"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2 -- 3).
Makna Takwa
Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan takwa. Di
antaranya, Imam ar-Raghib al-Ashfahani mendefinisikan: "Takwa yaitu menjaga
jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa
yang dilarang, menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan."
Imam an-Nawawi mendefinisikan takwa dengan "menaati perintah
dan larangan-Nya." Maksudnya, menjaga diri dari kemurkaan dan azab Allah.
Hal itu sebagaimana didefinisikan oleh Imam al-Jurjani, "Taqwa yaitu menjaga
diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan
atau meninggalkannya."
Karena itu, siapa yang tidak menjaga dirinya, dari perbuatan
dosa, berarti dia bukanlah orang bertakwa. Maka, orang yang melihat dengan kedua
matanya apa yang diharamkan Allah, atau mendengarkan dengan kedua telinganya apa
yang dimurkai Allah, atau mengambil dengan kedua tangannya apa yang tidak
diridhai Allah, atau berjalan ke tempat yang dikutuk oleh Allah, berarti tidak
menjaga dirinya dari dosa. Jadi, orang yang membangkang perintah Allah serta
melakukan apa yang dilarang-Nya, dia bukanlah termasuk orang-orang yang
bertakwa. Orang yang menceburkan diri ke dalam maksiat sehingga ia pantas
mendapat murka dan siksa dari Allah, maka ia telah mengeluarkan dirinya dari
barisan orang-orang yang bertakwa.
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: "Maknanya,
barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah dengan melakukan apa yang
diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, niscaya Allah akan
memberinya jalan keluar serta rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni
dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya."
Alangkah agung dan besar buah taqwa itu! Abdullah bin Mas'ud
berkata: "Sesungguhnya ayat terbesar dalam hal pemberian janji jalan keluar
adalah: "Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan
keluar baginya."
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatan mereka sendiri." (Al-A'raf: 96).
Dalam ayat yang mulia ini Allah menjelaskan, seandainya
penduduk negeri-negeri merealisasikan dua hal, yakni iman dan takwa, niscaya
Allah akan melapangkan kebaikan (kekayaan) untuk mereka dan memudahkan mereka
mendapatkannya dari segala arah.
"Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum)
Taurat, Injil dan (Alquran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya
mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di
antara mereka ada golongan pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang
dikerjakan oleh kebanyakan mereka." (Al-Ma'idah: 66).
Allah mengabarkan tentang ahli kitab, 'Bahwa seandainya mereka
mengamalkan apa yang ada di dalam Taurat, Injil pada dan Alquran, demikian
seperti dikatakan oleh Abdullah bin Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut,
niscaya Allah memperbanyak rezeki yang diturunkan kepada mereka dari langit dan
yang tumbuh untuk mereka dari bumi. Syekh Yahya bin Umar al-Andalusi berkata:
"Allah menghendaki, wallahu a'lam, bahwa seandainya mereka mengamalkan apa yang
diturunkan di dalam Taurat, Injil dan Alquran niscaya mereka memakan dari atas
dan dari bawah kaki mereka. Maknanya, wallahu'alam, niscaya mereka diberi
kelapangan dan kesempurnaan nikmat dunia,"
Dalam menafsirkan ayat ini, Imam al-Qurthubi mengatakan, "Dan
sejenis dengan ayat ini adalah firman Allah:
"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2 -- 3).
"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2 -- 3).
"Dan bahwasanya jika mereka tetap berjalan di atas jalan itu
(agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar
(rezeki yang banyak)." (Al-Jin: 16).
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai keberkahan dari
langit dan bumi." (Al-A'raf: 96).
Sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat di atas, Allah
menjadikan ketakwaan di antara sebab-sebab rezeki dan menjanjikan untuk
menambahnya bagi orang yang bersyukur. Allah berfirman, "Jika kalian
bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku atasmu." (Ibrahim: 7).
Oleh karena itu, setiap orang yang menginginkan keluasan rezeki
dan kemakmuran hidup hendaknya ia menjaga dirinya dari segala dosa. Hendaknya ia
menaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga
hendaknya ia menjaga diri dari yang menyebabkan berhak mendapat siksa, seperti
melakukan kemungkaran atau meninggalkan kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar