dan, pada awal dakwahnya setiap rasul selalu mengucapkan, "Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya." (Al-A’raf: 59, 65, 73, 85).

Pernyataan tersebut diucapkan oleh Nabi Nuh, Hud, Saleh, Syuaib, dan seluruh rasul a.s. Selama 13 tahun di Mekah--sesudah bi’tsah--Nabi saw. mengajak manusia kepada tauhid dan pelurusan akidah, karena hal itu merupakan landasan bangunan Islam. Para dai dan para pelurus agama dalam setiap masa telah mengikuti jejak para rasul dalam berdakwah. Sehingga, mereka memulai dengan dakwah kepada tauhid dan pelurusan akidah. Setelah itu mereka mengajak kepada seluruh perintah agama yang lain. 

Kamis, 19 April 2012

Puasa Sunnah (Tathawwu')




Ketika Islam melarang berpuasa pada hari-hari tertentu--sebagaimana telah dipaparkan pada edisi yang lalu--maka Islam pun menganjurkan kepada umatnya agar melakukan puasa pada hari-hari tertentu yang Rasulullah saw sendiri biasa melakukan puasa pada hari-hari tersebut.

  1. Enam Hari pada Bulan Syawal
    Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh jamaah ahli hadis kecuali Bukhari, Nasa'i dari Abu Ayyub al-Anshari bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan lalu mengiringinya dengan enam hari dari bulan Syawal, maka seakan-akan dia telah berpuasa selama satu tahun (sepanjang masa)."
    Puasa tersebut menurut Imam Ahmad dapat dilakukan berturut-turut atau tidak berturut-turut dan tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut golongan Hanafi dan golongan Syafi'i, lebih utama melakukannya secara berturut-turut, yaitu setelah hari raya.
  2. Puasa tanggal 9 Dzul Hijjah (Arafah) bagi selain orang yang melaksanakan Haji

    Kesunnahan berpuasa pada tanggal tersebut didasarkan pada hadis-hadis:

    1. Dari Abu Qatadah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu satu tahun yang telah berlalu dan satun tahun yang akan datang." (HR Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi).
    2. Dari Hafshah ra, dia berkata, "Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah saw, yaitu puasa Asyura, puasa sepertiga bulan (yakni bulan Dzul Hijjah), puasa tiga hari dari tiap bulan, dan salat dua rakaat sebelum Subuh." (HR Ahmad dan Nasa'i).
    3. Dari Uqbah bin Amir ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Hari Arafah, hari Kurban dan hari-hari Tasyriq adalah hari raya umat Islam dan hari-hari tersebut adalah hari-hari makan dan minum." HR Khamsah (lima imam hadis) kecuali Ibnu Majah dan dinyatakan sahih oleh Tirmidzi.
    4. Dari Ummu Fadhal, dia berkata, "Mereka merasa bimbang mengenai puasa Nabi saw di Arafah, lalu Nabi saw saya kirimi susu. Kemudian Nabi saw meminumnya, sedang ketika itu beliau berkhotbah di depan umat manusia di Arafah." (HR Bukhari dan Muslim).

  3. Puasa Bulan Muharrom dan Sangat Dianjurkan pada Tanggal 9 dan 10 (Tasu'a dan 'Asyura)
    Hal ini berdasarkan pada hadis-hadis:

    1. Dari Abu Hurairah ra dia berkata, "Rasulullah saw ditanya, 'Salat apa yang lebih utama setelah salat fardhu?' Nabi menjawab, 'Salat di tengah malam'. Mereka bertanya lagi, 'Puasa apa yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?' Nabi menjawab, 'Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan Muharrom'." (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud).
    2. Dari Muawiyah bin Abu Sufyan ra, dia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Hari ini adalah hari 'Asyura dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Sekarang, saya berpuasa, maka siapa yang mau, silahkan puasa dan siapa yang tidak mau, maka silahkan berbuka." (HR Bukhari dan Muslim).
    3. Dari Aisyah ra, dia berkata, "Hari 'Asyura' adalah hari yang dipuasakan oleh orang-orang Quraisy di masa jahiliyah, Rasulullah juga biasa mempuasakannya. Dan tatkala datang di Madinah, beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang-orang untuk turut berpuasa. Maka, tatkala diwajibkan puasa Ramadhan beliau bersabda, 'Siapa yang ingin berpuasa, hendaklah ia berpuasa dan siapa yang ingin meninggalkannya, hendaklah ia berbuka'." (Muttafaq alaihi).
    4. Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, "Nabi saw datang ke Madinah lalu beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari 'Asyura', maka Nabi bertanya, 'Ada apa ini?' Mereka menjawab, hari 'Asyura' itu hari baik, hari Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa saw dan Bani Israel dari musuh mereka sehingga Musa as berpuasa pada hari itu. Kemudian, Nabi saw bersabda, 'Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kamu', lalu Nabi saw berpuasa pada hari itu dan menganjurkan orang agar berpuasa pada hari itu. " (Muttafaq alaihi).
    5. Dari Abu Musa al-Asy'ari ra, dia berkata, "Hari 'Asyura' itu diagungkan oleh orang Yahudi dan mereka menjadikan sebagai hari raya. Maka, Rasulullah saw bersabda,"Berpuasalah pada hari itu." (Muttafaq alaihi).
    6. Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, "Tatkala Rasulullah saw berpuasa pada hari 'Asyura' dan memerintahkan orang-orang agar berpuasa pada hari itu, mereka berkata, "Ya Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani," maka Nabi saw bersabda, "Jika datang tahun depan, insya Allah kami berpuasa pada hari kesembilan (dari bulan Muharrom)." Ibnu Abbas ra berkata, "Maka belum lagi datang tahun depan, Rasulullah saw sudah wafat." (HR Muslim dan Abu Daud).

    Para ulama menyebutkan bahwa puasa Asyura' itu ada tiga tingkat: tingkat pertama, berpuasa selama tiga hari yaitu hari kesembilan, kesepuluh dan kesebelas. Tingkat kedua, berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Tingkat ketiga, berpuasa hanya pada hari kesepuluh saja.
  4. Berpuasa pada Sebagian Besar Bulan Sya'ban
    Hal ini berdasarkan hadis:

    1. Dari Aisyah ra berkata, "Saya tidak melihat Rasulullah saw melakukan puasa dalam waktu sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan dan tidak satu bulan pun yang Nabi saw banyak melakukan puasa di dalamnya daripada bulan Sya'ban." (HR Bukhari dan Muslim).
    2. Dari Usamah bin Zaid ra berkata, Aku berkata, "Ya Rasulullah saw , tidak satu bulan yang Anda banyak melakukan puasa daripada bulan Sya'ban !" Nabi menjawab: "Bulan itu sering dilupakan orang, karena letaknya antara Rajab dan Ramadhan, sedang pada bulan itulah amal-amal manusia diangkat (dilaporkan) kepada Tuhan Rabbul 'Alamin. Maka, saya ingin amal saya dibawa naik selagi saya dalam berpuasa." (HR Nasa'i dan dinyatakan sahih oleh Ibnu Khuzaimah).

  5. Berpuasa pada Hari Senin dan Kamis
    Hal ini berdasarkan pada hadis Abu Hurairah ra, bahwa Nabi saw lebih sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis, lalu orang-orang bertanya kepadanya mengenai sebab puasa tersebut, lalu Nabi saw menjawab, "Sesungguhnya amalan-amalan itu dipersembahkan pada setiap Senin dan Kamis, maka Allah berkenan mengampuni setiap muslim, kecuali dua orang yang bermusuhan, maka Allah berfirman, "Tangguhkanlah kedua orang (yang bermusuhan ) itu!" (HR Ahmad dengan sanad yang sahih).
    Dalam sahih Muslim diriwayatkan bahwa Nabi saw ditanya orang mengenai berpuasa pada hari Senin, maka beliau bersabda, "Itu hari kelahiranku dan pada hari itu pula wahyu diturunkan kepadaku." (HR Muslim).
  6. Berpuasa Tiga Hari Setiap Bulan
    Dari Abu Dzarr al-Ghiffari ra berkata, "Kami diperintah Rasulullah saw untuk melakukan puasa tiga hari dari setiap bulan, yaitu hari-hari terang bulan, yakni tanggal 13, 14 dan 15, sembari Rasul saw bersabda, 'Puasa tersebut seperti puasa setahun (sepanjang masa)'." (HR Nasa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
  7. Berpuasa Selang-seling (Seperti Puasa Daud)
    Dari Abdullah bin Amr berkata, Rasulullah saw telah bersabda, "Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Daud dan salat yang paling disukai Allah adalah salat Daud. Ia tidur seperdua (separoh) malam, bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya, dan ia berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari."

Referensi:

  1. Fiqhus Sunnah, Sayyid Sabiq
  2. Tamamul Minnah, Muhammad Nashirudddin al-Albani

Rabu, 18 April 2012

Rahasia Dalam Laut



Allah Ta'ala berfirman: Dia membiarkan dua buah laut mengalir, kemudian keduanya bertemu; diantara keduanya ada batas yang tidak bisa dilampaui oleh masing-masingnya; maka nikmat Rabb-mu manakah yang kalian dustakan?; dari keduanya keluar mutiara dan marjan. (Q.S. Ar-Rahmaan)

Maksudnya adalah bahwa kedua laut itu adalah asin. Sebab, ayat-ayat di atas berbicara tentang laut dan apa yang keluar dari salah satu laut berupa marjan dan dari laut lainnya lagi berupa mutiara. Laut yang pertama rasanya asin, demikian juga yang kedua. Dan kapan manusia mengetahui bahwa laut yang asin itu berbeda-beda, dan bukannya laut yang memiliki kandungan sama. Hal ini tidak diketahui oleh manusia kecuali setelah mereka memasuki tahun 1942. Pada tahun 1873 manusia mengetahui bahwa ada tempat tertentu di dalam laut yang kandungan airnya berbeda-beda.

Ketika para peselancar melakukan selancar dan mengelilingi lautan dunia selama 3 tahun dengan menggunakan kapal, maka ini menjadi tonggak pembatas antara ilmu kelautan kuno, penuh dengan khurafat, dengan penelitian mendalam yang didasarkan kepada penelaahan atas fakta laut tersebut. Dan ini merupakan awal dari gelombang kemajuan ilmu pengetahuan bahwa laut yang asin memiliki kandungan air yang berbeda-beda. Dan sudah pernah dilakukan penelitian dan evaluasi terhadap penelitian ini bahwa air laut berbeda-beda kadar panas, berat jenis (BJ air), kandungan oksigen.

Dan pada tahun 1942, muncul untuk yang pertama kalinya sebuah hasil penelitian yang sangat panjang. Penelitian ini dilakukan oleh ratusan para peneliti dasar laut, dan mereka menemukan bahwa samudera atlantik bukanlah laut yang hanya merupakan satu lautan, akan tetapi samudera atlantik ternyata terdiri atas beberapa laut yang masing-masing berbeda. Masing-masing peneliti menemukan perbedaan dari masing-masing air laut yang mereka temui. Air laut di sebelah sana memiliki keistimewaan dan karakteristik tersendiri, demikian juga air laut bagian lainnya; masing-masing berbeda kadar suhu, BJ air, oksigennya, semuanya bersatu dalam satu samudera, altlantik......

Apalagi dengan laut-laut lain yang berbeda dan kemudian bertemu, seperti laut tengah, laut merah, laut atlantik, dan seperti laut merah dan teluk 'adn juga bertemu di satu tempat yang sempit.
Maka pada tahun 1942, untuk pertama kalinya kita mengetahui ada satu laut yang masing-masing bagian laut tersebut memiliki perbedaan dalam kandungan dan sifat-sifatnya, dan bertemu pada satu tempat tertentu.

Pada pakar kelautan (oceanolog) mengatakan bahwa sifat yang paling kentara dari laut dan airnya adalah bahwa laut dan airnya tidak pernah tetap ... tidak pernah tenang, dan hal yang paling terlihat adalah ia selalu bergerak, ... panjangnya, dan lebarnya, dan gelombang airnya, arah pergerakannya adalah diantara faktor-faktor yang sangat banyak yang mempengaruhi keadaan air laut.

Dari sini ada satu pertanyaan: Bila memang demikian keadaannya, maka kenapa air-air yang berbeda itu tidak bercampur dan tidak menyatu (melebur) menjadi satu jenis?" maka mereka pun mempelajari, meneliti, dan menelahnya. Dan akhirnya pun mereka menemukan jawabannya, yaitu bahwa ada "dinding air pembatas" yang memisahkan setiap pertemuan dua laut dalam satu tempat, baik di dasar samudera atau pun di dalam palung (jurang di dalam lautan). Tempat inilah yang ternyata memisahkan antara laut yang satu dengan laut yang lainnya. Akhirnya mereka pun dapat mengetahui batas laut ini dan bagaimana karakteristiknya. Akan tetepi dengan apakah mereka bisa mengetahuinya ? Apakah dengan kedua mata kita ...? Tidak, ... akan tetapi dengan meneliti secara mendetail dan rinci terhadap kandungan kadar garam, kadar suhu, BJ air. Dan hal-hal inilah yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.

Rahasia Berbuka Dengan Kurma



Kurma adalah buah yang berkah, Rasulullah SAW mewasiatkan kepada kita untuk memakannya ketika mulai berbuka dari puasa Ramadhan.

Dari Salman ibn 'Aamir, Sesungguhnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Jika salahs eorang diantara kalian akan berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma sebab kurma itu berkah, kalau tidak ada maka dengan air karena air itu bersih dan suci. (HT. Abu Daud dan Tirmidzi)

Dari Anas, sesungguhnya Nabi  berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma mengkel segar yang baru dipetik dari pohonnya-pent) sebelum shalat, kalau tidak ada ruthab, maka denganbeberapa kurma matang, kalau tidak ada, maka dengan meneguk beberapa tegukan air putih. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Tidak diragukan lagi bahwa dibalik sunnah nabi ini ada petunjuk medis dan manfaat yang banyak bagi kesehatan, dan hukum yang bagus. Rasulullah  telah memilih makanan ini dan tidak memilih yang lainnya karena adanya manfaat yang sangat besar, tidak hanya karena buah itu banyak dijumpai di lingkungannya semata. Maka, ketika seorang yang berpuasa mulai berbuka maka organ-organ tubuhnya akan bersiap; dan organ pencernaan mulai berakivitas kembali, khususnya lambung yang butuh untuk diberikan sesuatu yang lembut, dan memulai mengakifkan kerjanya kembali dengan halus. Dan orang yang sedang berpuasa, pada keadaan ini, sangat butuh akan makanan yang mengandung gula yang mudah dicerna, yang bisa menghilangkan rasa lapar, persis seperti ia butuh akan air.

Dan nutrisi makanan yang tercepat bisa dicerna dan sampai ke darah adalah zat gula, khususnya makanan yang mengandung satu atau dua zat gula (glukosa atau sukrosa). Sebab tubuh mampu menyerap dengan mudah dan cepat zat gula itu hanya dalam beberapa menit. Apalagi jika lambung dan perut sedang kosong, seperti orang yang berpuasa ini.

Andai anda mencari makanan yang bisa menyamai dua kandungan yang dituju ini secara bersama (menghilangkan lapar dan dahaga secara bersamaan dengan satu makanan), maka anda tidak akan pernah menemukan makanan itu lebih baik daripada apa yang disuguhkan oleh sunnah nabawiyah, dimana sunnah memotivasi orang yang berpuasa untuk membuka puasanya dengan zat gula manis sekaligus kaya akan air (ruthab) atau pun tamar (kurma matang).

Berdasarkan penelitian bio-kimia, ditemukan bahwa satu bagian kurma yang kita makan sama dengan 86 - 87 % beratnya; mengandung 20 - 24 % air; 70 - 75 % gula; 2 - 3 % protein; 8,5% serat; sangat kecil sekali kandungan lemah jenuh (lecithine).

Berdasarkan penelitian tersebut, juga ditemukan bahwa ruthab (kurma mengkel) mengandung 65 - 70 % air berdasarkan berat bersihnya; 24 - 58 % zat gula; 1,2 - 2 % protein; 2,5 % serat, dan sedikit sekali mengandung lemak jenuh (lecithine).

Berdasarkan penelitian kimiawi dan fisiologi yang dilakukan Dr. Ahmad Abdul Ra'ouf Hisyam dan Dr. Ali Ahmad Syahhat, diperoleh data sebagai berikut:
  • Mengkonsumsi ruthab (kurma mengkel, masih segar, matang dipohon) atau tamar (kurma matang kering seperti yang tersebar di Indonesia -pent) setiap kali mengawali buka akan menambah terhadap badan persentase yang besar akan kandungan zat gula, maka dengan ini akan hilang penyakit anemia (kurang darah), sehingga tubuh lebih menjadi bergairah;
     
  • Saat lambung kosong dari makanan, maka ia akan mudah mencerna dan menyerap makanan kecil yang mengandung gula ini secara cepat dan maksimal;
     
  • Sesungguhnya kandungan ruthab dan tamar akan zat gula dalam bentuk kimia sederhana menjadikan proses mencerna dan menyerap di lambung sangat mudah, sebab 2/3 (dua per tiga) zat gula ada dalam tamar dan dalam bentuk zat kimia sederhana. Hal ini pun bisa meningkatkan kadar gula dalam darah dalam waktu yang singkat;
     
  • Sesungguhnya adanya tamar yang mengandung air, dan ruthab yang mengandung air tinggi (65 - 70 %) akan menambahkan terhadap tubuh persentase yang tidak membahayakan, maka dengan itu seorang yang berpuasa tidak harus meminum air dalam jumlah banyak ketika berbuka.

Tiada Tempat Untuk Bersembunyi


Pengertian Ihsan dalam Hadis Nabi Muhammad Saw.

"(Ihsan adalah) hendaknya engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika Engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia melihat-Mu." (HR Bukhari).

Sahabat agung, sebaik-baik penafsir Alquran, Abdullah bin Abbas r.a., bercerita kepada para muridnya. "Ada seorang laki-laki pada zaman sebelum kalian, dia beribadah kepada Allah selama 80 tahun, kemudian dia terpeleset kepada suatu dosa, lalu dia pun takut atas dirinya karena dosa tersebut. Kemudian dia mendatangi hutan dan berkata: 'Wahai hutan yang banyak bebatuannya, yang lebat pepohonannya, yang banyak hewan-hewannya, adakah engkau memiliki tempat bersembunyi bagiku dari Rabku?' Dengan ijin Allah hutan menjawab: 'Wahai manusia, demi Allah, tiada satu pun rumput maupun pohon dalam wilayahku, melainkan ada seorang malaikat yang diutus di sana, maka bagaimana aku hendak menyembunyikanmu dari Allah?' Laki-laki itu pun mendatangi laut dan berkata: 'Wahai laut yang melimpah airnya, yang banyak ikan-ikannya, adakah engkau memiliki tempat untuk menyembunyikan diriku dari Rabku?' Maka laut pun menjawab: 'Wahai manusia, demi Allah tiada satu butir pasir pun atau binatang air pun kecuali disertai malaikat yang diutus, maka bagaimana aku hendak menyembunyikan dirimu dari Allah?' Laki-laki itu pun mendatangi gunung dan berkata: 'Wahai gunung yang tinggi menjulang langit, yang banyak gua-guanya, adakah engkau memiliki tempat untuk menyembunyikan diriku dari Rabku Tabaraka wa Taala?' Gunung menjawab: 'Demi Allah, tiada satu batu atau gua pun yang ada di wiliayahku kecuali ada malaikat yang diutus, bagaimana mungkin aku menyembunyikanmu'?" (Haa Kadza Tahaddatsa as-Salaf, 40).

Perisai Dosa
Isu tentang perselingkuhan berjejal begitu banyaknya. Para pelakunya merasa enjoy sepanjang tidak ketahuan istri atau suaminya. Korupsi dan kolusi merajalela di setiap lini dan tempat kerja, koruptor pun santai saja selagi petugas audit tidak mencium bau busuknya. Jumlah uang yang dilalap tak kepalang tanggung banyaknya. ICW menyebutkan, angka korupsi di tingkat DPRD masing-masing bernilai milyaran, tidak ada yang 'hanya jutaan'. Kumpul kebo dan perzinaan terjadi di mana-mana, terus menjadi rutinitas, selagi keluarga, orang tua, dan masyarakat tidak mendeteksi tindakan kotornya. Padahal, bisa saja mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak akan mampu bersembunyi dari Allah.
"Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka." (An-Nisaa’: 108).

Maksiat terjadi karena adanya kemauan atau terbukanya peluang melakukannya. Namun, keduanya dapat dicegah secara sekaligus dengan muraqabatullah, merasa diawasi oleh Allah. Mengapa demikian? Karena, muraqabatullah menjadikan seseorang sadar bahwa setiap gerak-gerik dan kerlingan matanya selalu diawasi oleh Zat yang akan memberikan sangsi kepadanya ketika berdosa. Tak ada tempat dan kesempatan yang memungkinkan baginya berbuat dosa tanpa sepengetahuan-Nya. Otomatis kendurlah kemauannya untuk berbuat dosa, meskipun tidak ada orang lain bersamanya, sebab Allah mengawasinya.

Tidak akan terlintas di benak pencuri untuk mengganyang mobil patroli yang diparkir di depan kantor polisi. Karena, ia sadar bahwa aksinya akan dengan mudah diketahui dan jeruji besi siap menantinya.
Jika demikian, sudah selayaknya hamba yang cerdas tidak coba-coba menjamah wilayah dosa yang dilarang sang Pencipta. Karena, Allah takkan sedikit pun terlena dalam mengawasinya, sedangkan hukuman-Nya tidak hanya berupa jeruji besi, tetapi siksa yang tiada tara beratnya. Maka, merasakan pengawasan Allah adalah perisai utama yang menghalangi seseorang untuk berbuat dosa.

Tidak Ada Tempat untuk Bersembunyi
Muraqabah juga menumbuhkan rasa malu untuk berbuat dosa kepada Allah. Manusia yang bermuraqabah menyadari bahwa Allah yang memberikan segala nikmat kepadanya, juga memantau setiap gerak-geriknya. Tidak ada tempat bersembunyi dari-Nya agar dia bebas berbuat dosa. Malaikat yang menjaga di setiap bumi yang dia pijak akan menjadi saksi atas segala yang dilakukannya. Maka, bagaimana dia akan durhaka kepada-Nya di hadapan pengawasan-Nya. Yang dia lakukan bahkan sebaliknya, dia ingin agar Zat yang memberikan nikmat kepadanya melihat dirinya selalu dalam ketaatan kepada-Nya, sehingga Dia akan merasa rida. Untuk itulah Ibnu Atha’ berkata: "Sebaik-baik ketaatan adalah muraqabatullah, merasa diawasi oleh Allah di setiap waktu."

Kesempurnaan muraqabatullah diraih manakala seseorang juga menyadari bahwa setiap gerak, napas dan detik perbuatannya direkam dalam catatan malaikat. Kelak catatan itu akan diperlihatkan kepadanya. Terbuktilah bahwa tidak ada yang terlewat dari perbuatannya, semua tercatat detail di dalamnya. Tidakkah kita malu jika catatan perbuatan kita dibuka pada hari Kiamat, sementara di sana terdapat rekaman dosa yang kita kerjakan pada saat bersembunyi?

Ketika Ramai dan Sendirian
Muraqabatullah berdampak sangat baik terhadap amal seorang hamba. Ia membuat orang tidak hanya semangat berbuat baik pada saat rame, namun loyo pada saat sendiri, atau jauh dari maksiat pada saat rame, namun akrab pada saat sendiri. Sebab, dalam hati seseorang telah tumbuh kesadaran bahwa Zat yang mengawasinya selalu memantau dirinya pada saat ia berada di tengah banyak orang maupun sendirian: "Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka lakukan dengan terang-terangan?" (Al-Baqarah: 77).

Dia juga sadar bahwa malaikat yang mencatatnya tidak akan pernah pula bosan untuk menyertai dan mencatat perbuatannya: "(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri." (Qaaf: 17). Catatan yang terdapat dalam kitab itu pun detail, tidak ada sedikit pun yang tercecer, hingga orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka akan berkata: "Aduhai, celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya." (Al-Kahfi: 49).

Muraqabatullah menyebabkan seseorang beramal ketika sendirian sama bagusnya dengan apa yang dia lakukan ketika bersama banyak orang. Alangkah bagusnya seorang muslim tatkala menyendiri, lalu dia merasakan bahwa malaikat tidak akan berpisah darinya, diutus untuk menulis kebaikannya. Maka, dia berkata kepada malaikat, "Tulislah (kebaikanku wahai malaikat), semoga Allah merahmati Anda," sehingga dia memenuhi lembaran kitabnya dengan kebaikan dan apa-apa yang bisa memperberat timbangannya. "Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (di mukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya, ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh." (Ali Imran: 30).

Untuk itu, para salaf tidak membedakan amal antara yang dahir dan yang batin. Amalan tersembunyi mereka tidak menyelisihi apa yang mereka kerjakan secara terang-terangan, seperti Hasan al-Bashri yang disifatkan seorang tetangga sekaligus muridnya ‘amalan beliau pada saat sendiri sama dengan amal beliau ketika di tengah orang banyak.’ Sebagian ada yang taqarrub mereka kepada Allah tatkala sendirian lebih banyak porsinya dari pada ketika terang-terangan karena khawatir timbul riya dan sum’ah. Seperti Ali bin Husain bin Ali, setiap kali kegelapan telah merayap, beliau mengusung sekarung gandum di punggungnya untuk diberikan kepada fakir miskin di Madinah, beliau mengetuk pintu, meletakkan gandum tersebut lalu pergi tanpa diketahui oleh orang yang beruntung mendapatkan bantuannya.

Yang Berdosa Sambil Tertawa
Sebagian orang yang hatinya sakit, bahkan mati, mengira bahwa Allah tidak melihat mereka tatkala bermaksiat atau lengah dari apa yang mereka kerjakan, sehingga mereka berdosa dengan tertawa. Apalagi jika hukuman atas dosanya tidak segera nampak di depan mata. Para pezina yang ‘aman’ dari penyakit kelamin, para pembunuh kaum muslimin, para penjahat dan pendosa, jangan disangka Allah membiarkan mereka. Allah tidak membiarkan para pendurhaka pendahulu mereka seperti kaum Luth, kaum Tsamud, kaum ‘Ad, maupun Fir’aun. "Karena itu, Rabmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, sesungguhnya Rabmu benar-benar mengawasi." (Al-Fajr: 14). 

Selasa, 17 April 2012

Nautilus Makhluk Yang Menarik



Pasti kalian pernah melihat kapal selam di TV atau di majalah-majalah. Kapal ini, yang mampu menyelam jauh di bawah permukaan laut tanpa terlihat, digunakan untuk menjamin keamanan nasional dan melakukan penelitian ilmiah tertentu. Cara kapal selam bekerja adalah: ketika tangki-tangki selam khusus dalam sebuah kapal selam terisi dengan air, kapal itu menjadi lebih berat dibandingkan air sehingga tenggelam ke dalam laut. Jika air dalam tangki tersebut dikosongkan dan diganti dengan udara bertekanan, kapal selam akan naik ke permukaan kembali.

Kini kita akan meneliti nautilus, suatu makhluk yang sangat menarik, yang melakukan cara yang persis sama dengan kapal selam. Nautilus memiliki cangkang spiral (berbentuk garis memutar) bergaris keperakan, dan menyelam seperti kapal selam. Nautilus memiliki anggota tubuh yang berbentuk seperti cangkang keong berdiameter 19 cm (7,5 inci), seperti terlihat pada foto. Di dalam organ ini terdapat dua puluh delapan “kamar selam” yang saling berhubungan. Kamar-kamar selam ini bekerja dengan cara yang sama seperti tangki-tangki kapal selam; dengan kata lain, nautilus membutuhkan udara bertekanan. Dalam kapal selam, kebutuhan ini dipenuhi melalui sistem khusus yang dibangun oleh para insinyur di tempat-tempat tertentu dalam kapal selam. Namun, bagaimana nautilus dapat menemukan udara bertekanan yang diperlukan untuk memompa air keluar? Jawaban bagi pertanyaan ini memperkenalkan kita kepada ciri menakjubkan lain yang diciptakan Allah. Suatu gas khusus dihasilkan dalam tubuh nautilus. Gas ini memasuki ruang-ruang selam dalam tubuh nautilus melalui aliran darahnya dan perlahan-lahan mengeluarkan air dari sel-sel tubuh. Dengan demikian, nautilus pun dapat tenggelam atau mengapung untuk melindungi diri dari musuh-musuhnya saat berburu. Kemampuan menyelam nautilus sesungguhnya jauh lebih tinggi daripada kapal selam. Sebuah kapal selam hanya mampu menyelam sedalam 400 meter (1310 kaki), sementara nautilus dengan mudah bisa menyelam hingga kedalaman 4000 meter (2,5 mil).
... Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah
kamu tidak dapat mengambil pelajaran (darinya)?
(QS Al An-am: 80)

Sistem istimewa binatang laut yang menarik ini diciptakan bagi kita untuk direnungkan. Kini, pikirkanlah sejenak. Dapatkah nautilus menggunakan sistem ini secara kebetulan saja? Bisakah nautilus mendapatkan sendiri bentuk tubuh yang memungkinkannya untuk menghasilkan gas? Hebatnya lagi, ini bukanlah satu-satunya keistimewaan nautilus. Tekanan dalam air sangat kuat. Itulah sebabnya mengapa kalian merasakan tekanan di telinga ketika menyelam hingga dalam. Kendati demikian, tekanan yang kalian alami masih terhitung rendah. Jika seseorang menyelam lebih dalam lagi, tekanan air akan meningkat, dan dalam kedalaman tertentu menimbulkan dampak mematikan pada makhluk hidup. Di lain pihak, walaupun merupakan makhluk yang sangat kecil dan hanya memiliki cangkang luar untuk melindungi diri, nautilus tidaklah terpengaruh oleh tekanan ini, yang bisa sangat memuncak. Jelas, semua ciri-ciri alat tubuh yang dimiliki nautilus memang dirancang secara khusus untuk itu. Makhluk ini tidak mungkin merancang sendiri bentuk tubuh seperti ini untuk menghindari berton-ton tekanan air di bawah permukaan. Allah, yang menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, merancang bentuk tubuh yang begitu sempurna ini. Dalam sebuah ayat Al Quran, Allah mengundang manusia untuk mengambil hikmahnya:
Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS An-Nahl: 17)

Burung Nuri Tahu Kimia


Beberapa tanaman memiliki biji-biji beracun. Ini merupakan cara yang tepat untuk melindungi diri dalam menghadapi musuh yang mencoba untuk menyantap mereka. Kendati demikian, suatu jenis nuri yang tinggal di Amerika dapat memakan biji-biji beracun ini. Ini sangat mengejutkan, karena saat makhluk lain tak dapat mendekati biji-bijian itu, burung-burung ini dapat terus memakannya tanpa terpengaruh sama sekali. Kalian tentu ingin tahu bagaimana ini bisa terjadi, bukan?

Bagaimana jenis nuri yang disebut macaw ini tidak teracuni telah menarik perhatian para ilmuwan. Para ahli mengamati macaw dan menyaksikan pola perilaku yang sangat luar biasa.

Setelah memakan biji-bijian bergizi sekaligus beracun ini, macaw akan terbang menuju sebuah tempat berbatu. Di sana, mereka mematuk-matuk dan menelan tanah liat bercampur kerikil. Ini tidaklah terjadi tanpa sengaja. Dan memang, kerikil yang mengandung tanah liat menyerap racun biji-bijian tersebut. Dengan cara inilah macaw dapat mencerna biji-bijian tersebut tanpa menderita.

Bagaimana burung ini bisa mendapatkan pengetahuan medis untuk menentukan akibat racun biji-bijian tersebut? Bagaimana mereka bisa mengetahui cara mencegah akibat racun ini? Mungkinkah mereka sebelumnya telah mendapatkan pendidikan obat-obatan untuk mengetahui bahwa zat penawar racun ada pada kerikil-kerikil yang mengandung tanah liat? Jelas tidak. Manusia tidak dapat mengetahui apakah sebuah benih beracun atau tidak hanya melalui rupanya. Untuk mengetahui apakah sesuatu itu beracun atau tidak, seseorang membutuhkan pendidikan tertentu, atau harus menanyakan pada ahlinya. Karena itu, tidak mungkin jika dikatakan bahwa seekor burung yang tidak punya kecerdasan dapat menemukan sesuatu setelah melakukan penelitian dan penelaahan zat kimia. Tidak mungkin macaw mendapatkan pengetahuan ini secara kebetulan. Manusia saja baru dapat mempelajarinya setelah bertahun-tahun menempuh pendidikan khusus. Allah Yang Maha Mengetahui, Sang Pencipta segala sesuatu dengan sempurna, mengajarkan pengetahuan ini pada burung-burung macaw.
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri
mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar.
Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia
benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya
(Ar-Ruum: 8)

Ada Kompas di Mata Semut


Kita membutuhkan panduan untuk menunjukkan arah ketika bepergian ke negara lain, atau ke kota lain. Apalagi jika kita tidak mengetahui tempat yang kita tuju, jelas kita harus memiliki sebuah kompas dan peta. Peta memperlihatkan pada kita di mana kita berada dan menunjukkan arah yang dituju. Kita menemukan jalan dengan menggunakan peralatan-peralatan ini, dan bertanya pada orang lain sehingga tidak tersesat Pernahkah kalian memikirkan bagaimana makhluk-makhluk lain menemukan jalan mereka? Pernahkah kalian berpikir bagaimana seekor semut yang mencari makan di tengah padang pasir dapat kembali lagi ke sarangnya tanpa tersesat? Semut-semut hitam yang mendiami pesisir pantai Laut Tengah di Tunisia adalah beberapa di antara makhluk-makhluk yang membangun sarang mereka di padang pasir. Semut-semut ini sangat ahli dalam menemukan jalan mereka di padang pasir yang begitu luas dan bisa kembali ke sarang mereka tanpa bantuan kompas ataupun peta.
Begitu matahari terbit, suhu di padang pasir mencapai 70o C (158o F). Semut meninggalkan sarang untuk mencari makan di tengah teriknya hari. Setelah berulang kali berhenti dan berputar-putar, ia kemudian menjalani jalur berliku dalam wilayah yang jauhnya sekitar 200 meter (655 kaki) dari sarangnya. Kalian bisa melihat jalur ini pada peta. Tapi jangan berpikir bahwa semut itu akan tersesat karena jalur yang berliku-liku ini. Sekali ia menemukan sumber makanan, semut akan mengikuti arah yang lurus dan kembali ke sarangnya. Kalau dibandingkan dengan ukuran semut yang sangat kecil, perjalanan semut ini kira-kira sama jauhnya dengan perjalanan seorang manusia yang berjalan pulang pergi dengan arah lurus setelah menjelajah sejauh 35 sampai 40 kilometer dari suatu titik di padang pasir.

Bagaimana mungkin semut itu berhasil melakukan tugasnya yang pasti tidak mungkin dilakukan manusia? Tidak mungkin semut menemukan arahnya dengan melihat benda-benda. Tanda-tanda dan penunjuk jalan seperti pohon, bebatuan, sungai, atau danau yang membantu seseorang menemukan arah sangat jarang terlihat di padang pasir. Di mana-mana hanya pasir semata. Kalau pun ada tanda-tanda, tetap akan sama saja karena tidak mungkin seekor semut dapat mengingat tanda-tanda ini, untuk mengingat tempat mereka berada dan menggunakannya untuk menemukan jalan. Dengan memikirkan kejadian tersebut dengan cara seperti ini, kita akan dapat memahami dengan lebih baik, betapa hebatnya tugas yang dilakukan semut. Semut dapat mengerjakan tugas sulit ini berkat bentuk tubuh istimewa yang dianugerahkan kepadanya.

Ada suatu sistem penentuan arah yang istimewa pada mata semut. Sistem yang ditempatkan Allah dalam mata semut ini lebih maju dibanding alat-alat mekanik untuk menentukan arah. Karena mampu menerima beberapa cahaya yang tidak bisa kita terima, semut dapat menentukan arah dan mengetahui di mana utara dan selatan. Berkat kemampuan ini, tidaklah sulit bagi semut untuk memperkirakan letak sarangnya, dan kembali ke sana. Manusia terlambat menyadari sifat-sifat cahaya. Namun, semut telah mengetahui dan memanfaatkan salah satu sifat cahaya yang tidak diketahui oleh manusia, sejak semut terlahir ke dunia. Sudah pasti, bentuk sempurna seperti mata semut ini tidak mungkin muncul karena kebetulan-kebetulan yang terjadi secara acak. Mata semut harus tetap seperti itu sejak semut itu ada. Jika tidak, semut tidak akan dapat kembali ke sarangnya di tengah panasnya gurun, dan tidak dapat bertahan. Pastilah mata seluruh semut gurun telah dilengkapi dengan sistem ini sejak hari pertama mereka muncul ke dunia. Allah, Yang Maha Mengetahui, menciptakan mata ini untuk mereka.
Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat
memberikan rezeki kepada mereka sedikit pun dari langit dan
bumi, dan tidak berkuasa (sedikit pun juga). Maka, janganlah
kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui
(QS An-Nahl: 73-74).


Manusia terlambat menyadari sifat-sifat cahaya. Namun, semut telah mengetahui dan memanfaatkan salah satu sifat cahaya yang tidak diketahui oleh manusia, sejak semut terlahir ke dunia. Sudah pasti, bentuk sempurna seperti mata semut ini tidak mungkin muncul karena kebetulan-kebetulan yang terjadi secara acak. Mata semut harus tetap seperti itu sejak semut itu ada. Jika tidak, semut tidak akan dapat kembali ke sarangnya di tengah panasnya gurun, dan tidak dapat bertahan. Pastilah mata seluruh semut gurun telah dilengkapi dengan sistem ini sejak hari pertama mereka muncul ke dunia. Allah, Yang Maha Mengetahui, menciptakan mata ini untuk mereka.

Mitos Kanjeng Ratu Kidul


 Berdasarkan cerita pujangga Yosodipuro. Di kerajaan Kediri, terdapat seorang putra raja Jenggala yang bernama Raden Panji Sekar Taji yang pergi meninggalkan kerajaannya untuk mencari daerah kekuasaan baru. Pada masa pencariannya sampailah ia di hutan Sigaluh yang didalamnya terdapat pohon beringin berdaun putih dan bersulur panjang yang bernama waringin putih. Pohon itu ternyata merupakan pusat kerajaan para lelembut (mahluk halus) dengan Sang Prabu Banjaran Seta sebagai rajanya.
Berdasarkan keyakinannya akan daerah itu, Raden Panji Sekar Taji melakukan pembabatan hutan sehingga pohon waringin putih tersebut ikut terbabat. Dengan terbabatnya pohon itu si Raja lelembut yaitu Prabu Banjaran Seta merasa senang dan dapat menyempurnakan hidupnya dengan langsung musnah ke alam sebenarnya. Kemusnahannya berwujud suatu cahaya yang kemudian langsung masuk ke tubuh Raden Panji Sekar Taji sehingga menjadikan dirinya bertambah sakti.
Alkisah, Retnaning Dyah Angin-Angin adlah saudara perempuan Prabu Banjaran Seta yang kemudian menikah dengan Raden Panji Sekar Taji yang selanjutnya dinobatkan sebagai Raja. Dari hasil perkawinannya, pada hari Selasa Kliwon lahirlah putri yang bernama Ratu Hayu. Pada saat kelahirannya putri ini menurut cerita, dihadiri oleh para bidadari dan semua mahluk halus. Putri tersebut diberi nama oleh eyangnya (Eyang Sindhula), Ratu Pegedong dengan harapan nantinya akan menjadi wanita tercantik dijagat raya. Setelah dewasa ia benar-benar menjadi wanita yang cantik tanpa cacat atau sempurna dan wajahnya mirip dengan wajah ibunya bagaikan pinang dibelah dua. Pada suatu hari Ratu Hayu atau Ratu Pagedongan dengan menangis memohon kepada eyangnya agar kecantikan yang dimilikinya tetap abadi. Dengan kesaktian eyang Sindhula, akhirnya permohonan Ratu Pagedongan wanita yang cantik, tidak pernah tua atau keriput dan tidak pernah mati sampai hari kiamat dikabulkan, dengan syarat ia akan berubah sifatnya menjadi mahluk halus yang sakti mandra guna (tidak ada yang dapat mengalahkannya).
Setelah berubah wujudnya menjadi mahluk halus, oleh sang ayah Putri Pagedongan diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk memerintah seluruh wilayah Laut Selatan serta menguasai seluruh mahluk halus di seluruh pulau Jawa. Selama hidupnya Ratu Pagedongan tidak mempunyai pedamping tetapi ia diramalkan bahwa suatu saat ia akan bertemu dengan raja agung (hebat) yang memerintah di tanah Jawa. Sejak saat itu ia menjadi Ratu dari rakyat yang mahluk halus dan mempunyai berkuasa penuh di Laut Selatan.
Kekuasaan Ratu Kidul di Laut Selatan juga tertulis dalam serat Wedotomo yang berbunyi:
Wikan wengkoning samodra,
Kederan wus den ideri,
Kinemat kamot hing driya,
Rinegan segegem dadi,
Dumadya angratoni,
Nenggih Kangjeng Ratu Kidul,
Ndedel nggayuh nggegana,
Umara marak maripih,
Sor prabawa lan wong agung Ngeksiganda.
Yang artinya : Mengetahui/mengerti betapa kekuasaan samodra, seluruhnya sudah dilalui/dihayati, dirasakan dan meresap dalam sanubari, ibarat digenggam menjadi satu genggaman, sehingga terkuasai. Tersebutlah Kangjeng Ratu Kidul, naik ke angkasa, datang menghadap dengan hormat, kalah wibawa dengan raja Mataram.

Kupu Kupu Punya Ilmu Fisika


Rupa kupu-kupu sangat mengagumkan. Makhluk ini, dengan sayap aneka warna dan cara terbang yang anggun seperti perhiasan hidup, adalah di antara sumber keindahan yang diciptakan Allah bagi kita. Namun, rupa yang hebat bukanlah satu-satunya ciri kupu-kupu. Makhluk yang berusia pendek ini terkadang melakukan perhitungan-perhitungan seperti yang dilakukan para pakar. Misalnya, seperti ngengat yang kita bahas sebelum ini, panas tubuh seekor kupu-kupu harus berada pada tingkat tertentu agar ia bisa terbang. Mari kita perhatikan apa yang dilakukan kupu-kupu untuk mengatasi persoalan tersebut.
Kupu-kupu colia tidak dapat terbang ketika suhu tubuhnya berada di bawah 28oC (83oF). Kalau sudah begini, kupu-kupu akan membuka sayapnya untuk membuka sisi atasnya agar terkena matahari, dan mengumpulkan limpahan sinar matahari pada sudut yang tepat. Jika suhu tubuhnya meningkat hingga 40oC (104oF), kupu-kupu itu akan berputar 90 derajat, lalu menerima sinar matahari secara horizontal. Dengan tindakan ini, kupu-kupu dapat menyerap panas sesedikit mungkin melalui sayapnya, sehingga suhu tubuhnya menurun.

Selain itu, jenis kupu-kupu ini memiliki bintik gelap kecil pada sayap-sayapnya. Bintik ini, yang berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh yang lebih tinggi, tidak berada di sembarang tempat. Bintik-bintik tersebut berada di dekat titik-titik tubuh yang paling membutuhkan kehangatan. Berkat rancangan yang istimewa ini, pengiriman panas dari bintik-bintik yang menghangat dengan cepat ini ke bagian tubuh lainnya menjadi lebih mudah karena jarak yang harus ditempuh untuk mengirimkan panas kini diperpendek.
Jenis kupu-kupu lainnya menggunakan cara yang sama untuk meningkatkan suhu tubuh mereka. Kalian semua tentu mengetahui apa yang dimaksud dengan lensa. Beberapa lensa ada yang digunakan untuk memperbesar gambar, sementara jenis lensa lainnya ada pula yang digunakan untuk menghasilkan gambar-gambar objek yang diperkecil. Contohnya, kacamata yang terdiri dari sepasang lensa. Di samping fungsi ini, sebuah lensa yang dihadapkan pada matahari melalui sudut yang tepat dapat memusatkan sinar-sinar matahari pada titik tertentu. Cara ini bahkan dapat menyalakan api. Sama dengan cara kerja lensa ini, jenis kupu-kupu lainnya mengarahkan sayapnya pada matahari sedemikian rupa sehingga semua sinar terpusat pada bagian-bagian tertentu di tubuhnya yang paling membutuhkan kehangatan, dengan cara yang sama seperti sebuah lensa bekerja.
Kupu-kupu jelas tidak memiliki pendidikan dalam bidang fisika atau bidang-bidang lainnya. Mereka tidak dapat mengetahui sifat lensa. Mereka tidak mengetahui sudut mana yang akan menerima jumlah panas terbanyak. Allah, yang Menjaga dan Melindungi segala hal, mengilhami kupu-kupu tentang apa yang harus mereka lakukan untuk mengatur suhu tubuhnya. Sebagaimana Allah telah mengingatkan kita dalam sebuah ayat:

Bagaimana ikan Hidup Dalam Air



Kalian pasti pernah melihat betapa cepat dan lincahnya ikan di dalam air. Untuk berenang, ikan tidak perlu membuat gerakan apa pun kecuali mengibas-ngibaskan ekornya dari satu sisi ke sisi lain. Kemudahan gerak yang dimiliki ikan di dalam air diperoleh berkat tulang punggung mereka yang lentur, juga karena beberapa sistem lain dalam tubuh mereka.

Seekor ikan menghabiskan sebagian besar energinya ketika berenang. Ini bukan karena ikan berenang dengan cepat dalam waktu lama. Ikan membutuhkan banyak energi agar bisa mencapai kecepatan tinggi dari keadaan diam. Penting bagi ikan untuk meningkatkan kecepatan tersebut dengan segera agar ia bisa melarikan diri dari para pemangsa.

Padahal, gerak ikan sebagian besar selalu menentang arus. Bayangkan betapa sulitnya bagi kalian untuk bergerak di dalam air dan betapa mudahnya bergerak ketika kalian melangkah di jalan. Bandingkan antara hidup di dalam air dan di permukaan bumi.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari
langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan berkisarnya angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan
(QS Al-Baqarah: 164)

Adalah bentuk tulang punggung yang khusus dan otot-otot ikanlah yang memberikan kekuatan tersebut. Tulang punggung membuat tubuh tegak dan terhubung dengan sirip serta otot-otot. Jika tidak demikian, tidaklah mungkin bagi ikan untuk bergerak di dalam air. Namun, bentuk khusus tulang punggung tidaklah memadai untuk memungkinkannya berenang. Ini karena ikan tidak hanya maju ke depan dan ke belakang, tetapi juga ke atas dan ke bawah agar dapat bertahan hidup. Gerakan ini dimungkinkan oleh sistem lain dalam tubuh mereka. Ikan memiliki kantung-kantung udara di tubuh mereka. Dengan mengosongkan kantung udara ini, ikan dapat menyelam ke dasar laut. Mengisinya dengan udara akan menaikkan ikan ke permukaan kembali.

Pernahkah kalian berpikir mengapa ikan tidak pernah cedera sedikit pun kendati selalu berada di dalam air? Kulit kita akan teriritasi jika kita tetap diam di air selama beberapa waktu. Jika kita tinggal lebih lama lagi, maka kulit kita akan terluka. Namun, hal ini tidak pernah tejadi pada ikan. Ini semua berkat lapisan keras mengkilat di kulit terluarnya. Lapisan ini mencegah air memasuki tubuhnya. Jika ikan tidak memiliki lapisan ini, tubuh mereka akan rusak, dan karena air memasuki tubuh, keseimbangan akan terganggu hingga perlahan mereka akan mati. Namun, ini tidak terjadi dan semua ikan tetap melanjutkan kehidupan dalam air mereka.

Semua jenis ikan di dunia memiliki alat tubuh semacam ini. Jenis-jenis ikan yang hidup di masa lalu juga memilikinya. Ikan telah memiliki bentuk tubuh serupa yang sempurna selama berjuta-juta tahun dan tidak mengalami perubahan apa pun. Kita bisa melihatnya pada sisa-sisa ikan yang hidup berjuta-juta tahun lalu. Sisa-sisa ini, yaitu fosil, jelas memperlihatkan bahwa ikan di masa itu sama saja dengan ikan masa kini, dan tidak berubah sama sekali. Inilah bukti bahwa ikan muncul pada satu waktu tertentu. Dengan kata lain, mereka diciptakan. Adalah Allah yang memberi ikan seluruh alat tubuh yang mereka miliki. Allah juga Pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta. Ia mengetahui kebutuhan seluruh makhluk

Pengertian Hadis


Para muhadditsin (ulama ahli hadis) berbeda pendapat di dalam mendefinisikan al-hadits. Hal itu karena terpengaruh oleh terbatas dan luasnya objek peninjauan mereka masing-masing. Dari perbedaan sifat peninjauan mereka itu, lahirlah dua macam pengertian tentang hadis, yaitu pengertian yang terbatas di satu pihak dan pengertian yang luas di pihak lain. 


Ta'rif (Definisi) Hadis yang Terbatas

Dalam pengertian (definisi) yang terbatas, mayoritas ahli hadis berpendapat sebagai berikut. "Al-hadits ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw., yaitu berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, dan yang sebagainya."

Definisi ini mengandung empat macam unsur: perkataan, perbuatan, pernyataan, dan sifat-sifat atau keadaan-keadaan Nabi Muhammad saw. yang lain, yang semuanya hanya disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. saja, tidak termasuk hal-hal yang disandarkan kepada sahabat dan tidak pula kepada tabi'in. Pemberitaan tentang empat unsur tersebut yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. disebut berita yang marfu', yang disandarkan kepada para sahabat disebut berita mauquf, dan yang disandarkan kepada tabi'in disebut maqthu'.

1. Perkataan
Yang dimaksud dengan perkataan Nabi Muhammad saw. ialah perkataan yang pernah beliau ucapkan dalam berbagai bidang: syariat, akidah, akhlak, pendidikan, dan sebagainya. Contoh perkataan beliau yang mengandung hukum syariat seperti berikut. Nabi Muhammad saw. bersabda (yang artinya), "Hanya amal-amal perbuatan itu dengan niat, dan hanya bagi setiap orang itu memperoleh apa yang ia niatkan ... (dan seterusnya)." Hukum yang terkandung dalam sabda Nabi tersebut ialah kewajiban niat dalam seala amal perbuatan untuk mendapatkan pengakuan sah dari syara'.

2. Perbuatan
Perbuatan Nabi Muhammad saw. merupakan penjelasan praktis dari peraturan-peraturan yang belum jelas cara pelaksanaannya. Misalnya, cara cara bersalat dan cara menghadap kiblat dalam salat sunah di atas kendaraan yang sedang berjalan telah dipraktikkan oleh Nabi dengan perbuatannya di hadapan para sahabat. Perbuatan beliau tentang hal itu kita ketahui berdasarkan berita dari sahabat Jabir r.a., katanya, "Konon Rasulullah saw. bersalat di atas kendaraan (dengan menghadap kiblat) menurut kendaraan itu menghadap. Apabila beliau hendak salat fardu, beliau turun sebentar, terus menghadap kiblat." (HR Bukhari).

Tetapi, tidak semua perbuatan Nabi saw. itu merupakan syariat yang harus dilaksanakan oleh semua umatnya. Ada perbuatan-perbuatan Nabi saw. yang hanya spesifik untuk dirinya, bukan untuk ditaati oleh umatnya. Hal itu karena adanya suatu dalil yang menunjukkan bahwa perbuatan itu memang hanya spesifik untuk Nabi saw. Adapun perbuatan-perbuatan Nabi saw. yang hanya khusus untuk dirinya atau tidak termasuk syariat yang harus ditaati antara lain ialah sebagai berikut.

a. Rasulullah saw. diperbolehkan menikahi perempuan lebih dari empat orang, dan menikahi perempuan tanpa mahar. Sebagai dalil adanya dispensasi menikahi perempuan tanpa mahar ialah firman Allah (yang artinya) sebagai berikut. "... dan Kami halalkan seorang wanita mukminah menyerahkan dirinya kepada Nabi (untuk dinikahi tanpa mahar) bila Nabi menghendaki menikahinya, sebagai suatu kelonggaran untuk engkau (saja), bukan untuk kaum beriman umumnya." (Al-Ahzab: 50).

b. Sebagian tindakan Rasulullah saw. yang berdasarkan suatu kebijaksanaan semata-mata, yang bertalian dengan soal-soal keduniaan: perdagangan, pertanian, dan mengatur taktik perang. Misalnya, pada suatu hari Rasulullah saw. pernah kedatangan seorang sahabat yang tidak berhasil dalam penyerbukan putik kurma, lalu menanyakannya kepada beliau, maka Rasulullah menjawab bahwa "kamu adalah lebih tahu mengenai urusan keduiaan". Dan, pada waktu Perang Badar Rasulullah menempatkan divisi tentara di suatu tempat, yang kemudian ada seorang sahabat yang menanyakannya, apakah penempatan itu atas petunjuk dari Allah atau semata-mata pendapat dan siasat beliau. Rasulullah kemudian menjelaskannya bahwa tindakannya itu semata-mata menurut pendapat dan siasat beliau. Akhirnya, atas usul salah seorang sahabat, tempat tersebut dipindahkan ke tempat lain yang lebih strategis.

c. Sebagian perbuatan beliau pribadi sebagai manusia. Seperti, makan, minum, berpakaian, dan lain sebagainya. Tetapi, kalau perbuatan tersebut memberi suatu petunjuk tentang tata cara makan, minum, berpakaian, dan lain sebagainya, menurut pendapat yang lebih baik, sebagaimana dikemukakan oleh Abu Ishaq dan kebanyakan para ahli hadis, hukumnya sunah. Misalnya, "Konon Nabi saw. mengenakan jubah (gamis) sampai di atas mata kaki." (HR Al-Hakim).

3. Taqrir
Arti taqrir Nabi ialah keadaan beliau mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau. Contohnya, dalam suatu jamuan makan, sahabat Khalid bin Walid menyajikan makanan daging biawak dan mempersilakan kepada Nabi untuk menikmatinya bersama para undangan.
Rasulullah saw. menjawab, "Tidak (maaf). Berhubung binatang ini tidak terdapat di kampung kaumku, aku jijik padanya!"
Kata Khalid: "Segera aku memotongnya dan memakannya, sedang Rasulullah saw. melihat kepadaku." (HR Bukhari dan Muslim).

Contoh lain adalah diamnya Nabi terhadap perempuan yang keluar rumah, berjalan di jalanan pergi ke masjid, dan mendengarkan ceramah-ceramah yang memang diundang untuk kepentingan suatu pertemuan.

Adapun yang termasuk taqrir qauliyah yaitu apabila seseorang sahabat berkata "aku berbuat demikian atau sahabat berbuat berbuat begitu" di hadapan Rasul, dan beliau tidak mencegahnya. Tetapi ada syaratnya, yaituperkataan atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang sahabat itutidak mendapat sanggahan dan disandarkan sewaktu Rasulullah masih hidup dan orang yang melakukan itu orang yang taat kepada agama Islam. Sebab, diamnya Nabi terhadap apa yang dilakukan atau diucapkan oleh orang kafir atau munafik bukan berarti menyetujuinya. Memang sering nabi mendiamkan apa-apa yang diakukan oleh orang munafik lantaran beliau tahu bahwa banyak petunjuk yang tidak memberi manfaat kepadanya.

4. Sifat-Sifat, Keadaan-Keadaan, dan Himmah (Hasrat) Rasulullah
Sifat-sifat beliau yang termasuk unsur al-hadits ialah sebagai berikut.
a. Sifat-sifat beliau yang dilukiskan oleh para sahabat dan ahli tarikh (sejarah), seperti sifat-sifat dan bentuk jasmaniah beliau yang dilukiskan oleh sahabat Anas r.a. sebagai berikut. "Rasulullah itu adalah sebaik-baik manusia mengenai paras mukanya dan bentuk tubuhnya. Beliau bukan orang tinggi dan bukan pula orang pendek." (HR Bukhari dan Muslim).

b. Silsilah-silsilah, nama-nama, dan tahun kelahiran yang telah ditetapkan oleh para sahabat dan ahli sejarah. Contoh mengenai tahun kelahiran beliau seperti apa yang dikatakan oleh Qais bin Mahramah r.a. "Aku dan Rasulullah saw. dilahirkan pada tahun gajah." (HR Tirmizi).

c. Himmah (hasrat) beliau yang belum sempat direalisasi. Misalnya, hasrat beliau untuk berpuasa pada tanggal 9 Asyura, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. "Tatkala Rasulullah saw. berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan untuk dipuasai, para sahabat menghadap kepada Nabi, mereka berkata, 'Ya Rasulullah, bahwa hari ini adalah yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.' Sahut Rasulullah, 'Tahun yang akan datang, Insya Allah aku akan berpuasa tanggal sembilan'." (HR Muslim dan Abu Daud).

Tetapi, Rasulullah tidak menjalankan puasa pada tahun depan karena wafat. Menurut Imam Syafii dan rekan-rekannya, menjalankan himmah itu disunahkan, karena ia termasuk salah satu bagian sunah, yakni sunnah hammiyah.

Ringkasnya, menurut ta'rif (definisi) yang terbatas yang dikemukakan oleh mayoritas ahli hadis di atas, pengertian hadis itu hanya terbatas pada segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. saja, sedang segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat, tabi'in, atau tabi'it tabi'in, tidak termasuk al-hadits.

Dengan memperhatikan macam-macam unsur hadis dan mana yang harus didahulukan mengamalkannya, bila ada perlawanan antara unsur-unsur tersebut, mayoritas ahli hadis membagi hadis berturut-turut sebagai berikut.
a. Sunnah qauliyah,
b. Sunnah fi'liyah,
c. Sunah taqririyah, dan
d. Sunnah hammiyah. 

Nama dan Sifat Alquran




Allah menamakan Alquran dengan beberapa nama;

Alquran
"Alquran ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus." (Al-Isra': 9).

Kitab
"Telah kami turunkan kepadamu al-kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu." (Al-Ambiya': 10).

Furqan
"Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamba-Nya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada semesta alam." (Al-Furqan: 1).

Zikr
"Sesungguhnya kamilah yang telah menurunkan az-zikr (Alquran) dan sesungguhnya kamilah yang benar-benar akan menjaganya." (Al-Hijr: 9).

Tanzil
"Dan, Alquran ini Tanzil (diturunkan) dari Tuhan semesta alam." (Asy-Syu'ara: 192).

Quran dan al-kitab lebih populer dari nama-nama yang lain. Dalam hal ini Dr. Muhammad Abdullah Daraz berkata, "Ia dinamakan Quran karena ia 'dibaca' dengan lisan, dan dinamakan al-kitab karena ia 'ditulis' dengan pena. Kedua nama ini menunjukkan makna yang sesuai dengan kenyataannya."

Penamaan Quran dengan kedua nama ini memberikan isyarat bahwa selayaknyalah ia dipelihara dalam bentuk hapalan dan tulisan. Dengan demikian, apabila di antara salah satunya ada yang melenceng, maka yang lain akan meluruskannya. Kita tidak dapat menyandarkan hanya kepada seseorang sebelum hapalannya sesuai dengan tulisan yang telah disepakati oleh para sahabat, yang dinukilkan kepada kita dari generasi ke generasi menurut keadaan sewaktu dibuatnya pertama kali. Dan, kita pun tidak dapat menyandarkan hanya kepada tulisan penulis sebelum tulisan itu sesuai dengan hapalan tersebut berdasarkan isnad yang sahih dan mutawatir.

Dengan penjagaan yang ganda ini, yang oleh Allah telah ditanamkan ke dalam jiwa umat Muhammad untuk mengikuti langkah Nabi-Nya, maka Quran tetap terjaga dalam benteng yang kokoh. Hal itu tidak lain untuk mewujudkan janji Allah yang menjamin terpeliharanya Quran, seperti difirmankan-Nya, "Sesungguhnya kamilah yang telah menurunkan az-zikr (Alquran) dan sesungguhnya kamilah yang benar-benar akan menjaganya." (Al-hijr: 9).

Dengan demikian, Quran tidak mengalami penyimpangan, perubahan, dan keterputusan sanad, seperti terjadi pada kitab-kitab terdahulu.

Penjagaan ganda ini di antaranya menjelaskan bahwa kitab-kita samawi lainnya diturunkan hanya dalam waktu itu, sedang Quran diturunkan untuk membetulkan dan menguji kitab-kitab yang sebelumnya. Karena itu, Quran mencakup hakikat yang ada di dalam kita-kitab terdahulu dan menambahnya dengan tambahan yang dikehendaki Allah. Quran menjalankan fungsi kitab-kitab sebelumnya, tetapi kitab-kitab itu tidak dapat menempati posisinya. Allah telah menakdirkan untuk menjadikannya sebagai bukti sampai hari kiamat. Dan, apabila Allah menghendaki suatu perkara, maka Dia akan mempermudah jalannya ke arah itu. Karena, Dia Mahabijaksana dan Mahatahu. Inilah alasan yang paling kuat.

Allah telah melukiskan Quran dengan beberapa sifat, di antaranya sebagai berikut.

Nur (Cahaya)
"Wahai manusia, telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang." (An-Nisa': 174).

Huda (Petunjuk), Syifa' (Obat), Rahmah (Rahmat), dan Mau'izah (Nasihat)
"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat dari Tuhanmu dan obat bagi yang ada di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Yunus: 57).

Mubin (yang Menerangkan)
"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan." (Al-Ma'idah: 15).

Mubarak (yang Diberkati)
"Dan, Alquran ini adalah kitab yang telah kami berkahi, membenarkan kitab-kitab yang diturnkan sebelumnya ...." (Al-An'am: 92).

Busyra (Kabar Gembira)
"... yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjadikan petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (Al-Baqarah: 97).

'Aziz (yang Mulia)
"Mereka yang mengingkari az-zikr (Alquran) ketika Alquran datang kepada mereka, (mereka pasti celaka). Alquran adalah kitab yang mulia." (Fusilat: 41).

Majid (yang Dihormati)
"Bahkan yang mereka dustakan itu adalah Alquran yang dihormati." (Al-Buruj: 21).

Basyir (Pembawa Kabar Gembira ) dan Nazir (Pembawa Peringatan)
"Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa kabar gembira dan yang membawa peringatan." (Fusilat: 3--4).

Setiap penamaan atau pelukisan itu merupakan salah satu makna dalam Quran. 

Sabtu, 14 April 2012

Joko Budug


Legenda Petilsan Makam Joko Budug (cerita singkat Petilasan Makam Joko Budug). Joko Budug nama lengkapnya adalah Raden Haryo Bangsal Putra Raja Majapahit. Pada suatu ketika Joko Budug / R. Haryo Bangsal pergi dari rumah sampailah di desa Bayem Taman Daerah Sine Ngawi mampir ke rumah Mbok Rondho Dadapan sampai beberapa waktu.
Di dekat desa Bayem Taman ada Kerajaan yang namanya Kerajaan POHAN. Raja POHAN mempunyai Pohon Pisang Pupus Cinde Mas, di Gunung Liliran, Pada musim kemarau pohon pisang Pupus Cinde Mas layu. Raja Pohan mengadakan Sayembara “ Barang Siapa yang bisa mengalirkan air ke pohon pisang Pupus Cinde Mas, Kalau laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya, kalau wanita akan dijadikan Sedulur Sinorowati / anak angkat “.
Joko Budug mendengar bahwa Raja Pohan mengadakan sayembara, Beliau pamit akan mohon do’a restu pada Mbak Rondho Dadapan, Mbok Rondho Dadapan merestui akhirnya Joko Budug mengikuti Sayembara tersebut. Dengan kesaktiannya Joko Budug berhasil membuat terowongan dengan tangan kosong, sehingga air mengalir ke tanaman pohon pisang Pupus Cinde Mas. Akhirnya Joko Budug akan dikawinkan dengan Putri Raja Pohan. Berhubung Joko Budug badannya rata penyakit kulit/gudig. Raja Pohan memerintahkan Patih untuk memandikan/mbilasi Joko Budug di Sendang Gampingan sekarang dukuh Gamping. Sang Patih melaksanakan perintah Raja. Sang Patih agak kurang pendengarannya/tuli Perintah Sang Raja untuk mbilasidi dengar sang patih untuk Nelasi. Sampai disekat Sendang Gampingan Joko Budug dihabisi/dibunuh.
Setelah itu dibuatkan lubang kubur sepanjang orang biasa, setelah dimasukkan ternyata tidak muat, jasadnya tidak bisa masuk lubang kubur dan penjangnya ditambah lagi mencapai 11 (sebelas) meter. namun tidak cukup juga. Pada waktu itu sesepuh Kerajaan Pohan mendapat wangsit agar Joko Budug dimakamkan bersama Calon Istrinya (anak Raja Pohan) di gunung Liliran. Akhirnya Joko Budug di makamkan digunung liliran bersama calon istrinya. Akhirnya Sang Raja Majapahit mendengar kematian Putranya (Joko Budug ) jasad keduanya di bawa ke Majapahit.
Demikian cerita singkat Makam Joko Budug alias R. Haryo Bangsal yang terletak di Gampingan yang sekarang di sebut dukuh Gamping dan di gunung liliran tinggal petilasan makam.
Sampai sekarang Petilasan Makam Joko Budug ( R. Haryo Bangsal ) yang berada di Gamping maupun di Gunung Liliran banyak pengunjung yang ziarah terutama pada malam Jum’at Legi bulan Suro .

Loro Jonggrang



Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. "Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!", ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. "Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku," pikir Bandung Bondowoso.
Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang. "Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?", Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang. Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. "Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya", ujar Loro Jongrang dalam hati. "Apa yang harus aku lakukan ?". Loro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.
"Bagaimana, Loro Jonggrang ?" desak Bondowoso. Akhirnya Loro Jonggrang mendapatkan ide. "Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya," Katanya. "Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?". "Bukan itu, tuanku, kata Loro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. "Seribu buah?" teriak Bondowoso. "Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam." Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah. Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. "Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!", kata penasehat. "Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!"
Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. "Pasukan jin, Bantulah aku!" teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. "Apa yang harus kami lakukan Tuan ?", tanya pemimpin jin. "Bantu aku membangun seribu candi," pinta Bandung Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah.
Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. "Wah, bagaimana ini?", ujar Loro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. "Cepat bakar semua jerami itu!" perintah Loro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung... dung...dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.
Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. "Wah, matahari akan terbit!" seru jin. "Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari," sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.
Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. "Candi yang kau minta sudah berdiri!". Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!. "Jumlahnya kurang satu!" seru Loro Jonggrang. "Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan". Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi sangat murka. "Tidak mungkin...", kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang. "Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!" katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah dan disebut Candi Loro Jonggrang.

Raja Parakeet



Tersebutlah kisah, seekor raja burung parakeet hidup beserta rakyatnya di sebuah hutan di Aceh. Hidup mereka damai. Kedamaian tersebut terganggu, karena kehadiran seorang pemburu.  Pada suatu hari pemburu tersebut berhasil menaruh perekat di sekitar sangkar-sangkar burung tersebut.

Mereka berusaha melepaskan sayap dan badan  dari perekat tersebut. Namun upaya tersebut gagal. Hampir semuanya panik,kecuali si raja parakeet. Ia berkata, "Saudaraku, tenanglah. Ini adalah perekat yang dibuat oleh pemburu. Kalau pemburu itu datang, berpura-puralah mati. Setelah melepaskan perekat, pemburu itu akan memeriksa kita. Kalau ia mendapatkan kita mati, ia akan membuang kita. Tunggulah sampai hitungan ke seratus, sebelum kita bersama-sama terbang kembali.
 Keesokan harinya, datanglah pemburu tersebut. Setelah melepaskan perekatnya, ia mengambil hasil tangkapannya. Betapa ia kecewa setelah mengetahui burung-burung tersebut sudah tidak bergerak, disangkanya sudah mati. Namun pemburu tersebut jatuh terpeleset, sehingga membuat burung-burung yang ada ditanah terkejut dan terbang. Hanya raja parakeet yang belum terlepas dari perekat. Iapun ditangkap.
Raja Parakeet meminta pada pemburu itu untuk tidak dibunuh. Sebagai imbalannya ia akan selalu menghibur si  pemburu. Hampir tiap hari ia bernyanyi dengan merdunya. Khabar kemerduan suara burung itu terdengar sampai ke telinga sang Raja.
Raja menginginkan burung parakeet tersebut. Sang Raja kemudian menukar burung itu dengan harta-benda yang sangat banyak. Di istana sang Raja, burung parakeet ditaruh didalam sebuah sangkar emas. Setiap hari tersedia makanan yang enak-enak.
Namun burung parakeet tidak bahagia. Ia selalu ingat hutan Aceh tempat tinggalnya. Pada suatu hari ia berpura-pura mati. Sang Raja sangat sedih dan memerintahkan penguburannya dengan upacara kebesaran. Ketika persiapan berlangsung, burung itu diletakkan diluar sangkar. Saat itu ia gunakan untuk terbang mencari kebebasanya. Ia terbang menuju hutan kediamannya. Dimana rakyat burung parakeet setia menunggu kedatangannya.

Pak Lebai Malang




Tersebutlah kisah seorang guru agama yang hidup di tepi sungai disebuah desa di Sumatera Barat. Pada suatu hari, ia mendapat undangan pesta dari dua orang kaya dari desa-desa tetangga. Sayangnya pesta tersebut diadakan pada hari dan waktu yang bersamaan.
Pak Lebai menimang- nimang untung dan rugi dari setiap undangan. Tetapi ia tidak pernah dapat mengambil keputusan dengan cepat. Ia berpikir, kalau ia ke pesta di desa hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua ekor kepala kerbau. Namun, ia belum begitu kenal dengan tuan rumah tersebut. Menurut berita, masakan orang-orang hulu sungai tidak seenak orang hilir sungai.
  Kalau ia pergi ke pesta di hilir sungai, ia akan mendapat hadiah seekor kepala kerbau yang dimasak dengan enak. Ia juga kenal betul dengan tuan rumah tersebut. Tetapi, tuan rumah di hulu sungai akan memberi tamunya tambahan kue-kue.   Hingga ia mulai mengayuh perahunya ketempat pestapun ia belum dapat memutuskan pesta mana yang akan dipilih.
Pertama, dikayuh sampannya menuju hulu sungai. Baru tiba ti ditengah perjalanan ia mengubah pikirannya. Ia berbalik mendayung perahunya ke arah hilir. Begitu hampir sampai di desa hilir sungai. Dilihatnya beberapa tamu menuju hulu sungai. Tamu tersebut mengatakan bahwa kerbau yang disembelih disana sangat kurus. Iapun mengubah haluan perahunya menuju hulu sungai. Sesampainya ditepi desa hulu sungai, para tamu sudah beranjak pulang. Pesta disana sudah selesai.
Pak lebai cepat-cepat mengayuh perahunya menuju desa hilir sungai. Sayangnya, disanapun pesta sudah berakhir. Pak Lebai tidak mendapat kepala kerbau yang diinginkannya.
Saat itu ia sangat lapar, ia memutuskan untuk memancing ikan dan berburu. Untuk itu ia membawa bekal nasi. Untuk berburu ia mengajak anjingnya.
Setelah memancing agak lama, kailnya dimakan ikan. Namun kail itu menyangkut di dasar sungai. Pak Lebaipun terjun untuk mengambil ikan tersebut. Sayangnya ikan itu dapat meloloskan diri. Dan anjingnya memakan nasi bekal pak Lebai. Oleh karena kemalangan nasibnya, pak Lebai diberi julukan Lebai Malang. 

Puteri Junjung Buih



Tersebutlah kisah sebuah kerajaan bernama Amuntai di Kalimantan Selatan. Kerajaan itu diperintah oleh dua bersaudara. Raja yang lebih tua bernama Patmaraga, atau diberi julukan Raja Tua. Adiknya si Raja muda bernama Sukmaraga. Kedua raja tersebut belum mempunyai putera ataupun puteri.
Namun diantara keduanya, Sukmaraga yang berkeinginan besar untuk mempunyai putera. Setiap malam ia dan permaisurinya memohon kepada para dewa agar dikarunia sepasang putera kembar. Keinginan tersebut rupanya akan dikabulkan oleh para dewa. Ia mendapat petunjuk untuk pergi bertapa ke sebuah pulau di dekat kota Banjarmasin. Di dalam pertapaannya, ia mendapat wangsit agar meminta istrinya menyantap bunga Kastuba. Sukmaraga pun mengikuti perintah itu. Benar seperti petunjuk para dewa, beberapa bulan kemudian permaisurinya hamil. Ia melahirkan sepasang bayi kembar yang sangat elok wajahnya.
Mendengar hal tersebut, timbul keinginan Raja Tua untuk mempunyai putera pula. Kemudian ia pun memohon kepada para dewa agar dikarunia putera. Raja Tua bermimpi disuruh dewa bertapa di Candi Agung, yang terletak di luar kota Amuntai. Raja Tua pun mengikuti petunjuk itu. Ketika selesai menjalankan pertapaan, dalam perjalanan pulang ia menemukan sorang bayi perempuan sedang terapung-apung di sebuah sungai. Bayi tersebut terapung-apung diatas segumpalan buih. Oleh karena itu, bayi yang sangat elok itu kelak bergelar Puteri Junjung Buih.
Raja Tua lalu memerintahkan pengetua istana, Datuk Pujung, untuk mengambil bayi tersebut. Namun alangkah terkejutnya rombongan kerajaan tersebut, karena bayi itu sudah dapat berbicara. Sebelum diangkat dari buih-buih itu, bayi tersebut meminta untuk ditenunkan selembar kain dan sehelai selimut  yang harus diselesaikan dalam waktu setengah hari. Ia juga meminta untuk dijemput dengan empat puluh orang wanita cantik.
Raja Tuapun lalu menyayembarakan permintaan bayi tersebut. Ia berjanji untuk mengangkat orang yang dapat memenuhi permintaan bayi tersebut menjadi pengasuh dari puteri ini. Sayembara itu akhirnya dimenangkan oleh seorang wanita bernama Ratu Kuripan. Selain pandai menenun, iapun memiliki kekuatan gaib. Bukan hanya ia dapat memenuhi persyaratan waktu yang singkat itu, Ratu Kuripan pun menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat mengagumkan. Kain dan selimut yang ditenunnnya sangatlah indah. Seperti yang dijanjikan, kemudian Raja Tua mengangkat Ratu Kuripan menjadi pengasuh si puteri Junjung Buih. Ia ikut berperanan besar dalam hampir setiap keputusan penting menyangkut sang puteri.