Legenda Petilsan Makam Joko Budug (cerita
singkat Petilasan Makam Joko Budug). Joko Budug nama lengkapnya adalah Raden
Haryo Bangsal Putra Raja Majapahit. Pada suatu ketika Joko Budug / R. Haryo
Bangsal pergi dari rumah sampailah di desa Bayem Taman Daerah Sine Ngawi mampir
ke rumah Mbok Rondho Dadapan sampai beberapa waktu.
Di dekat desa BayemTaman ada Kerajaan yang
namanya Kerajaan POHAN. Raja POHAN mempunyai Pohon Pisang Pupus Cinde Mas, di
Gunung Liliran, Pada musim kemarau pohon pisang Pupus Cinde Mas layu. Raja
Pohan mengadakan Sayembara “ Barang Siapa yang bisa mengalirkan air ke pohon
pisang Pupus Cinde Mas, Kalau laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya, kalau
wanita akan dijadikan Sedulur Sinorowati / anak angkat “.
Joko Budug mendengar bahwa Raja Pohan mengadakan sayembara, Beliau pamit akan mohon do’a restu pada Mbak Rondho Dadapan, Mbok Rondho Dadapan merestui akhirnya Joko Budug mengikuti Sayembara tersebut. Dengan kesaktiannya Joko Budug berhasil membuat terowongan dengan tangan kosong, sehingga air mengalir ke tanaman pohon pisang Pupus Cinde Mas. Akhirnya Joko Budug akan dikawinkan dengan Putri Raja Pohan. Berhubung Joko Budug badannya rata penyakit kulit/gudig. Raja Pohan memerintahkan Patih untuk memandikan/mbilasi Joko Budug di Sendang Gampingan sekarang dukuh Gamping. Sang Patih melaksanakan perintah Raja. Sang Patih agak kurang pendengarannya/tuli Perintah Sang Raja untuk mbilasidi dengar sang patih untuk Nelasi. Sampai disekat Sendang Gampingan Joko Budug dihabisi/dibunuh.
Setelah itu dibuatkan lubang kubur sepanjang orang biasa, setelah dimasukkan ternyata tidak muat, jasadnya tidak bisa masuk lubang kubur dan penjangnya ditambah lagi mencapai 11 (sebelas) meter. namun tidak cukup juga. Pada waktu itu sesepuh Kerajaan Pohan mendapat wangsit agar Joko Budug dimakamkan bersama Calon Istrinya (anak Raja Pohan) di gunung Liliran. Akhirnya Joko Budug di makamkan digunung liliran bersama calon istrinya. Akhirnya Sang Raja Majapahit mendengar kematian Putranya (Joko Budug ) jasad keduanya di bawa ke Majapahit.
Demikian cerita singkat Makam Joko Budug alias R. Haryo Bangsal yang terletak di Gampingan yang sekarang di sebut dukuh Gamping dan di gunung liliran tinggal petilasan makam.
Sampai sekarang Petilasan Makam Joko Budug ( R. Haryo Bangsal ) yang berada di Gamping maupun di Gunung Liliran banyak pengunjung yang ziarah terutama pada malam Jum’at Legi bulan Suro .
Di dekat desa Bayem
Joko Budug mendengar bahwa Raja Pohan mengadakan sayembara, Beliau pamit akan mohon do’a restu pada Mbak Rondho Dadapan, Mbok Rondho Dadapan merestui akhirnya Joko Budug mengikuti Sayembara tersebut. Dengan kesaktiannya Joko Budug berhasil membuat terowongan dengan tangan kosong, sehingga air mengalir ke tanaman pohon pisang Pupus Cinde Mas. Akhirnya Joko Budug akan dikawinkan dengan Putri Raja Pohan. Berhubung Joko Budug badannya rata penyakit kulit/gudig. Raja Pohan memerintahkan Patih untuk memandikan/mbilasi Joko Budug di Sendang Gampingan sekarang dukuh Gamping. Sang Patih melaksanakan perintah Raja. Sang Patih agak kurang pendengarannya/tuli Perintah Sang Raja untuk mbilasidi dengar sang patih untuk Nelasi. Sampai disekat Sendang Gampingan Joko Budug dihabisi/dibunuh.
Setelah itu dibuatkan lubang kubur sepanjang orang biasa, setelah dimasukkan ternyata tidak muat, jasadnya tidak bisa masuk lubang kubur dan penjangnya ditambah lagi mencapai 11 (sebelas) meter. namun tidak cukup juga. Pada waktu itu sesepuh Kerajaan Pohan mendapat wangsit agar Joko Budug dimakamkan bersama Calon Istrinya (anak Raja Pohan) di gunung Liliran. Akhirnya Joko Budug di makamkan digunung liliran bersama calon istrinya. Akhirnya Sang Raja Majapahit mendengar kematian Putranya (Joko Budug ) jasad keduanya di bawa ke Majapahit.
Demikian cerita singkat Makam Joko Budug alias R. Haryo Bangsal yang terletak di Gampingan yang sekarang di sebut dukuh Gamping dan di gunung liliran tinggal petilasan makam.
Sampai sekarang Petilasan Makam Joko Budug ( R. Haryo Bangsal ) yang berada di Gamping maupun di Gunung Liliran banyak pengunjung yang ziarah terutama pada malam Jum’at Legi bulan Suro .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar