Allah Ta'ala memberikan beberapa nama yang agung dan layak
terhadap al-Qur'an, yaitu nama yang sesuai dengan kedudukan al-Qur'an itu
sendiri yang mengesankan akan keagungannya.
Nama-nama tersebut berisi kandungan al-Qur'an, yaitu berupa rahasia-rahasia yang indah, tujuan yang mulia dan Maqâshid yang agung, hikmah-hikmah yang bijak, kisah-kisah yang mengagumkan serta hukum-hukum yang valid.
Nama-nama yang indah tersebut menunjukkan secara gamblang akan kemuliaan dan kedudukannya yang tinggi, nama-nama yang mengandung hujjah dan dalil bahwa ia adalah kitab Samâwiy, tidak ada dan tidak akan ada yang pernah dapat menyainginya.
Nama-nama yang demikian menarik dan berisi semua yang enak dan baik untuk dinikmati.
Allah Ta'ala memberikan nama-nama yang bervariasi tersebut berbeda sama sekali dan tidak seperti nama yang biasa diberikan dan didengar oleh orang-orang Arab dalam pembicaraan mereka, baik secara global maupun terperinci. Secara global ia dinamai Kitab atau Qur'an. Dan secara terperinci dan terpisah juga dinamai dengan surat, ayat dan Kalimât.
Imam as-Suyuthiy sebagai yang dinukilnya dari al-Jâhizh berkata, "Allah Ta'ala memberikan sebutan bagi Kitab-Nya berbeda dengan sebutan yang biasa digunakan oleh orang-orang Arab dalam pembicaraan-pembicaraan mereka baik secara global maupun terperinci. Dia menyebutnya secara global sebagai Qur'an seperti makna Dîwân (koleksi yang memuat sya'ir-red.,) dan sebagiannya sebagai Surat seperti makna Qashîdah (bagian dari sya'ir-red.,), sebagian dari Surat tersebut sebagai Ayat seperti makna Bait dan akhir ayat sebagai Fâshilah seperti makna Qâfiah…"
Yang dimaksud oleh Imam As-Suyuthiy adalah bahwa kata al-Qur'an, Surat, Ayat dan Fâshilah tidak dikenal oleh orang-orang Arab sebelumnya, demikian juga penggunaannya. Orang-orang Arab hanya mengenal kata Dîwân yang sepadan dengan makna al-Qur'an;Qashîdah sepadan dengan kataSurat ; Bait sepadan dengan kata Ayat dan Fâshilah sepadan dengan kata Qâfiah.
Nama-Nama al-Qur'an
Diantara nama-nama al-Qur'an tersebut adalah:
1. Tanzîl
Allah menamainya dengan Tanzîl dan Munzal karena maknanya adalah yang diturunkan . Jadi, Dia-lah yang menurunkannya kepada Muhammad Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam melalui perantaraan Jibril, karenanya pula ia bukan sihir, olah pertenungan ataupun dongeng-dongeng orang-orang terdahulu.
Penamaan dengan Tanzîl dan Munzal ini terdapat dalam 142 tempat di dalam al-Qur'an, dan penamaannya dengan Tanzîl adalah termasuk yang paling masyhur.
Diantaranya, dapat dilihat pada Q.,s. Luqman:21 ; Muhammad: 2, 26 ; Saba`:6 ; Fushshilat:42 ; al-Hâqqah:43 ; al-Mâ`idah:44.
2. Ayât
Ayat-ayat Allah terdiri dari dua jenis; ayat-ayat yang dibaca dan didengar, yaitu al-Qur'an dan ayat-ayat yang disaksikan, yaitu makhluk-makhluk Allah.
Allah menamai kitab-Nya dengan Ayât dalam 130 tempat di dalam al-Qur'an. Tentunya, tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur'an al-'Aziz adalah Ayât (tanda-tanda) yang jelas dan amat gamblang petunjuknya, membawa bukti yang jelas, yang tidak ada kesamaran di dalamnya. Ayat-ayat yang agung dan lugas, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum.
Penamaan al-Qur'an dengan Ayât juga termasuk diantara nama-nama yang paling masyhur.
Diantaranya dapat dilihat pada Q.,s.al-'Ankabût:23 ; ar-Rûm:53 ; al-Hadîd:9 ; al-Jâtsiyah:6,8,9 ; al-Ahqâf:7.
3. Kitâb
Penamaan al-Qur'an dengan Kitâb terdapat dalam 74 tempat di dalam al-Qur'an. Secara bahasa makna al-Kitâb adalah al-Jam'u (kumpulan; himpunan; koleksi). Allah menamai wahyu yang diturunkan kepada Rasul-Nya sebagai Kitâb karena ia mencakup surat-surat, ayat-ayat, huruf-huruf dan kalimat-kalimat. Juga karena ia menghimpun/mengoleksi berbagai ilmu, berita dan hukum.
Diantaranya dapat dilihat pada Q.,s. al-'Ankabût:47,48, 51 ; al-Baqarah:2 ; Fâthir:29 ; az-Zumar:1; Fushshilat:3 .
4. Qur`ân
Ini merupakan nama yang paling masyhur dan penamaannya terdapat dalam 73 tempat di dalam al-Qur'an.
Dari sisi bahasa makna kata Qur`ân adalah yang dibaca, karena ia dibaca dan makna yang lebih khusus lagi adalah suatu nama (sebutan) bagi Kalam yang mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam .
Penamaan seperti ini, diantaranya dapat dilihat pada Q.,s. an-Nisâ`:82 ; al-Isrâ`: 9, 41, 82, 88 ; Yûnûs;37 ; Yûsuf:3 .
5. Haqq
Allah menamai al-Qur'an dengan al-Haqq dalam 61 ayat di dalam al-Qur'an. Al-Haqq artinya secara bahasa al-'Adl wal Inshâf (keadilan dan sikap menengah). Dalam ucapan orang Arab, kata al-Haqq adalah antonim dari kata al-Bâthil (kebatilan).
Allah adalah Haqq, Rasul-Nya adalah Haqq, al-Qur'an adalah Haqq sementara yang haq itu berhak untuk diikuti.
Penamaan seperti ini, diantaranya dapat dilihat pada Q.,s.Yûnus: 84, 108 ; an-Nisâ`:170 ; al-Mâ`idah: 83, 84 ; al-An'âm: 5 ; Hûd: 17 .
6. Tadzkirah dan Dzikrâ
Penamaan dengan Tadzkirah dan Dzikrâ terdapat dalam 55 tempat di dalam al-Qur'an, atau bisa lebih dari itu.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur'an al-'Aziz merupakan Dzikr dan Tadzkîr , yaitu ia merupakan Dzikr itu sendiri bahkan termasuk Dzikr yang paling afdlal (utama). Membaca al-Qur'an merupakan seutama-utama hal yang dapat mengingatkan (menyadarkan) orang-orang yang berdzikir kepada Allah.
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s. al-Hijr:6,9; Fushshilat:41 ; al-Anbiyâ`:50 ; Shâd: 8, 29 ; Thâhâ: 3 .
7. Wahyu
Penamaan dengan nama ini terdapat dalam 45 ayat di dalam al-Qur'an. Tentunya, tidak diragukan lagi bahwa al-Qur'an adalah wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Ta'ala. Ia adalah wahyu dimana Allah berbicara dengan sebenarnya, ia bukan sihir, olah pertenungan, bukan ucapan yang didustakan dan bukan pula dongeng-dongeng orang-orang terdahulu sebagaimana yang dituduhkan oleh orang-orang kafir Quraisy, ia bukan pula makhluq seperti yang dikatakan oleh golongan Jahmiyyah dan Mu'tazilah. Ia bukan hikayat dari Kalam Allah sebagaimana yang diklaim oleh golongan al-Kullâbiyyah.
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s.an-Najm: 4, 10 ; Yûnus:2 ; az-Zukhruf:43 ; al-Ahzâb: 2 ; al-Anbiyâ`: 108 .
8. Huda
Maknanya adalah petunjuk dan terdapat dalam 47 tempat. Kata al-Huda secara bahasa adalah al-Bayân (penjelasan) atau at-Tawfîq.
Tentunya tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur'an adalah Huda (penjelasan, petunjuk) dari kesesatan dan kebutaan. Ia adalah petunjuk secara hakikat dan makna, ia adalah petunjuk dari kekufuran dan kemunafikan, dari kezhaliman dan tindakan melampaui batas, dari kebingungan dan ketakutan serta petunjuk dari segala hal yang menyimpang dan dapat menjerumuskan.
Memang al-Qur'an adalah petunjuk dan realitas mendukung hal itu. Buktinya, banyak sekali manusia - mencapai juta-an - mendapatkan petunjuknya dengan penuh sukarela, tanpa unsur paksaan karena keistimewaan Islam itu sendiri.
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s. an-Nahl:89 ; al-Qashash:85 ; at-Tawbah:33 ; al-Kahfi: 55; al-Baqarah:97 ; al-Fath:28 ; Ali'Imrân:138 .
9. Shirâth Mustaqîm
Penamaan dengan ini terdapat dalam 33 tempat di dalam al-Qur'an. Kata ash-Shirâth artinya jalan yang dapat mengantarkan kepada tujuan yang diinginkan, sedangkan kata al-Mustaqîm artinya yang tidak ada kepincangan sedikitpun.
I bn Jarir berkata, "Umat dari kalangan Ahli Tafsir sepakat bahwa makna ash-Shirât al-Mustaqîm adalah jalan yang jelas yang tidak ada kepincangan sedikitpun. Dan makna ini digunakan dalam percakapan Bangsa Arab."
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s. al-Fâtihah: 6 ; al-An'âm:153 ; al-An'âm:126 ; Yûnus:25 ; Ali'Imran:101 ; al-Mâ`idah:16 ; al-Hajj:54 .
10. Tibyân dan Bayyinât
Al-Qur'an juga dinamakan dengan Tibyân, Mubîn dan Bayyinât dan penamaan ini terdapat dalam 30 tempat di dalam al-Qur'an. Jumlah ini bisa jadi lebih dari itu.
Al-Qur'an adalah petunjuk dan obat, yang di dalamnya terdapat Bayân (penjelasan) yang amat jelas sekali ; jelas maknanya dan kokoh tata-bahasanya, tidak ada kesamaran atau pun ketidakjelasan padanya.
Di dalam al-Qur'an terdapat penjelasan bagi setiap hajat seluruh manusia di dalam kehidupan sosial mereka dengan ungkapan yang amat menawan dan gaya bahasa yang indah.
Penamaan ini diantaranya dapat dilihat pada Q.,s. ash-Shaff:6; al-Baqarah: 159 ; an-Nûr: 34, 46 ; al-Ahqâf:7 ; al-Hijr:1 ; Ghâfir: 66.
Nama-nama tersebut berisi kandungan al-Qur'an, yaitu berupa rahasia-rahasia yang indah, tujuan yang mulia dan Maqâshid yang agung, hikmah-hikmah yang bijak, kisah-kisah yang mengagumkan serta hukum-hukum yang valid.
Nama-nama yang indah tersebut menunjukkan secara gamblang akan kemuliaan dan kedudukannya yang tinggi, nama-nama yang mengandung hujjah dan dalil bahwa ia adalah kitab Samâwiy, tidak ada dan tidak akan ada yang pernah dapat menyainginya.
Nama-nama yang demikian menarik dan berisi semua yang enak dan baik untuk dinikmati.
Allah Ta'ala memberikan nama-nama yang bervariasi tersebut berbeda sama sekali dan tidak seperti nama yang biasa diberikan dan didengar oleh orang-orang Arab dalam pembicaraan mereka, baik secara global maupun terperinci. Secara global ia dinamai Kitab atau Qur'an. Dan secara terperinci dan terpisah juga dinamai dengan surat, ayat dan Kalimât.
Imam as-Suyuthiy sebagai yang dinukilnya dari al-Jâhizh berkata, "Allah Ta'ala memberikan sebutan bagi Kitab-Nya berbeda dengan sebutan yang biasa digunakan oleh orang-orang Arab dalam pembicaraan-pembicaraan mereka baik secara global maupun terperinci. Dia menyebutnya secara global sebagai Qur'an seperti makna Dîwân (koleksi yang memuat sya'ir-red.,) dan sebagiannya sebagai Surat seperti makna Qashîdah (bagian dari sya'ir-red.,), sebagian dari Surat tersebut sebagai Ayat seperti makna Bait dan akhir ayat sebagai Fâshilah seperti makna Qâfiah…"
Yang dimaksud oleh Imam As-Suyuthiy adalah bahwa kata al-Qur'an, Surat, Ayat dan Fâshilah tidak dikenal oleh orang-orang Arab sebelumnya, demikian juga penggunaannya. Orang-orang Arab hanya mengenal kata Dîwân yang sepadan dengan makna al-Qur'an;Qashîdah sepadan dengan kataSurat ; Bait sepadan dengan kata Ayat dan Fâshilah sepadan dengan kata Qâfiah.
Nama-Nama al-Qur'an
Diantara nama-nama al-Qur'an tersebut adalah:
1. Tanzîl
Allah menamainya dengan Tanzîl dan Munzal karena maknanya adalah yang diturunkan . Jadi, Dia-lah yang menurunkannya kepada Muhammad Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam melalui perantaraan Jibril, karenanya pula ia bukan sihir, olah pertenungan ataupun dongeng-dongeng orang-orang terdahulu.
Penamaan dengan Tanzîl dan Munzal ini terdapat dalam 142 tempat di dalam al-Qur'an, dan penamaannya dengan Tanzîl adalah termasuk yang paling masyhur.
Diantaranya, dapat dilihat pada Q.,s. Luqman:21 ; Muhammad: 2, 26 ; Saba`:6 ; Fushshilat:42 ; al-Hâqqah:43 ; al-Mâ`idah:44.
2. Ayât
Ayat-ayat Allah terdiri dari dua jenis; ayat-ayat yang dibaca dan didengar, yaitu al-Qur'an dan ayat-ayat yang disaksikan, yaitu makhluk-makhluk Allah.
Allah menamai kitab-Nya dengan Ayât dalam 130 tempat di dalam al-Qur'an. Tentunya, tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur'an al-'Aziz adalah Ayât (tanda-tanda) yang jelas dan amat gamblang petunjuknya, membawa bukti yang jelas, yang tidak ada kesamaran di dalamnya. Ayat-ayat yang agung dan lugas, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum.
Penamaan al-Qur'an dengan Ayât juga termasuk diantara nama-nama yang paling masyhur.
Diantaranya dapat dilihat pada Q.,s.al-'Ankabût:23 ; ar-Rûm:53 ; al-Hadîd:9 ; al-Jâtsiyah:6,8,9 ; al-Ahqâf:7.
3. Kitâb
Penamaan al-Qur'an dengan Kitâb terdapat dalam 74 tempat di dalam al-Qur'an. Secara bahasa makna al-Kitâb adalah al-Jam'u (kumpulan; himpunan; koleksi). Allah menamai wahyu yang diturunkan kepada Rasul-Nya sebagai Kitâb karena ia mencakup surat-surat, ayat-ayat, huruf-huruf dan kalimat-kalimat. Juga karena ia menghimpun/mengoleksi berbagai ilmu, berita dan hukum.
Diantaranya dapat dilihat pada Q.,s. al-'Ankabût:47,48, 51 ; al-Baqarah:2 ; Fâthir:29 ; az-Zumar:1; Fushshilat:3 .
4. Qur`ân
Ini merupakan nama yang paling masyhur dan penamaannya terdapat dalam 73 tempat di dalam al-Qur'an.
Dari sisi bahasa makna kata Qur`ân adalah yang dibaca, karena ia dibaca dan makna yang lebih khusus lagi adalah suatu nama (sebutan) bagi Kalam yang mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Shallallâhu 'alaihi Wa Sallam .
Penamaan seperti ini, diantaranya dapat dilihat pada Q.,s. an-Nisâ`:82 ; al-Isrâ`: 9, 41, 82, 88 ; Yûnûs;37 ; Yûsuf:3 .
5. Haqq
Allah menamai al-Qur'an dengan al-Haqq dalam 61 ayat di dalam al-Qur'an. Al-Haqq artinya secara bahasa al-'Adl wal Inshâf (keadilan dan sikap menengah). Dalam ucapan orang Arab, kata al-Haqq adalah antonim dari kata al-Bâthil (kebatilan).
Allah adalah Haqq, Rasul-Nya adalah Haqq, al-Qur'an adalah Haqq sementara yang haq itu berhak untuk diikuti.
Penamaan seperti ini, diantaranya dapat dilihat pada Q.,s.Yûnus: 84, 108 ; an-Nisâ`:170 ; al-Mâ`idah: 83, 84 ; al-An'âm: 5 ; Hûd: 17 .
6. Tadzkirah dan Dzikrâ
Penamaan dengan Tadzkirah dan Dzikrâ terdapat dalam 55 tempat di dalam al-Qur'an, atau bisa lebih dari itu.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur'an al-'Aziz merupakan Dzikr dan Tadzkîr , yaitu ia merupakan Dzikr itu sendiri bahkan termasuk Dzikr yang paling afdlal (utama). Membaca al-Qur'an merupakan seutama-utama hal yang dapat mengingatkan (menyadarkan) orang-orang yang berdzikir kepada Allah.
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s. al-Hijr:6,9; Fushshilat:41 ; al-Anbiyâ`:50 ; Shâd: 8, 29 ; Thâhâ: 3 .
7. Wahyu
Penamaan dengan nama ini terdapat dalam 45 ayat di dalam al-Qur'an. Tentunya, tidak diragukan lagi bahwa al-Qur'an adalah wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Ta'ala. Ia adalah wahyu dimana Allah berbicara dengan sebenarnya, ia bukan sihir, olah pertenungan, bukan ucapan yang didustakan dan bukan pula dongeng-dongeng orang-orang terdahulu sebagaimana yang dituduhkan oleh orang-orang kafir Quraisy, ia bukan pula makhluq seperti yang dikatakan oleh golongan Jahmiyyah dan Mu'tazilah. Ia bukan hikayat dari Kalam Allah sebagaimana yang diklaim oleh golongan al-Kullâbiyyah.
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s.an-Najm: 4, 10 ; Yûnus:2 ; az-Zukhruf:43 ; al-Ahzâb: 2 ; al-Anbiyâ`: 108 .
8. Huda
Maknanya adalah petunjuk dan terdapat dalam 47 tempat. Kata al-Huda secara bahasa adalah al-Bayân (penjelasan) atau at-Tawfîq.
Tentunya tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur'an adalah Huda (penjelasan, petunjuk) dari kesesatan dan kebutaan. Ia adalah petunjuk secara hakikat dan makna, ia adalah petunjuk dari kekufuran dan kemunafikan, dari kezhaliman dan tindakan melampaui batas, dari kebingungan dan ketakutan serta petunjuk dari segala hal yang menyimpang dan dapat menjerumuskan.
Memang al-Qur'an adalah petunjuk dan realitas mendukung hal itu. Buktinya, banyak sekali manusia - mencapai juta-an - mendapatkan petunjuknya dengan penuh sukarela, tanpa unsur paksaan karena keistimewaan Islam itu sendiri.
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s. an-Nahl:89 ; al-Qashash:85 ; at-Tawbah:33 ; al-Kahfi: 55; al-Baqarah:97 ; al-Fath:28 ; Ali'Imrân:138 .
9. Shirâth Mustaqîm
Penamaan dengan ini terdapat dalam 33 tempat di dalam al-Qur'an. Kata ash-Shirâth artinya jalan yang dapat mengantarkan kepada tujuan yang diinginkan, sedangkan kata al-Mustaqîm artinya yang tidak ada kepincangan sedikitpun.
I bn Jarir berkata, "Umat dari kalangan Ahli Tafsir sepakat bahwa makna ash-Shirât al-Mustaqîm adalah jalan yang jelas yang tidak ada kepincangan sedikitpun. Dan makna ini digunakan dalam percakapan Bangsa Arab."
Penamaan ini dapat dilihat pada Q.,s. al-Fâtihah: 6 ; al-An'âm:153 ; al-An'âm:126 ; Yûnus:25 ; Ali'Imran:101 ; al-Mâ`idah:16 ; al-Hajj:54 .
10. Tibyân dan Bayyinât
Al-Qur'an juga dinamakan dengan Tibyân, Mubîn dan Bayyinât dan penamaan ini terdapat dalam 30 tempat di dalam al-Qur'an. Jumlah ini bisa jadi lebih dari itu.
Al-Qur'an adalah petunjuk dan obat, yang di dalamnya terdapat Bayân (penjelasan) yang amat jelas sekali ; jelas maknanya dan kokoh tata-bahasanya, tidak ada kesamaran atau pun ketidakjelasan padanya.
Di dalam al-Qur'an terdapat penjelasan bagi setiap hajat seluruh manusia di dalam kehidupan sosial mereka dengan ungkapan yang amat menawan dan gaya bahasa yang indah.
Penamaan ini diantaranya dapat dilihat pada Q.,s. ash-Shaff:6; al-Baqarah: 159 ; an-Nûr: 34, 46 ; al-Ahqâf:7 ; al-Hijr:1 ; Ghâfir: 66.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar