"Telah nyata kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(Ar-Ruum: 41).
Di tengah hiruk pikuknya pembangunan dunia sekarang ini, kita
dihadapkan pada kenyataan bahwa pembangunan secara langsung maupun tidak,
mengharuskan timbulnya kehancuran di sisi lain. Tuntutan yang besar dari
pembangunan terhadap ketersediaan bahan baku dan sumber daya alam telah
mendorong banyak anak manusia untuk melakukan pengrusakan di belahan lain dari
bumi ini demi mengambil keuntungan sesaat dari pembangunan itu. Lihatlah
bagaimana hutan-hutan ditebangi pohon-pohonnya untuk sekedar mendapatkan kayu
yang indah dan kuat untuk memenuhi selera pembangunan, tanpa menghiraukan akibat
yang akan menimpa lingkungan. Bahkan, sudah banyak yang merasakan akibatnya,
mulai dari tanah longsor, banjir dan sebagainya. Juga ada pembakaran hutan
sebagai cara murah untuk membuka lahan tanpa mempedulikan kehidupan orang lain
yang terganggu oleh asap yang tebal, baik kesehatan masyarakat, kegiatan
perekonomian, dan kepentigan umum lainnya.
Pembangunan itu penting, namun melindungi diri dari ketamakan
pembangunan itu lebih penting. Pembangunan harus dilanjutkan dengan tetap
menjaga alam dan lingkungan dari pengrusakan. Logikanya adalah bahwa membangun
sambil merusak sama dengan nol.
Banyak lagi kehancuran yang ditimbulkan oleh ulah manusia yang
rakus dan bodoh. Banjir yang melanda kita beberapa saat yang lalu juga merupakan
akibat perbuatan kita yang suka menjadikan got-got dan saluran pembuangan air
sebagai tempat sampah. Juga akibat perbuatan kita yang tak peduli dengan
kelestarian sungai sebagai saluran utama bagi air hujan. Kehancuran-kehancuran
yang ditimbulkan kerusuhan dan demo-demo juga tidak sedikit. Sementara di
lautan, ketamakan manusia juga menimbulkan kerusakan yang tak sedikit, mulai
dari penghancuran terumbu karang, penggalian pasir laut, tumpahan minyak,
perburuan dan penangkapan ikan-ikan yang tak mengenal batas telah menimbulkan
kesengsaraan pada sebagian ummat manusia, serta kerusakan alam.
Udara juga tak ketinggalan terkena kerusakan, bolongnya ozon
sedikit demi sedikit telah menimbulkan berbagai efek yang tak pernah ada
sebelumnya, yang ditimbulkan oleh radiasi sinar matahari yang tak lagi disaring
oleh ozon. Lalu timbullah ketakutan pada sebagian bangsa akan habisnya riwayat
bumi ini, lalu mereka mulai memikirkan dan membuat stasiun-stasiun angkasa
sebagai tempat mengungsi manusia jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Kerusakan dan kehancuran dalam kehidupan manusia dengan segala
aspeknya juga lebih dahsyat. Pembunuhan massal mau pun tidak, dekadensi moral,
ketamakan, iri dan dengki telah mengantarkan manusia menuju derajat yang lebih
rendah dari binatang ternak sekalipun.
Lembaran ini tak akan cukup untuk mengungkapkan semua kehancuran yang diakibatkan oleh perbuatan manusia di muka bumi ini, baik laut mau pun darat. Untuk menanggulangi hal ini kita selalu meminta kesadaran dari semua orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, sayangnya kita tak pernah menyadari bahwa ketamakan dan kerakusan kita merupakan biang semua itu, dan lagi pula kita tidak tahu bagaimana membentuk generasi yang sadar. Setiap hari generasi kita hanya dicekoki dengan segala keindahan dan kesenangan dunia, sehingga membuat mereka lalai akan kewajiban mereka. Mereka hanya sibuk berpesta dengan segala kesenangan semunya.
Lembaran ini tak akan cukup untuk mengungkapkan semua kehancuran yang diakibatkan oleh perbuatan manusia di muka bumi ini, baik laut mau pun darat. Untuk menanggulangi hal ini kita selalu meminta kesadaran dari semua orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, sayangnya kita tak pernah menyadari bahwa ketamakan dan kerakusan kita merupakan biang semua itu, dan lagi pula kita tidak tahu bagaimana membentuk generasi yang sadar. Setiap hari generasi kita hanya dicekoki dengan segala keindahan dan kesenangan dunia, sehingga membuat mereka lalai akan kewajiban mereka. Mereka hanya sibuk berpesta dengan segala kesenangan semunya.
Seharusnyalah kita menyisihkan waktu untuk merenungi segala
perbuatan kita setiap harinya. Dengan begitu kita dapat melakukan evaluasi dini
pada segala perbuatan yang akan merugikan dan merusak. Semoga Allah menunjuki
kita jalan yang lebih baik.