Apakah anda Pernah membaca cerita rakyat yang berjudul si
pahit lidah ….. okey simaklah cerita
berikut
Yaaah…… Layaknya
daerah lain, seperti Kisah Gunung Tangkuban Perahu, Candi Borobudur, dll. Danau
Ranau memiliki Legenda tersendiri yaitu SI PAHIT LIDAH dan SI MATA EMPAT.
Konon kabarnya hidup seorang yang
sangat sakti yaitu Si Pahit Lidah, karena saking lidahnya pahit dapat mengkutuk
orang, binatang, atau benda apapun menjadi batu. Hal ini dipercaya karena
adanya situs peninggalan zaman dahulu kala yaitu BATU KEBAYAN (candi sepasang
pengantin) yang puing-puingnya masih tersisa di dekat Desa Jepara, kecamatan Buay
Pematang Ribu Ranau Tengah, kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan. Dan konon
dipercaya banyaknya situs (arca atau patung) di daerah Ranau seperti: Batu
Lesung, di Subik dan sebagainya adalah akibat sumpah dari Si Pahit Lidah.
Beberapa ahli dari Belanda sempat
melakukan penelitian terhadap situs-situs tersebut mereka menyatakan bahwa
situs-situs tersebut adalah peninggalan kebudayaan Budha dan Hindu yang sempat
ada sebelum Islam masuk ke Ranau. Jika ditilik dari sejarah memang dari cerita
Pangeran Singa Juru (Raja pertama Ranau) yang berguru sampai ke Majapahit,
tentulah hal itu masih ada relevansinya.
Kembali ke cerita Si Pahit Lidah,
konon kabarnya pula, ada seorang yang sangat sakti dari daerah lain yaitu Si
Mata Empat, yang ingin menguji kesaktian Si Pahit Lidah.
Lalu terjadilah uji kesaktian
dengan ending kalahnya Si Pahit Lidah. Karena serakah Si Mata Empat menjilat
lidah Si Pahit Lidah dengan tujuan untuk mengambil kesaktiannya. Namun ternyata
Si Mata Empat langsung keracunan dan mati oleh racun dari lidah Si Pahit Lidah.
Cerita diatas tentu saja sebatas
mitos, namun bagi masyarakat Ranau, termasuk saya pribadi cerita tersebut
adalah cerita turun temurun yang merupakan ciri khas dan kebanggaan masyarakat
Ranau.
Bahkan ketika saya lagi SD,
cerita ini pernah diangkat ke layar lebar dengan bintangi oleh aktor senior
Advent Bangun (bintang laga terkenal diera 80 s.d 90-an). Dan semua anak-anak
sekolah SD, SMP, dan SMU diwajibkan menonton film yang menceritakan legenda
tersebut. Cukup lucu memang. Tapi sisi positifnya adalah bangkitnya rasa
kebanggaan terhadap tanah kelahiran yaitu Ranau.
Dan anehnya cerita Si Pahit Lidah
ada juga di daerah kabupaten lain di Sumsel seperti di Pasemah Lahat, konon ada
batu / patung gajah juga kutukan Si Pahit Lidah.
Bagi saya pribadi dengan adanya
legenda adalah sebuah warisan kebudayaan yang harus terus diceritakan ke
generasi penerus. Untuk bercerita bahwa kita punya asal usul.
Dan kita harus bangga dengan bangsa kita yang kaya dengan
warisan budaya.
Sekilas tentang Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat,
ditulis oleh
Rama
sanak Jepara,
umpu alm.Hasbini Ramli,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar